Menelusuri Asal-Usul Nenek Moyang Kucing 65 Juta Tahun yang Lalu
Nenek moyang kucing ini memiliki karakteristik yang sangat mirip dengan kucing modern yang kita kenal saat ini.
Kucing adalah salah satu hewan peliharaan yang sangat digemari oleh banyak orang. Namun, menarik untuk dicatat bahwa nenek moyang dari hewan lucu ini merupakan spesies pemangsa yang memiliki sifat agresif. Nenek moyang kucing, yaitu Miacis, muncul sekitar 65 juta tahun yang lalu, pada masa Paleosen dan Eosen.
Spesies ini merupakan nenek moyang awal dari berbagai karnivora modern yang kita kenal saat ini. Miacis jauh lebih tua dibandingkan Felis silvestris lybica, yang dianggap sebagai nenek moyang kucing domestik yang ada sekarang, yang muncul sekitar 10.000 tahun yang lalu.
-
Siapa kucing tertua di dunia? Creme Puff adalah kucing tertua di dunia yang tercatat hidup selama 38 tahun dan 3 hari di Austin, Texas.
-
Siapa yang meneliti nenek moyang makhluk hidup? Moody dan rekan-rekannya telah melangkah lebih jauh. Mereka fokus pada lima set gen 'paralog', atau duplikat, yang ditemukan pada banyak bakteri dan archaea, menunjukkan bahwa penggandaan terjadi sebelum LUCA terpecah dan berkembang biak.
-
Dari mana asal Kucing Birman? Kucing Birman berasal dari Burma dan dikenal karena kepribadian mereka yang cerdas.
-
Hewan apa yang mirip dengan makhluk jutaan tahun lalu? Dilansir dari livescience, berdasarkan konsep Charles Darwin membawa kita kepada spesies yang seolah-olah membeku dalam waktu, mempertahankan ciri anatomis nenek moyang mereka yang ditemukan dalam catatan fosil.
-
Bagaimana para peneliti menentukan usia nenek moyang makhluk hidup? Dalam studi baru ini, Edmund Moody, pakar genomik di Universitas Bristol, mengembangkan metode untuk prediksi usia LUCA. Pendekatan umum bergantung pada tingkat mutasi genetik yang berbeda-beda namun diketahui pada spesies mikroba, serta kecepatan transfer gen di antara mereka, untuk menciptakan semacam jam molekuler.
-
Bagaimana hewan purba ini berevolusi? Selama era Ledakan Kambrium, beberapa hewan berevolusi untuk dapat membuat kerangka luarnya sendiri, suatu proses yang dikenal sebagai sklerotisasi.
Menurut laman A-Z Animals pada Sabtu (19/10), Miacis termasuk dalam famili Miacoidea dan berada dalam kelompok yang sama dengan Carnivoramorpha. Meskipun Miacis berkerabat dekat dengan ordo Carnivora, hanya Miacis australis dan Miacis cognitus yang tergolong sebagai karnivora sejati.
Miacis memiliki banyak kesamaan dengan kucing modern yang sering kita lihat, termasuk tubuhnya yang kecil dan ramping, serta telinga dan ekor yang panjang. Dari segi perilaku, Miacis menunjukkan kemampuan yang serupa dengan kucing masa kini. Ia memiliki kebiasaan berburu dengan menggunakan kuku untuk menangkap mangsa. Selain itu, Miacis juga memanfaatkan suara untuk menarik perhatian atau mengekspresikan dirinya.
Seiring berjalannya waktu, Miacis berevolusi menjadi berbagai keturunan, mulai dari kucing besar hingga kucing domestik yang kita kenal sekarang. Kucing modern memiliki berbagai karakteristik, warna bulu, dan ras yang bervariasi di seluruh dunia.
Miacis, yang penampilannya mirip musang, memiliki tubuh panjang dengan kaki pendek dan tergolong sebagai omnivora, yang berarti ia dapat mengonsumsi sayuran dan daging, berbeda dengan kucing modern yang merupakan karnivora.
Proses Domestikasi Kucing
Miacis dan Felis silvestris lybica berasal dari jalur evolusi yang berbeda. Miacis berperan sebagai nenek moyang awal yang menjadi cikal bakal berbagai spesies karnivora, sedangkan Felis silvestris lybica merupakan nenek moyang langsung kucing domestik yang kita kenal saat ini.
Kucing liar Afrika (Felis silvestris lybica) mengalami sejumlah perubahan evolusi, yang menjadikan mereka lebih mampu beradaptasi dan hidup berdampingan dengan manusia. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature mengungkapkan bahwa populasi kucing liar Afrika di daerah Timur Dekat dan Mesir berperan penting dalam pembentukan gen kucing domestik pada periode sejarah yang berbeda.
Proses penyebaran kucing domestik mulai meningkat pada masa Klasik, ketika kucing dari Mesir mulai menyebar ke berbagai belahan dunia. Namun, karena minimnya bukti arkeologis yang tersisa, hipotesis mengenai domestikasi kucing awal sangat bergantung pada beberapa studi kasus zooarkeologi.
Penyebaran kucing diperkirakan dimulai sekitar 10.000 tahun yang lalu di daerah yang kini dikenal sebagai Turki modern. Analisis DNA menunjukkan bahwa tempat tersebut kemungkinan besar adalah asal mula nenek moyang kucing liar. Kucing liar terbukti sangat efektif dalam mengendalikan populasi hewan pengerat yang menjadi masalah bagi para petani awal.
Seiring dengan perkembangan revolusi pertanian, kucing pun mulai menyebar. Pada tahun 2.500 SM, kucing telah mencapai Siprus, di mana sebelumnya tidak ada kucing sama sekali.
Kucing dari Mesir
Kucing Mesir menjadi sangat diminati oleh orang Romawi dan Viking, yang membawa kucing ke kapal mereka untuk mengatasi masalah hama. Kedua kelompok ini berperan penting dalam penyebaran kucing ke berbagai wilayah, termasuk Afrika, Eropa, dan Asia.
Menurut laman Science News yang dikutip pada Jumat (18/10), mayoritas kucing domestik memiliki kesamaan yang signifikan dengan kucing liar. Namun, terdapat 13 gen yang mengalami perubahan akibat seleksi alam selama proses domestikasi. Selama proses domestikasi, kucing liar mengalami berbagai perubahan pada beberapa organ tubuhnya.
Kucing domestik saat ini menunjukkan pengurangan pada bagian otak yang berkaitan dengan agresi, ketakutan, dan reaktivitas secara keseluruhan. Selain itu, panjang usus kucing domestik juga lebih besar, yang memungkinkan mereka mencerna makanan nabati yang diberikan oleh manusia dengan lebih efisien.
Salah satu perubahan evolusi yang paling mencolok selama domestikasi kucing adalah perilakunya. Masyarakat sering kali menganggap bahwa kucing rumah adalah makhluk yang menyendiri, tetapi anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Ketika banyak kucing domestik tinggal bersama, terutama di tempat-tempat di mana manusia menyediakan makanan dalam jumlah besar, mereka cenderung membentuk kelompok sosial.
Hal ini menunjukkan bahwa kucing domestik memiliki kemampuan untuk berinteraksi dan beradaptasi dalam lingkungan sosial yang lebih kompleks. Dengan demikian, kucing domestik bukan hanya sekadar hewan peliharaan, melainkan juga memiliki perilaku sosial yang menarik untuk dipelajari.
Perubahan-perubahan ini menandakan bahwa kucing telah beradaptasi dengan baik dalam kehidupan bersama manusia, membuktikan bahwa mereka adalah makhluk yang lebih sosial daripada yang sering diasumsikan.