China bakal bangun pembangkit listrik di luar angkasa
Pembangkit listrik ini diklaim dapat memanfaatkan tenaga surya secara maksimal di banding pembangkit serupa di Bumi.
Usaha untuk menghilangkan polusi udara di Bumi dan memecahkan masalah krisis energi terus berjalan di seluruh dunia. Salah satu ide paling menghebohkan hadir dari China yang berencana bangun pembangkit listrik di luar angkasa.
Dilansir Telegraph (30/3), ilmuwan China saat ini dikabarkan tengah mempertimbangkan pembangunan stasiun pembangkit listrik tenaga surya seluas 36.000 kilometer yang akan dioperasikan dan dibawa ke luar angkasa.
-
Apa yang menjadi pemicu semangat Jakarta Electric PLN untuk bangkit? Ketertinggalan menjadi sesuatu yang memacu semangat. Hal inilah yang berhasil dibuktikan oleh Jakarta Electric PLN yang berhasil comeback atas Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia.
-
Apa yang dimaksud dengan energi listrik? Energi listrik adalah bentuk energi yang dihasilkan oleh pergerakan partikel bermuatan, khususnya elektron, melalui suatu penghantar atau rangkaian tertutup.
-
Kenapa tiang listrik itu terbakar? Diduga, terbakarnya tiang listrik itu dipicu korsleting atau hubungan arus pendek.
-
Kapan Kota Solo resmi dialiri listrik? Pada 12 Maret 1901, Kota Solo resmi dialiri listrik.
-
Bagaimana Jakarta Electric PLN bisa unggul di set pertama melawan Jakarta Livin Mandiri? Serangan dua pemain asing yaitu Marina Markova dan Katerina Zhidkova membuat PLN unggul 25-19.
-
Mengapa Pemkab Cilacap berencana menguji coba perahu nelayan berenergi listrik? Peralihan ke energi listrik ini disinyalir lebih ekonomis dibanding menggunakan bahan bakar yang lama.
Jika proyek ini nantinya terwujud, maka ini akan melampaui skala proyek Apollo dan International Space Station, yang menjadi proyek ruang angkasa terbesar yang pernah dilakukan umat manusia.
Pembangkit listrik ini nantinya akan berwujud pesawat ruang angkasa super yang mengorbit secara geosynchronous dan dilengkapi dengan panel surya berukuran besar. Nantinya listrik yang dihasilkan akan dikonversi ke dalam bentuk gelombang micro atau laser dan dikirim ke kolektor yang ada di Bumi.
"Nantinya proyek ini akan jadi sebuah pembangkit listrik ruang angkasa dengan ukuran sangat besar dan sangat ekonomis, dengan luas total panel surya mencapai 5 sampai 6 kilometer persegi." ujar Wang Xiji, akademisi dari Chinese Academy of Sciences (CAS) dan anggota dari International Academy of Astronautics.
Pembangkit listrik luar angkasa ini disebut bakal setara dengan 12 dari Beijing Tian'anmen Square yang jadi alun-alun publik terbesar di dunia. "Mungkin orang-orang di Bumi bisa melihatnya di langit pada malam hari, seperti bintang." tambah Wang.
Ide pembangkit luar angkasa ini sendiri dikatakan Wang tercetus dari potensi listrik yang bakal dihasilkan yang sangat masif dibanding dengan pembangkit listri tenaga surya di Bumi. Jika di Bumi jenis pembangkit ini masih dipengaruhi fluktuasi siang dan malam, serta cuaca, sementara nantinya generator berbasis ruang angkasa ini dapat mengumpulkan menghasilkan listrik sepuluh kali lebih banyak dengan luas panel surya yang sama.
"Jika kita memiliki ruang teknologi tenaga surya, harapannya kita bisa mengatasi krisis energi di Bumi," kata Duan Baoyan, anggota Chinese Academy of Engineering (CAE).
Namun, ide pembangkit listrik di luar angkasa ini bakal menemui kesulitan utama yaitu alat transportasi ke luar angkasa. Misalkan pembangkit listrik komersial ini akan berbobot lebih dari 10.000 ton, maka bakal sulit menciptakan pesawat luar angkasa yang akan bisa membawanya dalam satu kali angkut.
"Kami membutuhkan roket peluncur dengan biaya rasional untuk bisa mengangkat berat tersebut," kata Wang yang juga menjadi perancang roket pertama buatan China lebih dari 40 tahun yang lalu.
"Kita juga perlu untuk membuat panel surya yang sangat tipis dan ringan. Berat panel harus kurang dari 200 gram per meter persegi." tambahnya.
Namun, dirinya yakin bahwa China dapat membangun pembangkit listrik tenaga surya di luar angkasa ini ke depannya. Sementara itu, Li Ming, wakil presiden China Academy of Space Technology mengatakan, "China akan membangun stasiun ruang angkasa di sekitar tahun 2020, yang akan membuka peluang untuk mengembangkan teknologi pembangkit listrik tenaga surya di luar angkasa."
(mdk/dzm)