Djarum jadi jagoan brand yang sering pasang iklan TV
Djarum cukup kencang dengan perkiraan belanja iklan TV-nya menembus angka Rp 1 triliun per tahun
Meskipun ekonomi negeri ini tengah melambat dan prediksi belanja iklan TV menurun tahun ini, namun ternyata hal itu tak berdampak pada brand yang satu ini. Berdasarkan pengamatan dari Adstensity-aplikasi monitoring iklan-iklan TV buatan PT Sigi Kaca Pariwara-brand Djarum termasuk yang masih agresif melakukan promosinya melalui iklan TV di tengah perlambatan ekonomi.
Sepanjang tahun 2015, Djarum cukup kencang dengan perkiraan belanja iklan TV-nya menembus angka Rp 1 triliun per tahun. Setelah Djarum, disusul oleh Sampoerna yang nyaris menyentuh angka Rp 1 triliun.
-
Apa masalah yang dialami oleh TV? Salah satu masalah yang mungkin Anda temui adalah kondisi TV layar mati ada suara. Ini biasanya ditandai dengan suara tayangan yang terdengar jelas, namun layar TV tidak menampilkan gambar apa pun.
-
Apa perbedaan utama antara e-commerce dan marketplace? Meskipun keduanya seringkali digunakan secara bergantian, namun sebenarnya ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
-
Bagaimana Vidio meningkatkan layanannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen Indonesia? Serta menjaring engineer lokal terbaik untuk mengembangkan beragam fitur yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen Indonesia.
-
Kenapa Hari Jomblo di Tiongkok menjadi Hari Belanja Online? Seperti halnya Hari Valentine di Amerika Serikat yang dianut oleh Hallmark, Hari Jomblo di Tiongkok juga dikooptasi oleh raksasa e-commerce Alibaba pada tahun 2009 dan diubah menjadi hari belanja online besar-besaran.
-
Siapa yang melakukan riset tentang kepuasan berbelanja online di e-commerce? Melihat situasi pasar digital di awal tahun 2024 yang terus bergerak mengikuti perkembangan kebutuhan dan preferensi masyarakat, IPSOS melakukan riset dengan tajuk ”Pengalaman dan Kepuasan Belanja Online di E-commerce”.
-
Mengapa munculnya stasiun televisi swasta membawa dampak besar di industri pertelevisian Indonesia? Namun, dengan perkembangan teknologi dan tuntutan akan variasi program, masyarakat mulai menginginkan adanya pilihan yang lebih beragam. Hal ini mendorong lahirnya stasiun televisi swasta seperti RCTI, SCTV, ANTV, dan Indosiar.
Nah, selain brand-brand yang memang lazim muncul di TV, nampaknya tahun ini juga merupakan moment bagi para perusahaan e-commerce untuk unjuk gigi memasang iklan di TV. Ada dua perusahaan e-commerce yang terekam getol muncul di layar kaca, yakni Tokopedia dan Traveloka.
Diprediksi, kedua perusahaan e-commerce tersebut rela merogoh kocek hingga setengah triliun sepanjang tahun 2015. Menurut catatan Adstensity, Tokopedia mengeluarkan budget iklannya hingga Rp 559 miliar dan Traveloka sekitar Rp 553 miliar.
"Belanja iklan e-commerce tahun ini diprediksikan 2 persen dari total belanja iklan. Tahun 2016 bisa menjadi 4 persen," ujar CEO PT Sigi Kaca Pariwara, Sapto Anggoro, seusai acara penandatangan Mou antara Adstensity dengan Adstream World Wide di Jakarta, Kamis (10/12).
Adapun 10 brand yang terekam oleh Adstensity getol muncul di layar kaca di antaranya Djarum (Rp 1 Triliun), Sampoerna (Rp 902 Miliar), Pepsodent (Rp 804 Miliar), Dettol (Rp 761 Miliar), Lifebuoy (Rp 730 Miliar), FrisianFlag (Rp 664 Miliar), Indomie (Rp 593 Miliar), Mie Sedap (Rp 583 Miliar), Tokopedia (Rp 559 Miliar), dan Traveloka (Rp 553 Miliar).
Baca juga:
Harbolnas 2015, dikritik YLKI sampai kabarnya tak didukung asosiasi
BPS akan data omset usaha jual beli online mulai tahun depan
Kartu debit lebih digemari buat belanja online daripada kartu kredit
140 E-commerce semarakkan Hari Belanja Online Nasional 2015
Genjot pelanggan korporat, Indosat Ooredoo fokuskan tiga hal