E-commerce asli Indonesia bisa jadi juara di negeri sendiri
Bukalapak maupun Tokopedia mampu merebut hati para konsumen Indonesia di tengah gempuran situs jual beli online global
Penetrasi internet yang terus tumbuh dari tahun ke tahun, tentu saja memengaruhi pola masyarakat dalam menggunakan internet.
Sudah menjadi rahasia umum, jika berbelanja online merupakan salah satu dari bergesernya gaya hidup masyarakat di negeri ini. Alhasil, potensi ini pun tak begitu saja dibiarkan oleh startup di Indonesia untuk mengembangkan pasar yang masih besar ini. Menurut Head of Consultant Indepth Research Consulting, Andri Riswandi, ada lima situs e-commerce terbaik di Indonesia yang sering dikunjungi konsumen, di antaranya Lazada, Bukalapak, Tokopedia, OLX, dan Elevenia.
-
Siapa yang melakukan riset tentang kepuasan berbelanja online di e-commerce? Melihat situasi pasar digital di awal tahun 2024 yang terus bergerak mengikuti perkembangan kebutuhan dan preferensi masyarakat, IPSOS melakukan riset dengan tajuk ”Pengalaman dan Kepuasan Belanja Online di E-commerce”.
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? “Ada peningkatan sebesar 1,31 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” ujar Muhammad Arif, Ketua Umum APJII. Menariknya, dari jumlah tersebut, pengguna internet didominasi oleh satu kelompok saja. Maksud dari kelompok ini adalah orang-orang dengan rentang usia tertentu yang “menguasai” jagad internet Tanah Air. Siapa mereka? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.
-
Apa perbedaan utama antara e-commerce dan marketplace? Meskipun keduanya seringkali digunakan secara bergantian, namun sebenarnya ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
-
Kenapa Hari Jomblo di Tiongkok menjadi Hari Belanja Online? Seperti halnya Hari Valentine di Amerika Serikat yang dianut oleh Hallmark, Hari Jomblo di Tiongkok juga dikooptasi oleh raksasa e-commerce Alibaba pada tahun 2009 dan diubah menjadi hari belanja online besar-besaran.
-
Siapa yang menggunakan layanan transportasi online di Indonesia? Berdasarkan riset Google, Temasek, dan Bain & Company pada 2022, layanan transportasi online digunakan oleh 80 persen populasi Indonesia.
-
Siapa yang membangun bisnis melalui marketplace? Selain itu, penjual bisa secara independen membangun bisnisnya melalui fasilitas yang ada di platform ini.
"Kelima situs tersebut juga merepresentasikan model e-commerce yang berkembang di Indonesia," ujarnya kepada Merdeka.com melalui keterangan resmi, Senin (19/10).
Meskipun kelima situs tersebut cukup mashyur di negeri ini, namun kata dia, ada dua situs e-commerce yang fenomenal, Bukalapak dan Tokopedia. Pasalnya, kedua situs tersebut bisa dibandingkan secara head to head karena memiliki bisnis yang serupa, sama-sama market place.
"Yang fenomenal tentu saja Bukalapak dan Tokopedia di mana keduanya bisa dibandingkan secara head to head karena memiliki model bisnis yang serupa, yakni sama-sama marketplace yang mengusung konsep C2C. Secara peringkat situs e-commerce di Indonesia juga tak terpaut jauh. Bukalapak ada di posisi 13 dan Tokopedia di 15," katanya.
Dia juga menuturkan jika situs tersebut mampu bersaing dengan situs jual beli online global seperti Alibaba, ebay, maupun Amazone. Terbukti, baik Bukalapak maupun Tokopedia, mampu merebut hati para konsumen Indonesia di tengah gempuran situs jual beli online global.
"Kekuatan mereka terletak pada kemampuan memahami dan mengerti karakter dan sifat konsumen Indonesia, baik yang menjual maupun yang membeli," tuturnya.
Sementara data yang dirilis biro riset Frost & Sullivan pada tahun 2013, Indonesia bersama China, menjadi negara dengan pertumbuhan pasar e-commerce terbesar di dunia dengan rata-rata pertumbuhan 17 persen setiap tahun.
Hasanuddin Ali, CEO Alvara Research Center, menuturkan bahwa dengan semakin meningkatnya potensi ekosistem jual-beli online yang kian diminati konsumen, tentu tak heran jika kegiatan berbelanja online kini telah menjadi gaya hidup yang digandrungi oleh banyak orang.
"Tren ini akan terus berlanjut dan masif, setidaknya karena tiga alasan, mulai dari penetrasi internet yang semakin tinggi di Indonesia dimana lebih dari 80 juta penduduk sudah terhubung internet. Kemudian gaya hidup konsumen Indonesia yang sangat konsumtif, mendorong konsumen Indonesia terus belanja. Lalu agresifitas pemain situs belanja online yang menawarkan diskon dan kemudahan belanja juga akan semakin memperbesar pasar belanja online," tuturnya.
Meski demikian, kata Hasan, yang perlu diperkuat adalah terkait infrastruktur (IT dan Logistik) dan supply chain barang serta ekosistem bisnis mereka juga harus diperluas.
Masalah lainnya terkait dengan payment system, terutama soal persepsi keamanan transaksi menggunakan kartu kredit. Kemudian masalah delivery atau logistik yang masih kurang bagus di Indonesia. terakhir, terkait masalah regulasi transaksi online.
Baca juga:
UKM jadi pasar seksi, Lazada racik strategi baru
eKado jadi cara baru Telkomsel genjot bisnis digital
Bukalapak jadi pentolan di Bubu Awards 2015
Sssttt... Mantan bos Path Indonesia kini jualan kebutuhan intim
Rekber BlackPanda Kaskus bakal kembalikan dana penggunanya