Es di Alaska terus mencair, bumi dalam bahaya
Akankah ini terus berlanjut?
Sebuah analisis baru-baru ini mengungkapkan bahwa dalam 20 tahun terakhir jumlah es di Alaska semakin lama semakin menurun. Data ini didapat dari sebuah satelit radar yang mengitari beberapa kawasan bumi untuk memantau situasi.
Kemungkinan besar, hal tersebut disebabkan oleh pemanasan global atau global warming. Lebih parah lagi, ilmuwan mengungkapkan kondisi akan terus berlanjut hingga di tahun-tahun mendatang.
Menurut lansiran Softpedia (3/2), hasil penyelidikan juga mengungkapkan bahwa penurunan danau es ini merupakan akibat langsung dari perubahan iklim dan pergeseran kecil lainnya terkait habitat serta ekosistem di seluruh dunia.
Jika hal ini terus terjadi, bukan tidak mungkin bumi akan merasakan akibatnya. Suhu bumi meningkat drastis. Otomatis, udara akan terasa panas dan semakin panas dari tahun ke tahun. Tak hanya itu, efek dari mencairnya es di Alaska ini akan menaikkan volume air serta menyebabkan erosi pantai.
Di negara bagian Amerika Serikat telah melihat adanya pencairan cepat dari permafrost (tanah yang berada di titik beku pada suhu 0 derajat) selama dua tahun berturut turut. Hal ini tentu saja akan merusak ekologi.
Menurut US Environmental Protection Agency, suhu di Alaska dalam 50 tahun terakhir telah naik 6,3 derajat di atas normal.
Beberapa wilayah di penjuru dunia sudah merasakan suhu ekstrem yang tidak wajar. Banyak pihak yang setuju bahwa hal tersebut disebabkan oleh efek global warming yang semakin menunjukkan 'permainannya'. Salah satu bukti sudah terlihat di Alaska. Bahkan, di Adelaide, Australia sudah menjadi kota terpanas di dunia.
Dikutip dari Daily Mail (17/01), dilaporkan bahwa suhu sekarang ini mencapai 46,4 derajat Celcius di daerah tersebut. Bahkan, karena hawa panas itu, lebih dari 100 titik api di padang rumput dan hutan Australia bermunculan.
Terjangan hawa panas tersebut ditambah lagi tidak adanya hujan yang turun setetes pun di daerah itu. Sekitar 90 orang harus masuk rumah sakit karena tidak kuat menahan hawa panas itu dan 1 orang dinyatakan meninggal dunia karenanya.
Pemanasan global benar-benar akan menghantui penduduk bumi. Akankah ini terus berlanjut?
Baca Juga:
Hujan dan kabut tebal, Jokowi tetap tanam pohon di Puncak
Badai salju, mobil dan fasilitas umum mengkristal
5 Rumah di Kendal roboh diterjang ombak besar laut Jawa
Dilanda kekeringan parah, warga California pasang rumput buatan
Dokter mulia di tengah badai salju
-
Apa saja dampak cuaca panas ekstrem bagi lingkungan? Kondisi cuaca panas ekstrem dapat menyebabkan beberapa dampak seperti sumber daya air yang semakin berkurang, peningkatan risiko hama, hingga kerusakan ekosistem.
-
Kapan dampak cuaca panas ekstrem mulai terasa bagi lingkungan? Tidak heran, jika kegagalan panen menjadi ancaman serius yang dapat terjadi ketika cuaca panas ekstrem.
-
Apa itu perubahan iklim? Menurut PBB, perubahan iklim adalah mengacu pada perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca. Pergeseran ini mungkin alami, seperti melalui variasi siklus matahari. Namun sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama akibat pembakaran bahan fosil seperti batu bara, minyak dan gas.
-
Di mana kenaikan suhu global dapat menyebabkan meluasnya gurun pasir? Kenaikan suhu dapat menyebabkan gurun pasir meluas ke area yang sebelumnya subur. Ini mengurangi lahan yang tersedia untuk pertanian dan habitat alami, serta meningkatkan risiko kekeringan dan kelaparan.
-
Bagaimana cara mengatasi perubahan iklim? Ada beberapa cara mengatasi perubahan iklim yang bisa dilakukan, di antaranya: Mengehmat Energi Salah satu cara mengatasi perubahan iklim adalah menghemat energi. Dengan menghemat energi, kita bisa mengurangi efek rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim.
-
Kapan Hari Fiksi Iklim Internasional diperingati? Even, ditetapkan peringatan khusus, yaitu Hari Fiksi Iklim Internasional setiap 20 April.