Gasak USD 60 juta, gembong kejahatan cyber ditangkap
Keberhasilan mereka ini juga didukung dengan riset dari Trend Micro yang mampu mengidentifikasi pelaku kejahatan.
Interpol bersama Nigerian Economic and Financial Crime Commission berhasil membekuk salah satu gembong kejahatan cyber internasional asal Nigeria yang ditengarai telah menggasak uang hasil kejahatan setara lebih dari USD60 juta. Hasil kejahatan yang dilakukannya dengan cara penipuan melalui business email compromise (BEC) scams dan model penipuan CEO fraud.
Keberhasilan mereka ini juga didukung dengan riset dari Trend Micro yang mampu mengidentifikasi pelaku kejahatan. Dikatakan Noboru Nakatani, Executive Director of the Interpol Global Complex for Innovation, penipuan melalui BEC scams sulit diberantas karena kompleksitas operasi mereka.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Bagaimana "red hat hacker" biasanya melancarkan aksinya? Mereka mungkin menyerang atau melacak penjahat siber, meretas perusahaan dan organisasi pemerintah untuk membocorkan data, dan bahkan menambal kelemahan keamanan.
-
Apa yang dilakukan para hacker terhadap toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
"Untuk itulah dibutuhkan kerja sama yang erat yang terjalin di semua sektor, baik oleh swasta maupun pemerintah, dalam memerangi dan menanggulangi tindak kejahatan cyber," kata dia.
Gembong penjahat asal Nigeria yang berhasil ditangkap tersebut ditengarai sebagai pemimpin dari 40 orang kawanan di jaringan penjahat cyber yang beroperasi di Nigeria, Malaysia dan Afrika Selatan. Mereka menciptakan malware dalam melancarkan serangan cyber.
Gembong tersebut dicurigai juga terlibat dalam tindak kejahatan pencucian uang bersama dengan para pelaku pencuci uang dari negara Cina, Eropa, serta Amerika Serikat yang menyediakan detil akun bank secara illegal sebagai tempat penyimpanan uang hasil curian mereka.
Raimund Genes, Chief Technology Officer Trend Micro mengungkapkan Trend Micro merupakan advokat keamanan yang aktif menjalin kolaborasi dengan berbagai elemen baik di sektor publik maupun swasta dalam memerangi kejahatan dunia maya.
"Kami di Trend Micro berkomitmen untuk selalu memberikan dukungan terbaik bagi aparat penegak hukum untuk membantu melacak dan menangkap para penjahat cyber tersebut," terang Genes dalam keterangannya, Rabu (10/08).
Baca juga:
Intelijen Israel retas website ISIS, temukan rencana terorisme baru
Peretasan termahal? Hacker curi Bitcoin senilai hampir Rp 1 triliun
Hacker jual murah 200 juta username dan password akun Yahoo
Bajak kamera komputer, hacker rekam video masturbasi untuk pemerasan
Cybersecurity bukan sebatas soal teknologi dan regulasi
Mengapa Donald Trump minta hacker Rusia serang Amerika?
4 Kasus pembobolan hacker paling mengerikan di dunia!