Google Kucurkan USD 2 Miliar untuk Investasi Energi Ramah Lingkungan
Google berencana menginvestasi sebesar USD 2 miliar untuk pembangkit listrik tenaga angin dan surya. Investasi ini menjadi investasi terbesar di dunia dari korporasi pada sektor energi ramah lingkungan.
Google berencana menginvestasi sebesar USD 2 miliar untuk pembangkit listrik tenaga angin dan surya. Investasi ini menjadi investasi terbesar di dunia dari korporasi pada sektor energi ramah lingkungan.
Dilansir dari The Guardian pada Sabtu (21/9), rencana investasi ini akan mendanai 18 proyek untuk menyuplai Google dengan pembangkit listrik tenaga angin dan surya di seluruh dunia. Portofolio energi ramah lingkungan Google juga dipastikan akan meningkat 40 persen karena adanya akses perusahaan kepada lebih dari 1,6 gigawatt energi ramah lingkungan atau sekitar jutaan panel surya.
-
Apa yang dilakukan Telkomsel dan Google dalam kerja sama ini? Kerja sama ini bertujuan meningkatkan pengalaman komunikasi pelanggan dan menyajikan solusi pesan singkat yang lebih canggih. Telkomsel mengumumkan kemitraan strategis dengan Google untuk menghadirkan layanan Rich Communication Services (RCS) dengan Rich Business Messaging (RBM).
-
Kenapa Google disebut akan berhenti beroperasi di Indonesia? Di media sosial pun beredar narasi yang mengeklaim pendiri Google akan menghentikan operasionalnya di Indonesia imbas dari gerakan boikot.
-
Mengapa Telkomsel bermitra dengan Google? Kerja sama ini bertujuan meningkatkan pengalaman komunikasi pelanggan dan menyajikan solusi pesan singkat yang lebih canggih.
-
Di mana teknologi Google ini akan digunakan? Teknologi ini dirancang agar dapat digunakan di ponsel pintar, terutama di wilayah pedesaan yang memiliki akses terbatas terhadap layanan kesehatan.
-
Apa yang ditemukan dengan bantuan Google Earth? Mayat seorang pria yang menghilang tanpa jejak akhirnya ditemukan secara kebetulan berkat Google Earth.
-
Siapa yang mendapatkan manfaat dari kerja sama Telkomsel dan Google? Layanan RBM akan tersedia untuk pelanggan Telkomsel di Indonesia dan bagi pelanggan pemegang saham Telkomsel, Singtel, di Singapura, dengan mempertimbangkan ketersediaan perangkat yang sudah mendukung teknologi ini.
Investasi ini dikatakan akan melesatkan pembangunan infrastruktur energi ramah lingkungan. Infrastruktur tersebut meliputi jutaan panel surya dan ratusan turbin angin tersebar di tiga benua.
"Kami tidak membeli energi dari pembangkit listrik tenaga surya dan angin yang telah dibangun. Kami membeli untuk komitmen jangka panjang yang berakhir dengan pengembangan proyek baru," kata CEO Google Sundar Pichai.
Hampir setengah perangkat pembangkit listrik dalam investasi ini akan dibuat di Eropa, termasuk proyek-proyek di Finlandia, Swedia, Belgia, dan Denmark. Investasi juga mendanai pembuatan perangkat di Amerika Serikat pada negara bagian Carolina Utara, Carolina Selatan, dan Texas. Selain itu, juga ada kontrak kecil untuk menyuplai listrik ke sentral data Google di Chile.
"Membawa tambahan energi ramah lingkungan dalam area dimana kami mengonsumsi banyak energi adalah unsur paling penting demi tercapainya suplai energi tanpa karbon untuk semua operasi kami selama 24 jam kali tujuh hari," tutur Pichai.
Pada 2017 lalu, Google menjadi korporasi pertama yang berhasil mengimbangi 100 persen penggunaan energinya setelah membeli pembangkit listrik untuk lebih dari tujuh miliar kilowatt/jam. Google berhasil mengimbangi lagi pada tahun 2018 dan menargetkan untuk melakukannya lagi pada 2019. Dengan investasi ini, Google telah bekerja sama dengan pengembang pembangkit listrik ramah lingkungan untuk menyuplai energi total 5,5 gigawatt.
Reporter: Joshua Michael
(mdk/faz)