Hacker ISIS bersatu ciptakan grup peretas raksasa, target utama AS!
Hacker ISIS tengah melancarkan serangan besar-besaran pada Amerika Serikat
Untuk saat ini gelar grup hacker terbesar di muka Bumi masih menjadi milik Anonymous, namun ada kemungkinan predikat itu bakal berpindah. Dan pencurinya adalah United Cyber Caliphate (UCC).
Lewat jejaring sosial Telegram, hacker ISIS sedang melakukan merger atau penggabungan menjadi satu grup hacker. Pengumuman ini disampaikan lewat akun Telegram ISIS beberapa waktu lalu.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Bagaimana "red hat hacker" biasanya melancarkan aksinya? Mereka mungkin menyerang atau melacak penjahat siber, meretas perusahaan dan organisasi pemerintah untuk membocorkan data, dan bahkan menambal kelemahan keamanan.
Grup hacker simpatisan ISIS yang sudah bergabung adalah Cyber Caliphate Army (CCA), Sons Caliphate Army (SCA), dan Kalacnikov.TN (KTN). CCA sendiri adalah grup hacker terbesar ISIS sebelumnya karena sudah ditambah hacker dari grup AnanGhost.
AnanGhost sebelumnya diketahui sebagai grup hacker cabang Anonymous. AnanGhost bergabung dengan CCA di Januari 2016 pasca Anonymous mengumumkan operasi serangan ke ISIS buah terorisme Paris.
Menariknya, AnanGhost bukanlah simpatisan ISIS, melainkan grup hacker yang pro Palestina. Alhasil, bergabungnya AnanGhost dan grup hacker lain ISIS mengindikasikan banyak grup hacker lain yang bisa bergabung dengan UCC.
Amerika Serikat adalah target utama dari UCC. Sejak mengumumkan merger, UCC mengkalim sudah meretas departemen-departemen AS dan mendapatkan informasi 50 staff, men-deface situs-situs Australia, hingga membocorkan data 18.000 pegawai Kementerian Pertahanan Arab Saudi.
Ironisnya, UCC juga melakukan operasi #KillCrusaders, sebagai aksi anti Kristen dengan menyerang website gereja di AS. Salah satu korbannya adalah gereja Michigan yang terkena serangan minggu lalu. Setelah serangan UCC, website gereja Michigan menampilkan pesan propaganda ISIS.
Baca juga:
Ratusan data pengguna bocor, Spotify bantah kena hack
Modal nomor telepon, hacker mampu sadap semua smartphone di Bumi!
Tidak selamanya jahat, ini 3 jenis hacker yang wajib diketahui!
Hacker pembobol situs NASA dan FBI terancam penjara 99 tahun
Situs Brunei tampilkan tuduhan pada Rini Soemarno mengaku diretas