Harbolnas 2016 antara harapan dan realita, begini kata konsumen
Harbolnas 2016 antara harapan dan realita, begini kata konsumen. Dalam hasil survei disebut, 50,20 persen konsumen merasa sesuai dengan apa yang dijanjikan pelaku e-commerce. Berarti hampir separuh konsumen, yakni sekitar 49,80 persen menyatakan sebaliknya.
Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 2016 usai sudah. Perhelatan promosi besar-besaran e-commerce itu, masih ada yang tidak sesuai dengan harapan dari konsumen Indonesia. Setidaknya itu hasil dari survei yang dilakukan oleh ShopBack secara online yang disebar ke seluruh konsumen di Indonesia. Hanya saja, paling banyak di Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Makassar, dan Yogyakarta. Dalam hasil survei mereka menyebut, 50,20 persen konsumen merasa sesuai dengan apa yang dijanjikan pelaku e-commerce.
"Namun, hampir separuh konsumen sekitar 49,80 persen menyatakan sebaliknya. Promosi dijanjikan ternyata menurut pengalaman mereka tidak terealisasi," kata Country General Manager ShopBack Indonesia, Indra Yonathan di Jakarta, Jumat (16/12).
-
Kenapa Hari Jomblo di Tiongkok menjadi Hari Belanja Online? Seperti halnya Hari Valentine di Amerika Serikat yang dianut oleh Hallmark, Hari Jomblo di Tiongkok juga dikooptasi oleh raksasa e-commerce Alibaba pada tahun 2009 dan diubah menjadi hari belanja online besar-besaran.
-
Siapa yang membangun bisnis melalui marketplace? Selain itu, penjual bisa secara independen membangun bisnisnya melalui fasilitas yang ada di platform ini.
-
Bagaimana Tally membangun brand lokalnya dan memasuki pasar e-commerce? Sejak ia berdiri, pada tahun 1997 barulah Tally fokus untuk membangun brand lokalnya dengan nama “Tally Underwear” dan mulai melakukan strategi ekspor ke seluruh Indonesia dan mancanegara dari Middle East, Singapore, Malaysia, dan Brunei. Hingga akhirnya di tahun 2019, seiring dengan kemajuan teknologi dan permintaan pasar, Tally semakin menyadari perlunya mengevaluasi dan menciptakan strategi baru untuk ke kemajuan bisnis ke depan, serta mengikuti tren dan perkembangan zaman dengan memasuki pasar e-commerce, salah satunya menggandeng platform e-commerce terbesar Indonesia, yakni Shopee.
-
Bagaimana Hadinata Batik menggunakan platform digital untuk mengembangkan bisnisnya? Banyak bermunculan brand batik baru di tengah disrupsi digital menjadi tantangan sekaligus motivasi bagi Hadinata Batik untuk terus berkembang. Hadinata Batik pun terus beradaptasi dengan berinovasi membuat model batik yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan serta bergabung di platform digital seperti Tokopedia dan ShopTokopedia guna mempercepat laju bisnis lewat pemanfaatan platform digital.
-
Apa perbedaan utama antara e-commerce dan marketplace? Meskipun keduanya seringkali digunakan secara bergantian, namun sebenarnya ada perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
-
Siapa yang melakukan riset tentang kepuasan berbelanja online di e-commerce? Melihat situasi pasar digital di awal tahun 2024 yang terus bergerak mengikuti perkembangan kebutuhan dan preferensi masyarakat, IPSOS melakukan riset dengan tajuk ”Pengalaman dan Kepuasan Belanja Online di E-commerce”.
Meski angka ketidaksesuaian tak genap 50 persen, kata Indra, hal itu akan berdampak sensitif yakni mampu berpotensi mengurangi kepercayaan konsumen terhadap penawaran di industri e-commerce.
Adapun ketidakpuasan konsumen lantaran beberapa penyebab di antaranya sebanyak 49,1 persen konsumen menyatakan diskon yang ditawarkan tahun ini kurang tinggi. Sementara itu 46,6 persen konsumen menyayangkan periode promo yang terlalu pendek karena hanya berlangsung dalam beberapa jam atau beberapa hari. Di luar masalah diskon dan lamanya waktu digelarnya promo, sebanyak 33,9 persen mengeluhkan promo yang ditawarkan terlalu rumit untuk dipahami dan tidak ada penjelasan yang mamadai.
Keluhan hampir serupa juga muncul dari 16,6 persen konsumen yang menyatakan kesulitan dalam mencari informasi promo yang ditawarkan berbagai e-commerce peserta Harbolnas 2016 dan 6,4 persen konsumen mengatakan bahwa informasi terkait Harbolnas 2016 kurang disosialisasikan dengan baik. Selebihnya, terdapat 22 persen konsumen yang berpendapat bahwa ragam produk yang ditawarkan tahun ini menurut mereka adalah kurang.
"Berharap temuan ini menjadi catatan penting bagi kami semua, para pelaku bisnis e-Commerce, dalam melakukan pendekatan konsumen, supaya industri terus mampu menguatkan kredibilitas dan reputasinya di kalangan masyarakat Indonesia yang saat ini dalam tahap mengenal lebih jauh tentang industri baru ini," jelasnya.
Harbolnas yang digelar 12 hingga 14 Desember 2016 diikuti oleh 200 pelaku e-commerce. Pada tahun kelima Harbolnas ini, jumlah peserta naik sebesar 48,6 persen dari tahun lalu dan mengklaim menawarkan diskon hingga 95 persen.
Baca juga:
Zalora: selama Harbolnas transaksi lewat mobile capai 80 persen
Peringati Harbolnas, pameran ini jual barang seharga Rp 121
BRI dan idEA selenggarakan Briliant idEA Market akhir pekan ini
Harbolnas 2016 digelar, begini kata netizen
Momen Harbolnas, ini 7 tips beli smartphone paling pas untuk Anda!
Waspadai penjahat siber bergentayangan selama Harbolnas