Ilmuwan Buktikan Bisa Impor Listrik Langsung dari Matahari ke Bumi, Begini Caranya
Sejumlah ilmuwan dari Institut Teknologi California (Caltech) mengklaim telah berhasil mengimpor listrik berbasis energi matahari ke Bumi tanpa kabel melalui panel surya langsung dari luar angkasa.
Sejumlah ilmuwan dari Institut Teknologi California (Caltech) mengklaim telah berhasil mengimpor listrik berbasis energi matahari ke Bumi tanpa kabel melalui panel surya langsung dari luar angkasa.
Uji coba ini mereka lakukan untuk menyiapkan kejadian-kejadian buruk seperti krisis energi atau ke daerah-daerah yang hancur akibat bencana alam.
-
Apa yang dilakukan para ilmuwan dari ESA dengan batu bata luar angkasa? Batu bata yang berwarna abu-abu tersebut memberi fleksibilitas kepada ilmuwan ESA untuk menguji dan membangun berbagai struktur bangunan.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan di luar angkasa? Para ilmuwan telah menemukan dua bintang dengan sifat misterius. Benda langit ini memancarkan gelombang radio setiap 20 menit. Anehnya lagi ia berkedip dan mati saat berputar menuju maupun menjauh dari Bumi. Para ilmuwan berasumsi bahwa mereka mungkin mewakili objek bintang tipe baru.
-
Mengapa para ilmuwan menanam semangka di Antartika? Eksperimen ini tidak hanya berhasil membuktikan bahwa semangka dapat tumbuh di tempat terdingin di planet ini. Tetapi juga memberikan camilan pencuci mulut yang menarik bagi para ilmuwan yang tinggal di kondisi dingin Antartika.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di bawah lapisan es Antartika? Penelitian terbaru mengungkapkan bentang alam luas yang tampaknya terbentuk oleh sungai setidaknya 14 juta tahun yang lalu, mungkin bahkan sebelum pertumbuhan awal es Antartika Timur sekitar 34 juta tahun yang lalu.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di luar angkasa? Tim astronom pimpinan ilmuwan di Caltech, Amerika Serikat melaporkan penemuan air di luar angkasa. Mereka mengaku menemukan tempat cadangan air terbesar yang pernah terdeteksi di alam semesta.
-
Bagaimana ilmuwan Tokyo University mengukur ukuran Matahari? Mengutip IFL Science, Jumat, (24/11), peneliti yang bernama Takata dan Gough dari Tokyo University, menguji lagi luas matahari berdasarkan asteroseismology, yaitu dengan melacak pergerakan gelombang dalam bintang dan memperkirakan sifat umum matahari, serta gelombang suara yang disebut gelombang f dan membandingkannya dengan gelombang p.
"Tidak akan diperlukan lagi infrastruktur transmisi energi yang dipendam dalam tanah untuk menerima daya ini. Artinya, melalui terobosan ini dapat mengirim energi ke daerah-daerah terpencil dan wilayah-wilayah yang hancur akibat perang atau bencana alam," kata peneliti utama Ali Hajimiri, Profesor dari Electrical Engineering and Medical Engineering sekaligus Co-Director of SSPP dikutip dari IFLScience, Kamis (8/6).
Para ilmuwan meyakini dengan cara ini mampu menyiapkan ladang energi yang begitu besar bagi kebutuhan manusia kelak. Untuk bisa melakukan cara itu, mereka bereksperimen menggunakan Space Solar Power Demonstrator (SSPD-1) dan Microwave Array for Power-transfer Low-orbit Experiment (MAPLE).
MAPLE ini terdiri dari rangkaian pemancar yang dapat memancarkan energi ke arah yang dituju. Teknologi ini adalah bagian penting untuk transfer energi secara nirkabel.
Mekanisme sederhananya adalah MAPLE menerima energi yang ditransmisikan, mengubahnya menjadi arus searah (DC) dan kemudian menggunakannya untuk menyalakan lampu secara berurutan untuk menunjukkan bahwa semuanya berjalan dengan normal.
Saat diuji dengan satelit eksperimental milik mereka dari luar angkasa, MAPLE mampu menerima energi yang diarahkan dari luar angkasa dan kemudian mengarahkannya kembali ke Bumi, tepat di mana para peneliti melakukan uji coba.
"Dalam hal yang sama dengan internet yang demokratis dalam mengakses informasi, kami berharap bahwa transfer energi nirkabel akan menjadi sesuatu yang demokratis dalam mengakses energi nantinya," ujar Ali.