Ilmuwan Temukan Dunia Kuno Berusia 14 Juta Tahun di Bawah Lapisan Es Antartika, Ada Lembah dan Bukit
Ilmuwan menggunakan teknologi satelit dan metode radio-echo-sounding untuk memetakan dunia kuno ini.
Ilmuwan Temukan Dunia Kuno Berusia 14 Juta Tahun di Bawah Lapisan Es Antartika, Ada Lembah dan Bukit
Penelitian terbaru mengungkapkan bentang alam luas yang tampaknya terbentuk oleh sungai setidaknya 14 juta tahun yang lalu, mungkin bahkan sebelum pertumbuhan awal es Antartika Timur sekitar 34 juta tahun yang lalu.
Ilmuwan menggunakan teknologi satelit dan metode radio-echo-sounding untuk memetakan area seluas 32.000 km2 di bawah lapisan es tersebut.
Sumber: Ancient Pages
Keberadaan bentang alam kuno ini terdiri dari lembah dan perbukitan, dengan ukuran dan skala yang tidak jauh berbeda dari lanskap glasial yang termodifikasi di Wales Utara, Inggris. Temuan ini mengindikasikan, suhu di bawah lapisan es di daerah yang diselidiki peneliti ini memang stabil dalam jangka waktu yang sangat lama.
-
Dimana para ilmuwan menemukan dunia prasejarah ini? Baru-baru ini ilmuwan menemukan dunia eksotis yang belum pernah diketahui sebelumnya di gurun Argentina yang terpencil.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan di Antartika? Penelitian para ahli geologi yang menggali lapisan es besar di Antartika barat, telah menemukan sisa-sisa sistem sungai kuno yang pernah mengalir sepanjang hampir 1600 km.
-
Apa yang ditemukan di Antartika? Selama sekitar tujuh tahun, sebuah puncak yang berbentuk piramida di Pegunungan Ellsworth Antartika telah menimbulkan berbagai teori konspirasi yang melibatkan alien dan peradaban kuno.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan tentang sejarah Bumi? Penemuan baru tentang sejarah kuno Bumi menunjukkan bahwa planet ini mungkin pernah memiliki sistem cincin sekitar 466 juta tahun yang lalu, pada awal periode pemboman meteorit yang sangat intens, yang dikenal sebagai lonjakan dampak Ordovisium.
"Tanah di bawah lapisan Es Antartika Timur kurang dikenal dibandingkan dengan permukaan Mars. Padahal, bentang alam ini mengendalikan aliran es di Antartika dan cara bagaimana es tersebut merespons perubahan iklim masa lalu, saat ini, dan di masa depan," jelas Profesor Stewart Jamieson, penulis utama dari Departemen Geografi Universitas Durham, Inggris.
"Oleh karena itu, kami memutuskan untuk menyelidiki sebagian kecil dari bentang alam ini dengan lebih rinci untuk mengungkap informasi tentang evolusi lanskap dan evolusi lapisan es. Apa yang kami temukan adalah permukaan tanah kuno yang tidak terkikis oleh lapisan es, tetapi tampaknya terbentuk oleh sungai sebelum es tersebut hadir.”
Temuan ini menyiratkan ada sedikit perubahan di wilayah tersebut. Hal ini menunjukkan, meskipun bagian dari lapisan es di area tersebut mungkin telah mengalami penurunan selama periode panas di masa lalu, kemungkinan kondisi di lokasi tersebut tidak berubah banyak. Temuan ini membantu para peneliti dalam memahami bagaimana lapisan es dapat merespons pemanasan yang terjadi di masa depan dan yang tengah berlangsung.
Menurut rekan penulis studi ini, Profesor Neil Ross, seorang pakar dalam Ilmu Polar dan Geofisika Lingkungan di Universitas Newcastle, Inggris, temuan ini membantu dalam memahami bagaimana lapisan es tersebut mungkin akan mengalami perubahan sebagai respons terhadap perubahan iklim di masa depan.
Foto: Nature
Para peneliti merasa kagum bahwa lanskap yang sebelumnya tidak terlihat selama bertahun-tahun, memberikan begitu banyak wawasan tentang sejarah awal dan jangka panjang Lapisan Es Antartika Timur.
Foto: Stewart Jamieson
"Ini adalah proyek yang berkembang dengan perlahan, namun akhirnya membuahkan hasil dalam sebuah makalah penelitian menarik yang melibatkan tim peneliti hebat,” kata Neil Ross.
Penemuan ini didasarkan pada penelitian sebelumnya oleh tim ini dan bekerja sama dengan peneliti lain. Mereka sebelumnya berhasil memetakan rentetan pegunungan tersembunyi, sistem ngarai, dan danau di bawah lapisan es di Antartika.
Walaupun bentang alam di bawah lapisan es ini tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, gambar-gambar satelit yang ditangkap dari wilayah tersebut mengungkapkan adanya gelombang-gelombang kecil pada permukaan lapisan es yang memberikan petunjuk tentang bentang alam yang ada di bawahnya.
Di beberapa tempat, keberadaan bentang alam ini dikonfirmasi menggunakan metode radio-echo sounding yang dilakukan dari pesawat untuk melihat melalui es dan memetakan bentuk tanah di bawah lapisan es.
Tim peneliti berpendapat, mungkin akan ada bentang alam kuno lain yang belum ditemukan di bawah Lapisan Es Antartika Timur.
"Kami akan terus menjelajahi lanskap ini dan berusaha untuk mengisi informasi di area di mana survei belum pernah dilakukan, serta menggunakan informasi tersebut untuk memahami bagaimana lapisan es dan lanskap di bawahnya mengalami perubahan selama sejarah yang panjang," jelas Profesor Jamieson.
Pengumpulan data survei yang mendukung penelitian ini mendapat dukungan dari Dewan Penelitian Lingkungan Alam (NERC), Inovasi Inggris (UKRI), Yayasan Sains Nasional Amerika Serikat (NSF), dan NASA.
Studi ini telah dipublikasikan di jurnal Nature Communications.