Ilmuwan temukan 'rasa' baru, alasan mengapa nasi goreng bisa lezat!
Ilmuwan temukan 'rasa' baru, alasan mengapa nasi goreng bisa lezat! Di luar rasa manis, asin, asam, pahit dan umami (gurih), ada rasa yang terkandung di karbohidrat yang layak jadi rasa baru. Hal ini menjelaskan mengapa semua orang dari manapun tak lepas dari karbohidrat. Bahkan olahan karbo sangat disukai masyarakat.
Selama ini, ternyata hanya ada empat rasa untuk makanan yang kita ketahui: manis, asin, asam, dan pahit. Selebihnya seringkali sulit dideskripsikan dengan kata-kata dan hanya merupakan aroma.
Namun hal ini berubah makin rumit sejak banyak rasa yang diklaim sebagai rasa 'kelima.' Akhirnya ilmuwan pun sepakat kalau rasa 'umami' atau bahasa Jepang dari gurih, menjadi rasa kelima. Tak ayal, rasa keenam akhirnya selalu dicari oleh ilmuwan. Seringkali banyak rasa direkomendasikan jadi rasa keenam, seperti 'oleogustus' atau rasa lemak, serta 'kokumi' yang dideskripsikan dengan rasa yang 'kaya.' Namun rasa keenam sebenarnya tak melekat pada keduanya, karena rasa tersebut masih terlalu luas untuk dideskripsikan.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
Namun akhirnya satu rasa lagi yang mungkin akan jadi rasa ke enam, yakni rasa karbo. Dilansir dari New Scientist, secara tak disadari karbo yang terkandung di berbagai jenis makanan punya benang merah rasa yang sama.
Gagasan ini muncul dari Juyun Lim, seorang ilmuwan makanan dari Oregon State University, yang menyadari bahwa tiap kebudayaan selalu memiliki makanan pokok berupa karbohidrat kompleks. Tentu tidak mungkin setiap orang tidak bisa merasakan apa yang dia makan tiap hari.
Hal ini pun bukan bualan semata, karena orang Indonesia maupun Asia tiap hari makan nasi, bahkan mengolahnya jadi makanan lain seperti nasi goreng. begitu pula di kebudayaan lain yang makan roti, crepe, hingga umbi-umbian.
Penelitian untuk ini dilakukan dengan memberikan larutan berbagai jenis karbohidrat kepada partisipan, dan menanyakan mereka bagaimana rasanya. Ketika ditanya, sebagian besar mereka menyamakan rasa tersebut dengan rasa 'layaknya tepung.' Hal ini juga sangat dipengaruhi budaya, di mana orang Asia akan berkata bahwa rasa ini 'seperti nasi,' dan kaukasian akan bilang bahwa rasa tersebut 'seperti roti atau pasta.'
Jika disimpulkan, manusia bisa mengenali rasa 'layaknya tepung' yang terkandung di tiap karbohidrat, meski dengan cepat karbo akan diubah menjadi molekul gula. Hal ini sudah sangat menjelaskan mengapa banyak orang tak bisa lepas dari karbo, karena keunikan tertentu yang dikandungnya. Bahkan di berbagai budaya termasuk Indonesia, olahan karbo seperti nasi goreng dan mie instan adalah hal yang sangat wajar dan favorit untuk dikonsumsi dengan satu alasan: semua orang tak sadar memfavoritkan rasa dari karbo ini.
Namun sebelum masuk menjadi rasa primer, ada kriteria ketat yang harus dipenuhi oleh sebuah rasa. Hal ini berupa rasa harus bisa langsung dikenali, punya reseptor lidah sendiri layaknya rasa lain, serta memicu respons fisiologi tertentu pada tubuh.
Semua hal kecuali reseptor lidah sudah dipenuhi oleh rasa tepung tersebut, kecuali soal reseptor lidah. Rasa karbo sudah jelas bisa dikenali, dan memicu reaksi fisiologis berupa sinyal 'sumber energi' bagi otak yang membuat tubuh akan merasa terisi tenaga setelah makan karbo. Namun jika bicara soal reseptor lidah, mungkin karbo yang akan dipecah menjadi gula juga akan dideteksi oleh reseptor lidah yang mengidentifikasi rasa manis.
Bagaimana menurut Anda?
Baca juga:
7 Pernyataan Donald Trump sebut pemanasan global hanya 'hoax'!
Google peringati lahirnya Ladislao Jos? Biro, sang penemu bolpoin!
Tim mahasiswa ini sukses rancang satelit, harumkan nama Indonesia
Tanpa gelas, bagaimana mekanisme anjing dan kucing minum?
Ini teleskop terbesar sejagat bikinan China yang siap buru alien
Ini penjelasan ilmiah mengapa kita ikut sedih 'Brangelina' cerai