Indonesia Jangan Pernah Berurusan dengan Grup Hacker Ini, Semua Negara di Dunia Takut
Berikut adalah beberapa hacker yang paling ditakuti di dunia. Ada juga yang paling dicari karena aksinya yang sangat merugikan.
Peristiwa terkuncinya data Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya, harus menjadi pelajaran penting bagi pemerintah. Mengamankan data warga negaranya dari serangan hacker. Beruntung, Brain Chiper dengan baik memberikan kunci secara cuma-cuma.
Di awal, mereka minta USD 8 juta untuk menebus kunci data yang terenkripsi. Terlepas itu, ada juga beberapa hacker yang dianggap menakutkan buat semua negara. Apalagi Indonesia jangan pernah berurusan dengan para grup hacker ini.
-
Bagaimana "red hat hacker" biasanya melancarkan aksinya? Mereka mungkin menyerang atau melacak penjahat siber, meretas perusahaan dan organisasi pemerintah untuk membocorkan data, dan bahkan menambal kelemahan keamanan.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Dimana serangan hacker paling sering terjadi? Laporan Microsoft menyatakan ada empat negara yang paling sering menghadapi serangan siber. Dilansir dari The Record, Minggu (3/12), Microsoft melaporkan bahwa dalam periode Juli 2022 hingga Juli 2023, lebih dari 120 negara mengalami lebih dari seratus serangan siber.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
Mengutip Business Insider dan Norton, Senin (5/8), berikut 4 hacker yang ditakuti negara-negara di dunia. Indonesia jangan sampai berurusan.
Evgeniy Mikhailovich Bogachev
Dikenal dengan alias "Slavik" dan "lucky12345", Bogachev adalah otak di balik malware Zeus yang telah mencuri ratusan juta dolar dari bank dan institusi keuangan di seluruh dunia. Malware ini mencatat keystrokes dan mengambil tangkapan layar untuk mencuri kredensial perbankan. Zeus dan versi yang lebih canggih, GameOver Zeus, digunakan untuk membuat botnet yang sulit dilacak dan menghancurkan sistem keamanan.
Lazarus Group
Berbasis di Korea Utara, kelompok ini terlibat dalam berbagai serangan siber terkenal, termasuk serangan terhadap Sony Pictures pada tahun 2014 dan serangan ransomware WannaCry pada tahun 2017 yang menyebabkan kerugian besar secara global. Lazarus Group adalah salah satu kelompok peretas yang paling aktif dan berbahaya, sering kali melakukan operasi siber untuk tujuan spionase dan keuangan.
Fancy Bear (APT28)
Terkait dengan intelijen militer Rusia (GRU), Fancy Bear telah melakukan berbagai kegiatan spionase siber, termasuk peretasan Komite Nasional Demokratik (DNC) selama pemilihan presiden AS 2016. Kelompok ini dikenal karena serangan siber yang sangat canggih dan seringkali menargetkan pemerintah serta organisasi internasional.
Comment Crew (APT1)
Unit militer Cina ini terkenal karena serangan siber yang menargetkan infrastruktur kritis AS, termasuk serangan terhadap Coca-Cola dan RSA. Meskipun Cina membantah keterlibatan, bukti yang dikumpulkan menunjukkan bahwa Comment Crew adalah salah satu unit peretasan militer yang paling aktif dan berbahaya di dunia.