Indonesia nomor tiga di dunia soal pengembangan obat herbal
Indonesia masih kalah dari China dan India
Perkembangan teknologi farmasi terus berkembang dari tahun ke tahun. Hal yang sama juga dialami di Indonesia.
Menariknya, di Indonesia yang paling berkembang adalah obat herbal. Menurut pendiri Kalbe Farma, Boenjamin Setiawan perkembangan teknologi farmasi di Indonesia selalu dimulai dari herbal atau jamu. Bahkan, dulu obat herbal di Indonesia paling dipandang dunia.
-
Bagaimana menurut Irwan Hidayat, peran akademisi dan dunia kedokteran dalam mendorong pemanfaatan obat herbal? Menurutny
-
Apa yang diungkapkan oleh Plt. Kepala BPOM tentang produk kosmetik dan obat herbal di Indonesia? “Indonesia memiliki banyak sekali produk obat-obatan herbal, suplemen kesehatan, maupun kosmetik yang bisa diproduksi dalam negeri dengan bahan baku lokal,” kata Rizka dikutip pada Minggu (4/8).
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Dimana tempat penelitian ini dilakukan? Bukti ini ditemukan lewat studi yang dipimpin oleh Gaia Giordano dari Universitas Milan, Italia.
-
Kapan penelitian tentang kopi dan kepribadian dilakukan? Sebuah studi tahun 2019 menemukan bahwa orang yang ekstrovert dan penuh tanggung jawab lebih mungkin memilih kopi etis, meskipun harganya lebih mahal.
-
Bagaimana cara belajar budidaya tanaman obat di Taman Herbal Insani Depok? Praktik Budidaya Tanaman Obat Setelah mengenal berbagai tanaman obat, selanjutnya kita akan belajar untuk membudidayakan tanaman tersebut. Sebelum itu, siapkan media tanam, polybag, serta bibit tanaman obat. Ikuti arahan yang diberikan oleh pemandu untuk melakukan langkah penanamannya dengan baik dan benar. Dari kegiatan ini, kita bisa melakukan budidaya sendiri di rumah untuk juga mendapatkan manfaat dari tanaman obat.
"Saya kira perkembangan teknologi kita selalu dimulai dari herbal. Herbal itu jamu. Di seluruh dunia herbal nomor satu," ungkap Dr Boen sapaan akrab Boenjamin Setiawan saat berbincang santai di kantornya, Jakarta, kemarin (04/05).
Namun, lain dulu lain sekarang. Saat ini obat herbal paling berkembang adalah China. Pasalnya, kata dia, China memiliki komitmen yang kuat untuk mengembangkan obat-obatan herbal. Setelah China, disusul India. Baru Indonesia berada di urutan ketiga.
"Di Indonesia, nomor satu produsen obat herbal itu Sido Muncul, Pak Irwan Hidayat. Dia hebat, promosinya. Nomor kedua Deltomed. Nyonya Meneer ketiga," katanya.
Dia pun tak menampik jika obat herbal masih dikembangkan lantaran khasiatnya sudah terbukti sejak abad 16. Bahkan menurutnya, secara industri pasar obat-obatan herbal mencapai Rp 15 triliun di tahun 2014.
Baca juga:
Mahasiswa temukan suara 'alien' di atas Bumi, NASA tak bisa jelaskan
Imunoterapi, 'anjing pelacak' yang bisa tangkap dan bunuh sel kanker
Sukses ubah tikus tua jadi muda,ilmuwan ingin buat manusia awet muda
Perusahaan Malaysia dukung peneliti 70 persen, di RI cuma 30 persen
Tak selalu keji, ini 7 peran krusial Nazi bagi sains dan teknologi