Industri film animasi Indonesia butuh 'bapak asuh'
Industri kreatif digital tanah air membutuhkan platform yang jelas
Industri animasi Indonesia seakan dalam posisi hidup segan, mati tak mau. Ya, mungkin itu gambaran yang sering disebutkan orang-orang di industri kreatif digital. Namun, setidaknya kini mulai ada perubahan.
"Ada perubahan ke arah baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya," ungkap Assisten Produser Dreamtoon, Donny Sugeng Riyadi saat bincang santai dengan Merdeka.com di kantornya kawasan Senayan City, Jakarta, (26/2).
-
Bagaimana teknologi masa depan digambarkan mengubah Jakarta? Isi video tersebut seolah ingin menceritakan, bahwa teknologi masa depan akan masuk dan mengubah bentuk Jakarta bukan hanya sekedar menjadi kota metropolitan, melainkan sebagai kota yang futuristik penuh kecanggihan teknologi.
-
Siapa yang membuat video Jakarta di masa depan? Seorang content creator TikTok bernama @fahmizan membuat gambaran kota Jakarta di masa depan.
-
Bagaimana cara kreator video tersebut mengetahui alasan ditinggalkannya permukiman terbengkalai di Jakarta Timur? Menurut keterangan yang dihimpun sang kreator, ada alasan kuat mengapa rumah-rumah di sana ditinggal oleh pemiliknya dan tidak bisa dipertahankan lagi, walau kondisi rumah masih tampak utuh.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Bagaimana ilustrasi Jakarta bersalju dibuat? Akun Instagram @yofangga membagikan foto-foto gambaran Jakarta jika bersalju setelah diilustrasikan dengan teknologi Artificial Intelligence (AI).
-
Di mana lokasi yang ditampilkan dalam video tentang Jakarta di masa depan? Dalam video yang dipostingnya pada Jumat pekan lalu memperlihatkan wilayah Sarinah, Jakarta dipenuhi oleh gedung-gedung pencakar langit dengan gaya modern juga berbagai teknologi tingkat tinggi lainnya.
Indikatornya, kata dia, saat ini sudah banyak animator yang terus bergerak membuat animasi. Sayangnya, pergerakan baik ini bukan dari sisi industri perfilman animasinya.
"Kebanyakan dari para animator itu mengerjakan proyek dari luar. Ibaratnya hanya 'jahit' film animasi," katanya.
Kondisi seperti ini tidak bisa dibantah. Seperti buah simalakama, mau tidak mau animator harus berpikir realistis daripada mempertahankan idealisme.
"Di sisi lain, mereka pun butuh hidup," ungkapnya.
Hal ini terjadi akibat tidak adanya media yang mau menayangkan film animasi karya anak bangsa sendiri.
"Letak persoalannya itu lebih ke arah harga jual. Gambarannya, animator sudah mengeluarkan cost produksi yang mahal, tapi ketika ditawarkan di televisi, harganya jatuh. Jauh dari biaya produksi," paparnya.
Lebih jauh Donny mencontohkan misalnya cost produksi yang dikeluarkan untuk satu episode dengan durasi 11 menit membutuhkan dana Rp 100 juta. Tapi, ketika dijual ke televisi, harganya turun jauh dibandingkan cost produksi.
"Berbeda dengan sinetron-sinetron yang cost produksi hanya Rp 80 juta per episode tapi bisa dijual lebih dari itu. Makanya, tidak heran banyak sinetron yang sukses daripada film animasi," selorohnya.
Kendala-kendala untuk membangkitkan film animasi Indonesia disadari olehnya.
"Yang jelas, animator itu butuh platform dan dukungan pemerintah," tegasnya.
Sebetulnya, kata dia, dulu waktu jaman Marie Elka Pangestu menjadi menteri pariwisata dan ekonomi kreatif (Menparekraf) ada salah satu studio animasi asal Malang yang didanainya. Namun sayangnya, lagi-lagi harus kandas.
"Hanya dua atau tiga episode saja. Tayang di Indosiar juga," ujarnya.
Lalu, apakah mungkin jika hasil karya film animasi anak bangsa menggunakan media milik pemerintah seperti TVRI? Donny pun menjelaskan jika hal itu sudah pernah dibahas. Tapi, proses birokrasinya terlalu ribet.
"Harus ikutan lelang dan lain-lain," singkatnya.
Jika televisi swasta pasti berpikir profit, apakah tidak ada platform pemerintah yang mau mendukung film animasi tanah air? Semoga industri film animasi, menemukan "bapak asuh" yang sesuai.
Baca juga:
Anggota BRTI masih cari job sampingan, Nonot: Kami tidak seperti itu
Sim card tak sesuai identitas, pemerintah tindak tegas operator
Tak terduga, prosesor MediaTek kalahkan prosesor terbaik di dunia
Pengamat: E-sabak harusnya pilot project dulu
Gaji anggota BRTI 2015-2018 diusulkan naik