Ini alasan orang susah 'move-on' setelah ditolak mentah-mentah
Fenomena susah move-on berhasil terkuak dengan menggunakan alat pemindai otak canggih
Bagi kebanyakan orang, ditolak setalah mengungkapkan cinta adalah awal dari susah pindah perasaan ke lain hati alias move-on. Dan ternyata itu benar, ilmuwan pun sudah bisa menguak misteri penolakan itu dengan melakukan pemindaian otak.
Dengan menggunakan teknologi pemindai 'positron emission tomography', ilmuwan dari Univesitas Michigan berhasil menemukan sumber dari sulit move-on itu, yakni opiloid.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Apa yang dimaksud dengan perkembangan teknologi? Perkembangan teknologi adalah fenomena yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia. Teknologi telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi satu sama lain.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Dimana tempat penelitian ini dilakukan? Bukti ini ditemukan lewat studi yang dipimpin oleh Gaia Giordano dari Universitas Milan, Italia.
Opiloid adalah zat kimia yang dikeluarkan oleh otak untuk mengurangi rasa sakit atau stres. Namun, saat orang tersebut tengah mengalami depresi akibat putus atau ditolak cintanya, produksi dari opiloid berkurang drastis.
Selanjutnya bisa ditebak, orang tersebut terus mengalami stres dan sakit hati yang berkepanjangan.
Celakanya, meskipun orang tersebut nantinya bisa mendapatkan cinta dari orang yang disukai tadi, rasa senang akan hal itu hanya akan berlangsung sementara. Ya, otak mereka secara otomatis kembali depresi setelah masa 'penerimaan' berakhir.
"Faktor sosial (hubungan cinta) adalah alasan dari semakin memburuknya depresi seseora. Hasil penemuan ini sangat berguna untuk menemukan obat yang cocok untuk mengatasi masalah otak ketika orang diputus cintanya," ujar Dr. Jon-Kar Zubieta, Daily Mail (03/03).
Baca juga:
Hiu super langka muncul di Australia, pamer wajah buruk rupa
Meski berbeda, hutan Amazon tak bisa hidup tanpa gurun Sahara
Di planet 'Merah', matahari terbenam justru berwarna biru
Ilmuwan dibuat bingung oleh lubang hitam sebesar 12 matahari
Smartphone bikin manusia gampang marah dan depresi