Ini bahaya besar yang mengintai remaja pengguna smartphone
Smartphone yang berisi data sensitif menjadi target aksi kriminal yang meresahkan
Bagi generasi millenial, terutama remaja, gadget seperti smartphone sudah menjadi bagian hidup yang serba internet. Sayangnya semakin maraknya smartphone di dunia remaja juga memicu timbulnya bahaya tersendiri. Apa itu?
Berdasarkan penelitian Kaspersky Lab dan B2B International tahun 2015 lalu pada pengguna internet berumur 16-24 tahun, terungkap bila remaja lebih rentan kehilangan smartphone ketimbang pengguna dewasa. Satu dari tujuh remaja atau 17 persen pengguna internet dilaporkan pernah kehilangan smartphone. Sementara 13 persennya mengaku pernah kecurian smartphonenya.
-
Apa yang dilakukan hacker untuk mengakses data melalui WiFi? Para hacker meniru nama jaringan WiFi publik yang sudah ada dan tanpa keamanan kata sandi (password).
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Apa yang dilakukan hacker setelah mereka meretas kamera? Dilaporkan DailyStar, Rabu (12/7), di sinilah kamera pengguna dapat digunakan untuk memata-matai, mengambil foto atau video, dan bahkan menggunakan materi yang dikumpulkan untuk memeras korbannya.
-
Bagaimana cara hacker bisa meretas satelit? Diungkapkannya, celah ini memungkinkan hacker jahat bisa dengan begitu mudah meretas satelit dengan menggunakan peralatan yang tersedia di pasaran.
Sayangnya bahaya tidak berhenti pasca smartphone mereka hlang atau dicuri. Sebab, 83 persen remaja mengatakan mereka menderita konsekuensi buruk setelah kejadian itu.
Sepertiga (32 persen) dari remaja berusia 16-24 tahun mengalami peretasan terhadap akun online mereka sebagai dampak kehilangan atau pencurian perangkat. Satu dari empat menderita kerugian permanen terhadap foto-foto pribadi dan video yang berharga (25 persen), bersamaan dengan bocornya informasi pribadi yang sensitif (24 persen).
Celakanya, saat pengguna kehilangan atau dicuri smrtphonenya, hanya empat dari sepuluh yang memblokir perangkat melalui operator seluler atau melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Bahkan, hanya 29 persen yang menghapus data-data di perangkat dari jarak jauh atau bahkan mencoba untuk melacaknya menggunakan perangkat lunak 'find my device' (15 persen).
"Oleh karena itu sangat penting untuk, setidaknya, melindungi password, mengenkripsi semua data-data yang sensitif, serta rutin melakukan pembaharuan aplikasi keamanan mobile. Menggunakan fitur anti-pencurian, sebagai bagian yang lebih luas dari solusi keamanan, untuk memblokir pihak ketiga, membantu menemukan perangkat dan apabila diperlukan membersihkan data-data pribadi di dalamnya, dapat sangat berguna kedepannya dalam melindungi pengguna, bahkan setelah mengalami kehilangan atau pencurian perangkat mobile," ungkap Evgeny Guryanov, Product Manager di Kaspersky Lab.
Sumber: Kaspersky Lab
Baca juga:
Bocah umur 10 tahun retas Instagram, diberi hadiah Rp 130 juta
Cerita sukses Jobert Abma, hacker muda bergaji Rp 1 miliar setahun!
Situs diretas, KPAI lapor ke Bareskrim
Ngeri, sekarang FBI 'boleh' retas semua komputer di muka Bumi
Cuma modal email ancaman, grup hacker ini kantongi Rp 1 miliar lebih