Jangan gunakan smartphone sambil tonton TV!
Kebiasaan menggunakan smartphone sambil menonton TV diklaim lebih berbahaya dari mabuk ganja
Di era digital ini, bukan lagi pemandangan aneh melihat banyak orang selalu memandangi gadget mereka. Bukan hanya di rumah, tetapi, juga di kantor atau di jalan sekalipun. Namun, tanpa disadari, menggunakan smartphone dan teknologi lain seperti komputer atau TV bisa sangat berbahaya bagi tubuh.
Seperti yang dilansir oleh Daily Mail (07/04), memakai beberapa gadget di saat bersamaan bisa berdampak buruk bagi otak. Kegiatan 'multitasking' seperti Facebookan di smartphone sambil menonton TV diklaim bisa menurunkan tingkat kecerdasan seseorang.
-
Bagaimana cara orang Indonesia menggunakan smartphone dalam sehari? Indonesia juga termasuk ke dalam daftar negara yang tidak bisa hidup tanpa ponsel. Menduduki urutan ke enam, netizen Indonesia mengantongi angka sebanyak 29,1 persen dari waktu harian mereka untuk dihabiskan di depan layar HP.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang hubungan antara penggunaan smartphone dan kanker otak? Penelitian ini, yang dilakukan atas permintaan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menjadi titik terang bagi kekhawatiran yang telah lama ada di kalangan masyarakat terkait potensi bahaya gelombang radio yang dipancarkan oleh smartphone.
-
Bagaimana smartphone memengaruhi bentuk tengkorak manusia? Secara mengejutkan, tanduk hingga sepanjang 30 milimeter mulai muncul di kepala masyarakat saat ini. Benjolan yang muncul pada bagian bawah tengkorak dan sedikit di atas leher ini sangat langka pada 100 tahun lalu. Hal aneh ini muncul karena penggunaan smartphone, yang biasanya membuat orang menunduk dan bahkan jika diakumulasi bisa sampai empat jam dalam sehari. Hal ini membuat leher bekerja lebih keras dan tubuh meresponsnya.
-
Apa yang ditemukan oleh penelitian terbaru tentang penggunaan smartphone dan risiko kanker otak? Sebuah penelitian sistematis terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Environment International mengungkapkan bahwa penggunaan smartphone tidak terkait dengan risiko kanker otak.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
Berdasarkan penelitian dari Universitas Copenhagen, fokus pada beberapa gadget dalam satu waktu dapat membuat otak melepaskan hormon berlebihan yang memberikan dampak seperti saat mabuk narkoba. Apabila kebiasaan buruk itu tetap rutin dilakukan, itu sama halnya dengan melatih otak untuk rusak.
Ya, pada dasarnya, saat kita fokus melakukan satu, sebut saja Facebookan, otak akan menyimpan informasi pada bagian 'perpustakaan' otak yang disebut hippocampus dengan mudah. Kita pun akhirnya bisa dengan mudah mengingat dan memanfaatkan informasi tadi.
Akan tetapi, saat kita fokus menggunakan beberapa gadget secara bersama-sama, informasi kerap dialihkan ke bagian otak yang salah, yakni 'striatum'. Bagian otak tersebut sejatinya dipakai untuk merencanakan gerakan dan motivasi diri, bukan untuk menyimpan informasi atau ingatan.
Jika otak seseorang terlalu sering mengirim informasi ke bagian otak yang salah itu, maka terjadi peningkatan hormon dopamin yang bisa berakibat fatal bagi kecerdasan. Bahkan efeknya dianggap lebih buruk dari mabuk ganja.
"Penggunaan teknologi yang salah di kehidupan sehari-hari dapat merusak otak kita, membuat kecerdasan dan tes IQ kita menurun," ungkap ilmuwan Universitas Copenhagen.
Apakah Anda termasuk orang yang sering memandang layar smartphone dan TV secara bersamaan?
Baca juga:
Cairan ajaib ini bisa buat manusia kebal peluru
Rekor baru! Suhu Kutub Selatan hampir sepanas Kota Malang
Menguak misteri gerhana bulan 'darah' ketiga di malam Paskah
7 Manusia dengan kemampuan superhero mengerikan, dua dari Indonesia