Kesal diremehkan guru, siswa ini retas 444 website sekolah
Siswa yang kini duduk di bangku SMA itu merasa tidak bersalah akibat aksi peretasannya
Publik Jepang baru saja dikejutkan oleh aksi peretasan pertama yang dilakukan oleh remaja pada instansi pemerintah. Ironisnya semua terjadi akibat pengajaran salah guru remaja itu.
Seperti yang dilansir oleh Techworm, seorang remaja laki-laki berumur 16 tahun asal Osaka telah melancarkan serangan DDoS pada website sekolah, mulai dari SD, SMP, sampai SMA di Osaka. Serangan DDoS ini dilaporkan telah membuat sedikitnya 444 website sekolah di sekitar tempat tinggal remaja tadi down.
-
Apa yang dilakukan para hacker terhadap toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Siapa hacker yang pernah meretas komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat? Jonathan James (c0mrade)Jonathan James merupakan hacker remaja pertama yang pernah ditangkap karena kejahatan siber di Amerika Serikat. Saat ia berusia 15 tahun, di tahun 1999, James pernah melakukan peretasan ke dalam komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Dengan aksinya itu, James berhasil mendapat akses ke lebih dari 3.000 pesan dari pegawai pemerintah, kata sandi, dan berbagai data sensitif lainnya.
Serangan ini sejatinya dilakukan oleh remaja tadi di bulan November 2015 lalu, saat dia masih duduk di bangku SMP. Namun dia baru ditangkap oleh polisi tanggal 10 Mei lalu ketika sudah masuk ke SMA.
Polisi sudah menyita komputer remaja tadi berikut beberapa buku soal peretasan. Dari situ diketahui bila dia telah mengunduh program untuk serangan DDoS yang kemudian menggunakannya untuk membanjiri trafik server Dinas Pendidikan Osaka selama 1 jam. Kemudian dia hanya perlu mengamati keberhasilan aksi peretasannya lewat smartphone.
Remaja tadi juga mengaku bila serangan hacking ini dilakukan karena dia menerima perlakuan tidak mengenakkan dari sang guru.
"Aku benci bagaimana guru-guru meremehkan kami dan tak pernah membiarkan kami mengekspresikan diri kami yang sebenarnya. Jadi aku pikir ini adalah cara untuk membuktikan ketidakmampuan mereka. Rasanya menyenangkan melihat mereka memiliki masalah. Jadi aku melakukan serangan itu hingga beberapa kali," ujar remaja tadi.
Sungguh disayangkan kemampuan hacker hebat remaja tadi tidak disalurkan ke hal yang lebih positif akibat ulah guru. Celakanya lagi, remaja itu menghadapi ancaman hukuman maksimal 3 tahun penjara dan denda Rp 60 juta lebih.
Baca juga:
Buang aplikasi anti hacker dari iTunes, Apple sudah keterlaluan?
Penjahat siber mulai incar sektor ritel
Protes korupsi, hacker Anonymous 'hajar' 9 bank internasional
Awas, hacker bisa lakukan 5 hal berbahaya ini pada smartphone mu!
Ini bahaya besar yang mengintai remaja pengguna smartphone
Bocah umur 10 tahun retas Instagram, diberi hadiah Rp 130 juta