Kisah Perampokan Bank Pertama di Dunia tanpa Senjata Api
Berawal dari komplain nasabah korporat yang menitipkan duit di beberapa bank di sana. Salah satu nasabah merasa kehilangan uang sebesar USD 400.000 dari rekeningnya. Berikut cerita selengkapnya.
Peristiwa ini terjadi pada 1994 di Amerika Serikat (AS). Berawal dari komplain nasabah korporat yang menitipkan duit di beberapa bank di sana. Salah satu nasabah merasa kehilangan uang sebesar USD 400.000 dari rekeningnya.
Penyelidikan internal pun segera dilakukan. Berdasarkan hasil investigasi, pihak bank merasa ada yang tidak beres dari sistemnya. Mereka lantas menghubungi Federal Bureau of Investigation (FBI).
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Apa yang dilakukan para hacker terhadap toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
Setelah mendengar keterangan dari pihak bank, FBI menyimpulkan bahwa ini adalah kriminalitas gaya baru. Diklaim mereka sebagai peretasan pertama kali di dunia yang menyasar perbankan.
Dikutip dari situs resmi FBI.gov, Kamis (15/6), para penjahat siber diduga telah menargetkan sistem komputer manajemen kas institusi. Sistem ini memungkinkan klien korporat memindahkan dana dari rekening mereka sendiri ke bank lain di seluruh dunia.
"Para penjahat mendapatkan akses dengan mengeksploitasi jaringan telekomunikasi dan mengkompromikan ID pengguna dan kata sandi yang valid," tulis keterangan tersebut.
Bekerja sama dengan pihak bank, FBI mulai memantau rekening untuk mencari lebih banyak transfer ilegal.
"Kami akhirnya mengidentifikasi sekitar 40 transaksi ilegal dari akhir Juni hingga Oktober 1994, sebagian besar masuk ke rekening bank luar negeri dan tercatat berjumlah lebih dari USD10 juta," tulis mereka.
Agar tak ada lagi korban, pihak bank memutuskan untuk membekukan rekening luar negeri sehingga tidak ada uang tambahan yang dapat ditarik dari manapun.
Pelaku Perampokan Teridentifikasi
Setelah dilakukan investigasi lebih mendalam, FBI menemukan titik terang pelaku perampokan tanpa senjata, topeng, dan darah ini. Siapa perampoknya?
Ia adalah seorang programmer komputer muda yang handal dari St. Petersburg, Rusia bernama Vladimir Levin. Levin ternyata dikenal sebagai gembong sindikat perampokan dengan memakai teknologi.
Levin disebut-sebut kerap melakukan aksi perampokan yang tanpa disadari korban dan sukses meninggalkan jejak. Hingga akhirnya hari apesnya pun datang.
Nama Levin terkuak saat sepasang suami istri yang ditugaskan oleh gerombolan Levin mengambil uang di rekening salah satu bank AS.
Mereka dipaksa FBI untuk bekerja sama dalam penyelidikan. Ternyata perampokan itu dilakukan langsung dari sebuah perusahaan komputer di Rusia dan pasangan suami istri itu mengaku bekerja untuk Levin.
Singkat cerita, Levin berhasil ditangkap pada Maret 1995. Kemudian, dia mengaku bersalah pada Januari 1998. Kejadian ini diyakini sebagai perampokan bank secara online pertama di dunia.