Kominfo AS Larang Operator Seluler 'Belanja' Dari Huawei
Kominfo AS Larang Operator Seluler 'Belanja' Dari Huawei
FCC yang merupakan departemen yang berfungsi serupa Kominfo di Amerika Serikat, baru saja menyetujui perintah untuk melarang operator seluler untuk menerima dana subsidi untuk digunakan membeli peralatan dari Huawei dan ZTE. Keduanya, dianggap sebagai "ancaman keamanan nasional" di AS.
Berdasarkan laporan dari Enagdget, kedua peruasahaan asal Tiongkok tersebut dianggap membantu melakukan tindakan mata-mata lewat instrumen peralatan telko besutannya yang digunakan oleh banyak operator seluler.
-
Apa yang dilakukan Huawei selama berbisnis di Indonesia? Selama lebih dari 23 tahun beroperasi di Indonesia, Huawei telah membangun dengan berbagai pemangku kepentingan, demi mendukung kesuksesan transformasi digital dan tercapainya Visi Indonesia Emas 2045
-
Apa yang ZTE dan Moratelindo kerjakan bersama? ZTE Corporation (0763.HK/000063.SZ), sebuah perusahaan penyedia solusi teknologi informasi dan komunikasi terkemuka di dunia, dan Moratelindo, salah satu perusahaan terbuka penyedia infrastruktur dan jaringan telekomunikasi terbesar di Indonesia, mengumumkan kerjasama strategis untuk komersialisasi Set-Top Box (STB) B866V2FA yang didukung oleh Android TV™.
-
Bagaimana Huawei menunjukkan komitmennya untuk memajukan Indonesia? Lewat inovasi teknologi dan layanan mereka miliki baik yang bergerak di bidang Carrier Network, Enterprise, Consumer, Cloud, hingga Digital Power, perusahaan asal China ini berkomitmen memajukan Indonesia juga mitra kerja mereka.
-
Mengapa Kemnaker mengapresiasi Huawei? Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, memberikan apresiasi atas kepatuhan Huawei pada regulasi yang berlaku selama 24 tahun berusaha di Indonesia.
-
Kapan ZTE meluncurkan Nubia Redmagic 8S Pro dan Nubia Neo 5G di Indonesia? ZTE percaya diri dalam merilis dua produk terbarunya, Nubia Redmagic 8S Pro dan Nubia Neo 5G di Indonesia. Hal ini diungkap Liu Wenlong, Sales Director ZTE Indonesia pada event ZTE Indonesia Gaming Phone Launch hari ini, Selasa (29/8).
-
Bagaimana Huawei menunjukkan kepedulian terhadap masyarakat? Ida Fauziyah menjelaskan bentuk kepedulian terlihat dari salah satu Corporate Social Responsibility (CSR) Huawei. Yakni mempekerjakan lebih dari 90 persen pekerja lokal Indonesia yang merupakan lulusan terbaik dari perguruan tinggi di Indonesia. "Huawei juga berperan aktif dalam menyediakan peningkatan keterampilan dan kompetensi sesuai dengan standar kebutuhan industri, " ujar Ida Fauziyah.
Dana subsidi ini sendiri mengacu kepada dana publik yang didapatkan dari berbagai aspek seperti perpajakan dan tarif cukai.
Di kebijakan yang sama, FCC menyebut bahwa operator seluler penerima dana subsidi diharuskan "membuang dan mengganti" instrumen telekomunikasi dari perusahaan tersebut. FCC pun menyuarakan soal pembayaran penggantiannya, mengingat pergantian instrumen dari produk Huawei/ZTE ke merek lain tentu memakan biaya masif.
Huawei Angkat Bicara
Dalam pernyataannya kepada Enagdget, Huawei menyebut hal ini melanggar hukum. Huawei menyebut hal ini dikarenakan tidak pernah ada bukti pemata-mataan, dan regulator di AS diduga melihat hukum Tiongkok secara sebelah mata.
Huawei juga menyebut bahwa operator kecil akan dirugikan dengan adanya hal ini. Pasalnya, mereka pada dasarnya hidup dengan menggunakan peralatan besutan Tiongkok yang secara harga memang lebih murah.
Secara umum, sebut Huawei, masyarakat Amerika Serikat disebut akan membayar harga layanan internet dengan lebih tinggi karena menyusutnya kompetisi dan terjadinya dominasi dari satu pihak yang lebih 'kaya'.
Tetap Bisa Berbisnis
Meski demikian, umur Huawei untuk tetap bisa berbisnis dengan perusahaan AS akhirnya diperpanjang.
Hal ini pasca administrasi Presiden Trump kembali mengeluarkan lisensi 90 hari untuk tetap berbisnis dengan AS.
Melansir Reuters, periode pembebasan bisnis 90 hari sebelumnya telah berakhir minggu ini, dan awalnya pemerintah AS akan memberi lisensi dengan periode yang lebih panjang yakni enam bulan.
Namun kebijakan ini berubah, dari enam bulan, berubah ke dua minggu saja, hingga akhirnya diputuskan 90 hari.
Kebijakan ini dianggap sebagai sesuatu yang sulit. Meski di satu sisi Huawei dianggap sebagai "mata-mata" yang mengancam keamanan siber pemerintah AS, Huawei adalah penyedia peralatan jaringan yang cakupannya luas di AS, terutama di daerah pedesaan negeri Paman Sam.
Di pelosok, instrumen jaringan dari Huawei diandalkan untuk memancarkan jaringan 3G dan 4G.
Tergantungnya Desa dan Operator Telekomunikasi Dengan Huawei
Menteri Perdagangan AS, Wilbur Ross, menyebut bahwa perpanjangan lisensi perdagangan Huawei ini dilakukan agar operator telekomunikasi tetap bisa melayani pelanggan di beberapa daerah terpencil di AS.
Layanan telekomunikasi di daerah tersebut dianggap sudah banyak masalah dan tertinggal. Angkat kakinya Huawei dari AS, akan membuat pedesaan AS makin tertinggal.
Departemen Perdagangan AS sendiri akan tetap memantau teknologi Huawei agar tidak ada kebocoran data atau penyalahgunaan yang dapat mengancam keamanan nasional.
Masih belum jelas apa solusinya jika Huawei benar-benar cabut dari Amerika Serikat. Bisa jadi pedesaan akan menggunakan instrumen jaringan buatan lokal yang harganya jauh lebih mahal dan menguras anggaran negara.
(mdk/idc)