Mengapa Penguin Tidak Bisa Terbang? Ini Penjelasan Menurut Sains
Selain tidak dapat terbang, bulu penguin memiliki perbedaan yang mencolok dibandingkan dengan burung lainnya.
Penguin merupakan salah satu jenis burung yang paling menarik karena tidak memiliki kemampuan untuk terbang. Meskipun pinguin memiliki sayap dan tubuh yang kecil seperti burung lainnya, spesies ini tidak dapat terbang.
Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), sayap penguin telah berevolusi untuk tujuan berenang, bukan untuk terbang seperti burung pada umumnya.
-
Kenapa burung unta tidak bisa terbang? Adanya Evolusi Pada Burung Para peneliti mengungkapkan bahwa adanya perubahan evolusi yang besar pada burung karena perubahan DNA yang mengatur gen menghasilkan burung kehilangan kemampuan terbangnya.
-
Kenapa Burung Dara Galapagos tidak bisa terbang? Sebagai salah satu hewan endemik langka di kepulauan ini, Burung Dara telah berevolusi dalam isolasi tanpa adanya gangguan dari predator alami.
-
Bagaimana fosil penguin tersebut terawetkan? “Pencairan salju baru-baru ini mengungkap sisa-sisa yang telah lama terawetkan yang dibekukan dan terkubur hingga saat ini adalah penjelasan terbaik atas tumpukan sisa-sisa penguin dari berbagai usia yang kami temukan di sana,” komentar Emslie.
-
Kenapa Hari Penguin Sedunia dirayakan? Hari Penguin Sedunia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kita terhadap burung yang tidak bisa terbang ini.
-
Kapan Hari Penguin Sedunia dirayakan? Tepat pada tanggal 25 April ini, dunia merayakan Hari Penguin Sedunia.
-
Bagaimana penguin bergerak saat melakukan perjalanan jauh? Penguin hobi meluncur menggunakan perutnya, dan dibantu kakinya. Penguin bisa meluncur cepat saat melakukan perjalanan jauh. Namun begitu, penguin justru cenderung berjalan sambil menggoyangkan tubuhnya saat berkumpul bersama koloninya.
Sebagai perenang ulung, penguin menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam air, bahkan beberapa spesies dapat menghabiskan hingga 75 persen dari hidup mereka di lingkungan tersebut.
Diperkirakan bahwa seiring dengan peningkatan kemampuan berenang, penguin secara bertahap kehilangan kemampuan terbang mereka. Sayap penguin juga telah beradaptasi untuk mendukung kehidupan mereka di dalam air. Selain tidak bisa terbang, bulu penguin memiliki karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan burung lainnya.
Bulu-bulu penguin lebih pendek, lebar, dan tersusun rapat, sehingga memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap dinginnya air. Struktur fisik penguin juga berkontribusi pada ketidakmampuan mereka untuk terbang.
Tubuh penguin lebih berat jika dibandingkan dengan burung yang dapat terbang. Tulang-tulang penguin lebih padat dan berat, yang memungkinkan mereka untuk tenggelam dan berenang dengan lebih efisien.
Terbang memerlukan banyak energi, sehingga penguin telah mengalihkan fokus metabolisme mereka untuk berenang. Meskipun tidak dapat terbang, penguin sangat efisien dalam berenang dan mampu mencapai kecepatan hingga 36 km/jam di dalam air. Kemampuan ini memungkinkan mereka untuk berburu ikan dan sumber makanan lainnya dengan lebih efektif.
Perkembangan Penguin
Evolusi penguin berawal dari nenek moyang burung laut. Para ahli menganggap bahwa proses evolusi penguin merupakan salah satu keajaiban dalam dunia hewan yang sangat menakjubkan. Gen penguin diperkirakan ada lebih dari 60 juta tahun yang lalu.
Penguin tertua yang diketahui adalah Waimanu Manneringi, yang berasal dari Selandia Baru dan muncul sekitar 61 juta tahun lalu, tepatnya 5 juta tahun setelah peristiwa kepunahan massal yang mengakhiri era dinosaurus. Penelitian lebih lanjut mengungkapkan sejumlah gen yang berperan penting dalam adaptasi penguin, termasuk dalam hal penglihatan di bawah air, kemampuan menyelam dalam waktu lama, pengaturan suhu tubuh, serta diet dan ukuran tubuh.
Dalam kajian ini, para peneliti juga berhasil mengurutkan genom dari 20 spesies dan subspesies penguin yang masih ada. Menariknya, lebih dari tiga perempat spesies penguin yang pernah ada kini telah punah, dan dalam analisis ini, mereka juga menggunakan data kerangka dari 50 spesies fosil nenek moyang penguin.
Menurut peneliti, penguin berevolusi dari nenek moyang yang sama dengan sekelompok burung laut, termasuk elang laut dan petrel. Sebagian besar penguin saat ini dapat ditemukan di belahan bumi selatan, seperti spesies penguin Adelie yang menghuni garis pantai Antartika. Sementara itu, penguin Galapagos adalah satu-satunya spesies penguin yang hidup di utara khatulistiwa.
Penelitian ini juga menunjukkan adanya mutasi gen yang mengubah kemampuan penglihatan penguin. Cahaya biru dapat menembus lebih dalam ke dalam laut dibandingkan cahaya merah, sehingga sifat ini membantu penguin untuk melihat dengan lebih baik dalam kondisi cahaya rendah dan memberikan mereka penglihatan yang tajam saat berada di bawah air.
Selain itu, terdapat gen aktif yang membantu penguin dalam mendeteksi rasa asin dan asam. Namun, gen yang berfungsi untuk mendeteksi rasa pahit, manis, dan gurih tidak lagi aktif.
Studi ini menduga bahwa gen-gen tersebut mungkin tidak lagi diperlukan karena penguin biasanya berburu di air dingin dan asin dengan cara menelan ikan, udang, dan cumi-cumi secara utuh. Dari segi ukuran tubuh, penguin di masa lalu jauh lebih besar dibandingkan dengan spesies yang ada saat ini.