Meski Menyiksa, Mengapa Seseorang Bisa Ketagihan Pedas?
Meski mnyiksa, mengapa seseorang bisa ketagihan pedas? Tren pedas bikin kita bertanya-tanya, mengapa orang suka pedas? Ternyata hal ini merupakan evolusi dari nenek moyang yang percaya bahwa pedas membunuh bakteri, kebiasaan karena budaya, serta merupakan salah satu bentuk tantangan yang memang memberi rasa ketagihan.
Indonesia sudah sangat identik dengan budaya makanan pedasnya. Belum lagi beberapa tahun terakhir sedang 'ngetren' makanan pedas dengan level yang makin tinggi makin pedas.
Jika makanan pedas sendiri menyebabkan lidah terbakar, perut mulas, serta diare, mengapa banyak orang bisa ketagihan dan menggilai makanan yang pedas?
-
Siapa yang melakukan penelitian mengenai keheningan? “Sejauh ini, sampai penelitian kami muncul, belum ada tes empiris utama untuk pertanyaan ini. Dan itulah yang ingin kami berikan,” kata Rui Zhe Goh, peneliti bidang Sains dan Filsafat dari Johns Hopkins University. Goh dan para profesornya mengerjakan ilusi sonik untuk memahami jika orang merasakan keheningan saat mereka memproses suara dari perspektif kognitif.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Mengapa penelitian ini penting untuk memahami perkembangan tubuh dan penyakit? Studi ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang proses perkembangan yang mendasari, yang dapat membantu dalam penelitian dan penanganan penyakit di masa depan.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
Penjelasan tentang rasa pedas yang bisa berbahaya sama sekali bukan bualan. Rasa pedas diperoleh dari senyawa bernama capsaicin, yang ada dalam cabai. Capsaicin merupakan neurotoxin yang berbahaya dalam jumlah besar. Namun makin banyak jumlahnya orang makin ketagihan. Ada apa dengan cabai?
Ternyata hal ini merupakan produk evolusi. Berdasarkan jurnal tahun 1998 berjudul 'Antimicrobial Functions of Spices: Why Some Like it Hot,' yang ditulis oleh Jennifer Billing dan Paul W. Sherman dari Neurology and Behavior, Cornell University, Ithaca, Amerika Serikat, menyatakan bahwa rasa pedas dari cabai memproteksi manusia zaman dahulu dari bakteri dan jamur.
Jadi manusia zaman dahulu yang belum menemukan sanitasi dan belum tahu soal higienis, lebih memilih untuk banyak makan cabai untuk proteksi diri dari penyakit.
Di era sekarang, sanitasi sudah baik dan semua hal makin higienis. Namun karena nenek moyang kita mengonsumsi pedas dan mereka baik-baik saja, makanan pedas pun tetap dikonsumsi meski menyiksa.
Dalam kesempatan lain, seorang psikolog bernama Paul Rozin memiliki teori lain. Di tempat seperti Meksiko, masyarakatnya menganggap rasa pedas adalah hal yang dimiliki secara turun temurun oleh budaya mereka. Bahkan anak-anak sudah memakan cabe mulai usia balita, dan binatang di sana juga memakan sisa-sisa cabai yang tak habis dimakan manusia.
Hal ini jadi teori yang sedikit bertolak belakang dengan bawaan nenek moyang, yakni mereka suka pedas karena terbiasa. Hal ini sama persis dengan mengapa seseorang suka kopi yang pahit dan orang Jepang terbiasa memakan sushi dengan cocolan wasabi.
Teori lain memaparkan aspek yang juga berbeda. Menurut peneliti dari Pennsylvania State University bernama Nadia Byrnes dan John Hayes, seseorang akan menyukai pedas karena seseorang suka tantangan dan 'nendangnya' rasa cabai adalah tantangan.
Hal ini menunjukkan ada keterhubungan antara kepribadian yang 'menyukai tantangan' dengan menyukai masakan pedas.
Di China, hal ini terimplementasi dengan baik. Bagaimana tidak, di Sichuan dan Hunan, dua tempat yang sangat populer dengan masakan pedas, cabai adalah simbol kekuatan.
Mao Zedong, pendiri Republik Rakyat China yang kebetulan kelahiran Hunan, menyatakan bahwa seseorang yang tidak mampu memakan cabai berarti tidak bisa bertarung.
Menurut Anda, mengapa Anda suka pedas?
Baca juga:
Ini Gagasan Luar Biasa Bill Gates Untuk Atasi Pemanasan Global
6 Cara Teknologi Selalu Mengawasi Kehidupan Kita Lewat Gadget
Senyawa adalah Zat yang Dihasilkan dari Dua atau Lebih Unsur, Ini Selengkapnya
Penelitian: Lockdown Pandemi Covid-19 Mengikis Kesehatan Mental
Fungsi Buret Alat Laboratorium, Ketahui Cara Menggunakan Berdasar Jenisnya
Ilmuwan Sebut Smartwatch Berpotensi Deteksi Covid-19 Sebelum Muncul Gejala
NASA Temukan Planet Dengan Tiga Bintang, Orbitnya Bingungkan Astronom