Microsoft Berencana Kembangkan Chatbot Dengan Kemampuan Bicara Seperti Manusia
Microsoft Berencana Kembangkan Chatbot Dengan Kemampuan Bicara Seperti Manusia
Raksasa teknologi AS Microsoft berencana mengembangkan sebuah chatbot yang bisa berbicara seperti layaknya manusia. Hal ini dimungkinkan dengan teknologi AI (artificial intelligence) alias kecerdasan buatan.
Namun yang jadi sandungan adalah cara kerja kecerdasan buatan tersebut. AI bekerja dengan mempelajari banyak informasi kemudian mengambil keputusan berdasarkan informasi-informasi yang dipelajari.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari Sakarin? Sakarin, dalam bentuk bubuk kristal putih, memiliki tingkat kemanisan yang mencapai 300-400 kali lipat gula pasir. Meski tidak mengandung kalori dan aman untuk penderita diabetes, rasa akhir yang pahit membuatnya perlu dicampur dengan pemanis lain.
-
Kapan Sai dilakukan? Sa’i merupakan salah satu rukun dalam rangkaian ibadah haji.
-
Siapa Pak Sadimin? Di Desa Gempol hiduplah seorang saksi sejarah yang diperkirakan sudah berusia 105 tahun bernama Pak Sadimin.
-
Apa yang dipesan oleh Haji Isam dari SANY? Perusahaan alat berat terkemuka asal China, SANY, telah menandatangani pesanan sebanyak 2.000 ekskavator dari Jhonlin Group.
-
Bagaimana SARA bisa diatasi? Tindakan preventif yang dapat dilakukan untuk mencegah konflik SARA adalah dengan memberikan edukasi yang baik mengenai keberagaman suku, budaya, dan agama di Indonesia.
-
Kapan Saninten berbuah? Pohon saninten berbuah dua tahun sekali.
Meski sangat berguna dan objektif, hal ini ternyata juga bisa menakutkan. Microsoft berpendapat bahwa AI bisa dipakai untuk menyerupai seseorang. Bisa jadi juga orang yang sudah meninggal dunia.
Menurut informasi yang ditemukan oleh Protocol, Microsoft tengah mengajukan sebuah paten pada US Patent and Trademark Office, di mana perusahaan mempertimbangkan untuk membuat sebuah chatbot yang bisa berbicara dengan orang yang kita kenal, termasuk orang yang telah tiada.
Tentunya, bicara dengan 'orang yang sudah meninggal' secara online mungkin bisa jadi sebuah cara untuk nostalgia.
Pengumpulan Informasi
Pada deskripsi paten yang diajukan, tertulis "dalam sejumlah aspek, data sosial seperti gambar, data suara, unggahan media sosial, email, surat, dan lain-lain mengenai orang tertentu mungkin akan diakses. Data ini dapat digunakan untuk menciptakan atau modifikasi indeks khusus, seperti kepribadian dari seseorang."
Seperti diketahui, ada banyak kasus di mana akun media sosial yang telah diretas dapat dipakai untuk mengirimkan pesan spam atau tautan berbahaya dan itu bukan berasal dari si pengguna asli.
Namun dengan memakai AI dan memberikan informasi, hal tersebut justru bisa mengacu ke level baru dari pencurian identitas.
Selain itu, secara realistis, berbicara dengan chatbot dan menganggapnya seolah orang terdekat yang telah meninggal mungkin cukup aneh dan sedikit salah.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Agustin Setyo Wardani
Baca juga:
Omthing TWS dengan Teknologi ENC, Diklaim Hasilkan Suara Jernih
7 Founder Startup Ini Bikin Teknologi Makin Berkembang di Indonesia
Siapkan Revolusi Digital, Jabar Akan Jadi Provinsi Swasembada Pangan di Masa Pandemi
Cara Cari Tahu Kecepatan Mengetik, Yuk Belajar Mengetik Cepat!
Cara Menjaga Baterai HP agar Awet dan Tahan Lama, Perhatikan Trik saat Isi Daya
Bosman Masuk Pasar Smart Home Nasional, Tawarkan Kualitas dan Harga Terjangkau
Wujud Taksi Drone Buatan Rusia