NASA dan Microsoft Luncurkan Chatbot AI untuk Akses Data Ilmiah
NASA berkolaborasi dengan Microsoft untuk mengembangkan chatbot AI yang mempermudah akses data ilmiah tentang Bumi.
Inovasi Baru dalam Akses Data Ilmiah
NASA bekerja sama dengan Microsoft untuk menciptakan chatbot AI yang dinamakan Earth Copilot. Alat ini dirancang untuk memudahkan akses dan pemahaman terhadap data ilmiah mengenai Bumi.
Earth Copilot mampu menjawab pertanyaan tentang planet kita dengan merangkum informasi geospasial yang luas dari NASA menjadi jawaban yang mudah dipahami. Misalnya, pengguna dapat menanyakan dampak Badai Ian di Sanibel Island atau bagaimana pandemi COVID-19 mempengaruhi kualitas udara di AS.
-
Mengapa Microsoft menghadirkan Copilot di Telegram? Dapat disadari bahwa manusia akan lebih sering berinteraksi dengan AI seperti ChatGPT, Copilot, dan chatbot dibandingkan dengan manusia lain. Hal ini tidak terhindarkan karena produk AI semakin personal dan mampu melakukan banyak hal di dalam perangkat, tidak hanya menjawab pertanyaan kompleks. Microsoft kini menghadirkan chatbot Copilot ke Telegram, dan penggunaannya sangat mudah.
-
Apa yang berhasil dicapai NASA baru-baru ini? Baru-baru ini pesawat luar angkasa NASA berhasil mengirimkan sinyal laser sejauh 466 juta kilometer, memecahkan rekor sebelumnya dan berpotensi mengubah penjelajahan terhadap tata surya.
-
Apa teknologi yang digunakan NASA untuk mengirim pesan? NASA baru-baru ini melakukan uji coba yang sangat menjanjikan dengan berhasil mengirimkan pesan melalui laser melintasi jarak hingga hampir 16 juta kilometer atau sekitar 10 juta mil.
-
Mengapa AI penting untuk penelitian luar angkasa? 'Kami akan meneliti aktivitas kimia kehidupan secara mendasar. Sebab dengan ini aturan kimia dalam kehidupan dapat mempengaruhi keanekaragaman distribusi biomolekul,'
-
Siapa yang menggunakan ChatGPT? Dalam postingan Tiktok yang diunggah oleh akun @/dillaressss, menunjukkan bahwa ia menggunakan Chat GPT untuk untuk melakukan percakapan seolah ia sedang berbicara kepada sang Ibu yang sudah meninggal.
-
Bagaimana AI Rusia menganalisis pendaratan NASA di Bulan? Analisis yang dipakai adalah analisis jaringan saraf (neural network). Sebuah model komputasi yang meniru cara kerja otak manusia. Menggunakan algoritma, analisis ini dapat mengenali pola dan korelasi tersembunyi dalam data mentah, serta mengelompokkan dan mengklasifikasinya.
Tujuan dan Manfaat Earth Copilot
NASA bertujuan untuk 'mendemokratisasi' akses terhadap data ilmiah dengan peluncuran Earth Copilot. Saat ini, mendapatkan dan memahami informasi dalam database NASA cukup sulit bagi orang-orang yang bukan peneliti atau ilmuwan.
Tyler Bryson, wakil presiden korporat Microsoft untuk industri kesehatan dan sektor publik, menjelaskan bahwa banyak orang menghadapi tantangan dalam menemukan dan mengekstrak wawasan dari data. Proses ini sering kali memerlukan navigasi antar antarmuka teknis, pemahaman format data, serta penguasaan analisis geospasial yang merupakan keterampilan khusus yang jarang dimiliki pengguna non-teknis.
Dengan memanfaatkan AI, Earth Copilot diharapkan dapat menyederhanakan proses ini. Hal ini akan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan wawasan dari data Bumi menjadi hanya beberapa detik.
Pengujian dan Integrasi Earth Copilot
Saat ini, Earth Copilot hanya tersedia untuk ilmuwan dan peneliti NASA. Mereka akan menilai kemampuan alat ini sebelum menjelajahi integrasinya ke dalam platform Visualisasi, Eksplorasi, dan Analisis Data (VEDA) NASA.
Platform VEDA sudah menawarkan akses ke beberapa data yang dimiliki oleh lembaga tersebut. Dengan adanya Earth Copilot, diharapkan akses dan pemahaman data ilmiah akan semakin mudah, tidak hanya bagi peneliti tetapi juga bagi masyarakat umum.
Pengembangan alat ini merupakan langkah maju dalam memanfaatkan teknologi AI untuk mendukung penelitian dan pendidikan ilmiah. Dengan Earth Copilot, diharapkan lebih banyak orang dapat terlibat dalam memahami isu-isu penting terkait Bumi.