Pasien Pertama Neuralink Bagikan Pengalaman Menggunakan Implan Otak, Hasilnya di Luar Nalar
Noland Arbaugh, pasien pertama Neuralink, mengungkapkan pengalaman menggunakan implan otak untuk berbagai proyek inovatif tujuh bulan setelah operasi.
Noland Arbaugh, orang pertama yang menerima implan Neuralink, baru-baru ini membagikan pembaruan tentang perjalanannya dengan teknologi revolusioner ini. Dalam sebuah unggahan di X, Arbaugh, yang menamai implan tersebut "Eve," menjelaskan pengalamannya dan proyek-proyek yang sedang dikerjakannya tujuh bulan setelah operasi.
Arbaugh sebelumnya adalah seorang mahasiswa dan atlet di Texas sebelum kecelakaan pada tahun 2016 membuatnya lumpuh. Tahun lalu, Neuralink memperoleh izin dari otoritas AS untuk memulai uji coba implan otak pada manusia.
-
Kenapa Neuralink membuat implan otak? Kemajuan yang dialami oleh Arbaugh ini sejalan dengan visi Neuralink yang ingin menghubungkan otak manusia dengan komputer untuk membantu mengatasi kondisi neurologis yang rumit.
-
Apa yang dicapai Elon Musk dengan perusahaan Neuralink nya? Elon Musk mengumumkan bahwa startup teknologinya, Neuralink, telah sukses memasukkan implan chip ke dalam otak subjek uji manusia pertamanya.
-
Apa yang bisa dilakukan oleh manusia pertama yang menerima implan otak Neuralink? Neuralink, perusahaan neuroteknologi milik Elon Musk, telah berhasil memungkinkan seseorang dengan kelumpuhan untuk bermain catur online dengan hanya menggunakan pikirannya.
-
Apa tujuan jangka pendek Neuralink? “Tujuan jangka pendek perusahaan ini adalah membangun antarmuka otak yang umum dan memulihkan otonomi bagi mereka yang memiliki kondisi neurologis yang melemahkan dan kebutuhan medis yang tidak terpenuhi,”
-
Siapa manusia pertama yang menerima implan otak dari Neuralink? Dengan demikian, ia berperan sebagai manusia pertama yang menerima implan otak dari Neuralink.
-
Bagaimana chip Neuralink bekerja dalam otak? Chip otak – yang memiliki 1.000 elektroda – dimaksudkan untuk memungkinkan orang menjalankan fungsi komputer secara nirkabel hanya dengan memikirkan apa yang ingin mereka lakukan melalui mekanisme “pikir-dan-klik”.
Perangkat utama yang digunakan disebut "Link," seukuran lima koin yang ditumpuk, yang ditanamkan di dalam otak melalui prosedur bedah.
Mengutip IndiaToday, Senin (2/9), Arbaugh menghabiskan sekitar 4 jam setiap hari di fasilitas Neuralink, bekerja dengan berbagai tugas menggunakan implan tersebut. Aktivitasnya mencakup pelatihan untuk menggunakan gerakan tubuh tertentu untuk fungsi komputer seperti mengklik dan mengetik.
Ia juga fokus pada simulasi menulis tangan dengan membayangkan memegang pensil untuk menghasilkan ketukan pada layar. Arbaugh terlibat aktif dalam meningkatkan antarmuka pengguna dan kinerja teknologi secara keseluruhan, terus mendorong dirinya mencapai pencapaian baru.
Di waktu luangnya, Arbaugh menggunakan implan Neuralink untuk mengejar beberapa tujuan pendidikan dan kreatif. Ia menghabiskan sekitar tiga jam sehari mempelajari bahasa Prancis dan Jepang menggunakan berbagai sumber. Selain itu, ia mengulang kembali konsep dasar matematika melalui Peterson Academy sebagai persiapan untuk kemungkinan kembali ke sekolah.
Arbaugh juga banyak membaca karya-karya penulis seperti Brandon Sanderson, Stieg Larsson, JRR Tolkien, dan Victor Hugo, serta kembali menulis kreatif dengan harapan menerbitkan karyanya di masa depan. Di luar akademik dan menulis, Arbaugh menggunakan implan ini untuk kegiatan devotional dan studi Alkitab.
- NeutraDC Perkenalkan Pemanfaatan AI bagi UKM Binaan Telkom Mandalika
- Neuralink, Startup Besutan Elon Musk Berhasil Tanam Chip Otak di Pasien Kedua
- Manusia Pertama Penerima Implan Otak dari Elon Musk Ini Tunjukan Keajaiban Bisa Main Catur
- Ngobrol Bareng Nelayan Perahu Ketek Palembang, Ganjar Tawarkan KTP Sakti dan Bentuk Koperasi untuk Modal
Ia mempertimbangkan untuk kembali ke sekolah dengan fokus pada bidang ilmu saraf, mengingat perspektif uniknya dalam bidang ini. Arbaugh juga bermimpi menemukan pekerjaan, memulai yayasan amal, dan membangun rumah untuk orang tuanya.
Neuralink berambisi untuk meningkatkan kemampuan manusia dan membantu penderita kondisi neurologis seperti ALS dan Parkinson. Tujuan mereka adalah menciptakan hubungan yang kuat antara manusia dan AI, memungkinkan kontrol perangkat seperti ponsel dan komputer hanya dengan pikiran.