Menko Luhut Beri Penilaian ke Azwar Anas: Paten Juga Kawan Nih
Luhut menceritakan pengalamannya saat menghadapi kendala dalam beberapa proyek, salah satunya e-katalog.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan memberikan penilaian positif terhadap kinerja Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi dan Birokrasi, Abdullah Azwar Anas selama dua tahun menjabat.
Luhut menceritakan pengalamannya saat menghadapi kendala dalam beberapa proyek, salah satunya e-katalog. Dia menyebutkan hampir setiap rapat, Anas selalu hadir dan memberikan dukungan.
Hal ini menegaskan pentingnya kerja sama tim dalam menyelesaikan berbagai masalah. DiIa menyoroti meskipun koordinasi sering dianggap mudah, kenyataannya membutuhkan keterampilan dan kredibilitas yang tinggi agar dapat berjalan dengan baik.
"Dari situlah saya tahu, oh paten juga kawan nih. Nah kemudian dalam perjalanan Presiden nugaskan saya masalah e-katalog. Saya yang ngusul, terus Pak Presiden (Jokowi) bilang, yaudah Pak Luhut tangani, saya tangani enggak maju-maju," kata Luhut dalam acara peluncuran buku Anti Mainstream Bureucracy, Jakarta, Kamis (10/10).
Dalam proses pengembangan e-katalog, Luhut mencatat setelah enam kali perintah dari Presiden untuk memperbaiki sistem, akhirnya Azwar Anas ditunjuk untuk memimpin Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) tanpa Tim Penilaian Akhir (TPA).
"Nah dalam perjalanan saya akhirnya sampai pada yang harus ada penggantian LKPP. Karena gak jalan-jalan, saya lapor Presiden, Pak kalau boleh ini harus diganti. Dia setuju, siapa? Pak Anas. Kok Pak Luhut tau Anas? Saya bilang saya jelasin. Ya ampun, wah dia waktunya nih? Ya, kemudian masuklah Pak Anas. Tapi Bapak Ibu tau, perintah Presiden Republik Indonesia 6 kali Pak itu, gak jalan-jalan," papar Luhut.
"Terakhir saya bilang, Pak Presiden mohon maaf, kalau enggak ini Pak sudah 6 kali Bapak Perintah, gak jalan-jalan. Jadi gimana? Ya terserah Bapak putuskan diskresi Bapak. Jadi Pak Anas ini jadi Kepala LKPP tanpa TPA," sambung dia.
E-Katalog Alami Perkembangan Signifikan
Di bawah kepemimpinannya, Luhut bilang e-katalog mengalami perkembangan signifikan, dengan lebih dari 9,6 juta item yang terdaftar dan peluncuran versi terbaru yang direncanakan akan mencakup hingga 90 persen belanja pemerintah.
"Begitu dia masuk, dia ke team up, kami mulai e-katalog itu 50 ribu item. Saya ulangi, 50 ribu item. Dan saya lapor Pak Presiden, Pak kalau ini jadi, maka belanja pemerintah yang Rp3.600 triliun itu, kita akan masukkan ke dalam, itu pasti akan mengurangi korupsi dan pasti akan membuat efisiensi lebih tinggi," tuturnya.
Luhut juga mengapresiasi inovasi Azwar Anas dalam menyederhanakan aplikasi pemerintah melalui satu portal, sehingga memudahkan akses dan efisiensi.
"Sehingga dengan INA tadi itu 27 ribu apps itu, itu kita bikin tinggal satu portal saja. Soft launching kemarin dari New York malah saya lakukan karena Odo bilang Pak, Bapak harus ngomong sekarang. Ya ngomong, sekarang kita kerjakan," terang dia.
Menurutnya penting mendukung anak-anak muda Indonesia yang berkontribusi dalam pengembangan sistem, mencerminkan harapan yang ada untuk masa depan negara.
"Dan saya ingin laporkan pada Bapak Ibu sekalian, 400 anak-anak muda Indonesia oleh Pak Anas dikumpulin. Itu saya kagum melihat itu. Kok mau anak-anak muda Indonesia yang sudah kerja di Singapura, di mana-mana, mereka berkumpul untuk membuat INA tadi," tutupnya.