Peneliti dunia antre ingin teliti potensi alam Indonesia
Indonesia menjadi tujuan utama para peneliti dunia untuk meneliti keanekaragaman hayati yang ada di dalam negeri ini.
Menurut Kepala Laboratorium Entomologi, LIPI, Rosichon Ubaidillah, Indonesia menjadi tujuan utama para peneliti dunia untuk meneliti keanekaragaman hayati yang ada di dalam negeri ini. Rosichon mengatakan, banyaknya para peneliti yang ingin meneliti keanekaragaman hayati negeri ini sejatinya sudah terjadi sejak lama, bahkan pada tahun 1600 an.
"Kita adalah negara yang kaya, makanya banyak para peneliti dunia ingin meneliti kekayaan alam di sini. Cobalah kita tengok ke belakang, Georg Eberhard Rumphius itu sekitar tahun 1600 sudah meneliti tentang flora dan fauna di Ambon. Dia menemukan setidaknya kurang lebih ada 7000 halaman tumbuh-tumbuhan di Ambon. Oleh sebab itu, boleh dikatakan jika Indonesia itu laboratorium alam di seluruh dunia," ujarnya kepada Merdeka.com di sela-sela acara Pameran Sains dan Teknologi Jerman – Indonesia di Museum Nasional, Jakarta, (5/10).
-
Dimana tempat penelitian ini dilakukan? Bukti ini ditemukan lewat studi yang dipimpin oleh Gaia Giordano dari Universitas Milan, Italia.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Kenapa Taman Nasional Baluran jadi tempat penelitian? Lebih terkenal sebagai kawasan wisata, Taman Nasional Baluran juga merupakan laboratorium penelitian menakjubkan.
-
Dimana Laboratorium Lingkungan Jawa Barat berada? Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil, meresmikan Gedung Laboratorium Lingkungan Jawa Barat, di Jalan A.H Nasution, Kota Bandung, Selasa (8/8).
-
Apa tujuan utama dari laboratorium lingkungan di Jawa Barat? Laboratorium tersebut akan fokus menangani pengujian bahan kimiawi cair, termasuk dari hasil buang perusahaan (limbah). JIka terbukti mencemarkan, maka perusahaan yang bersangkutan akan dimendapat sanksi hukum.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
Di negeri ini, lanjut pria berkacamata ini, masih banyak sekali keanekaragaman hayati yang belum diteliti. Sehingga, hal ini menurut banyak peneliti dunia adalah sebuah potensi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Menurutnya, keanekaragaman hayati yang belum tersentuh penelitian sekitar 40 persen. Angka itu pun yang baru dikerjakan oleh LIPI.
"Kalau yang terkoleksi di LIPI baru total 40 persen. Tapi kalau di bedah, mamalia itu paling banyak bisa 80 persen. Sementara kalau untuk binatang-binatang kecil yang ada di tanah dan hutan baru di bawah 10 persen. Makanya kita perlu inventarisasi dengan cepat karena persoalan kebakaran hutan ini yang terus mengancam," tuturnya.
Persoalan kebakaran hutan memang kerap menimbulkan persoalan bagi keanekaragaman hayati di negeri ini. Gara-gara itulah banyak di antaranya yang punah yang belum diteliti oleh para peneliti. Sehingga, potensi untuk inventarisasi keanekaragaman hayati dengan cepat sering terkendala oleh kebakaran hutan.
Baca juga:
Larva kumbang bisa uraikan sampah plastik yang membahayakan dunia
Jamur ini bisa digunakan untuk isi ulang smartphone lebih cepat
Penelitian: Bakteri Bacillus F bisa bikin manusia hidup abadi
Google Doodle ikut umumkan penemuan bukti ada air di Mars
Tak disangka, minyak kelapa ternyata bisa gantikan solar