Penelitian Hewan di Antartika telah Berlangsung 11.000 Tahun
Penemuan ini memicu spekulasi bahwa kehidupan mirip mungkin ada di planet lain yang memiliki kondisi lingkungan yang ekstrem.
Di kedalaman laut yang membeku di Antartika, jauh dari interaksi manusia, terdapat makhluk yang sangat menakjubkan. Makhluk tersebut bernama Anoxycalyx joubini, sejenis spons laut yang terlihat sederhana, tetapi menyimpan fakta mengejutkan tentang umur panjangnya.
Para peneliti memperkirakan bahwa makhluk ini dapat hidup hingga 11.000 tahun, menjadikannya salah satu organisme tertua yang pernah ditemukan di planet kita. Berdasarkan informasi dari IFL Science pada Jumat (20/12), spons laut ini dapat ditemukan pada kedalaman sekitar 1.100 meter di Laut Weddell, Antartika.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan di Antartika? Penelitian para ahli geologi yang menggali lapisan es besar di Antartika barat, telah menemukan sisa-sisa sistem sungai kuno yang pernah mengalir sepanjang hampir 1600 km.
-
Mengapa dinosaurus hidup di Antartika? Temuan ini membuktikan bahwa dinosaurus pernah hidup di dekat lingkaran Antartika, ketika benua Australia masih menyatu dengan kutub selatan tersebut.
-
Apa yang ditemukan di Antartika? Selama sekitar tujuh tahun, sebuah puncak yang berbentuk piramida di Pegunungan Ellsworth Antartika telah menimbulkan berbagai teori konspirasi yang melibatkan alien dan peradaban kuno.
-
Dimana peneliti mengebor es Antartika? Diketahui, para peneliti telah mengebor lubang di es Antartika dengan kedalaman lebih dari 2.000 meter.
Di lokasi tersebut, kondisi sangat ekstrem, dengan suhu air yang hampir mencapai titik beku, tekanan yang sangat tinggi, serta hampir tidak ada cahaya matahari yang mampu menembus kedalaman tersebut.
Menariknya, kondisi ekstrem tersebut justru menjadi salah satu alasan di balik kemampuan Anoxycalyx joubini untuk bertahan hidup selama ribuan tahun. Di lingkungan yang hampir tidak berubah ini, pertumbuhan mereka berlangsung sangat lambat.
Spons ini hanya tumbuh beberapa milimeter setiap tahunnya, sehingga perubahan yang terjadi hampir tidak terlihat jika dibandingkan dengan organisme lain yang tumbuh lebih cepat.
Dengan pertumbuhan yang lambat dan minimnya predator alami, spons ini dapat hidup dengan waktu yang sangat panjang. Selain daya tahannya yang luar biasa, Anoxycalyx joubini juga memiliki peran penting dalam ekosistem laut dalam.
Spons ini berfungsi sebagai filter alami, menyaring air laut dan menghilangkan partikel-partikel kecil di sekitarnya. Kehadiran mereka juga menciptakan ruang hidup bagi mikroorganisme laut lainnya, menjadikan Anoxycalyx joubini bagian yang vital dari rantai kehidupan yang ada di dasar laut yang dingin dan sepi.
Namun, Anoxycalyx joubini bukan satu-satunya keajaiban yang dapat ditemukan di perairan Antartika. Di wilayah ini, kehidupan muncul dalam berbagai bentuk yang tak kalah unik. Ada laba-laba laut dengan kaki panjang yang bergerak lamban di dasar laut, seolah sedang menari.
Selain itu, terdapat bintang basket yang menggunakan lengan bercabangnya untuk menangkap plankton, menciptakan siluet yang indah dan misterius. Teripang juga dapat dilihat berkeliaran di dasar laut, berperan penting sebagai pemakan detritus dan membersihkan sisa-sisa organisme mati.
Tidak ketinggalan, ikan es yang memiliki kemampuan luar biasa untuk bertahan hidup di suhu di bawah nol derajat berkat adanya protein antibeku dalam darahnya, serta gurita Antartika yang telah berevolusi secara unik untuk menghadapi tekanan dan kegelapan laut dalam.
Penemuan mengenai Anoxycalyx joubini dan makhluk-makhluk aneh lainnya tidak hanya mengungkapkan keanekaragaman hayati Antartika, tetapi juga memberikan wawasan ilmiah yang sangat berharga.
Kehidupan yang mampu bertahan di lingkungan sedingin Antartika memberikan para peneliti pemahaman yang lebih dalam tentang adaptasi biologis terhadap kondisi ekstrem. Bahkan, penemuan ini menimbulkan spekulasi bahwa kehidupan serupa mungkin saja dapat ditemukan di planet-planet lain yang memiliki kondisi lingkungan yang ekstrem.