Peneliti ini 'jualan' tangan robot murah
Tangan robot murah ini membuka peluang menjalani hidup lebih baik bagi banyak orang difabel
Rasanya mustahil saat membayangkan penelitian bionic (robot) dilakukan dengan budget yang sedikit. Di mana pun, biasanya penelitian semacam ini paling tidak menelan biaya 'masif' sampai terkadang tak terjangkau.
Oleh sebab itu, ketika ada orang yang bisa melakukan penelitian bionik dengan biaya 'murah', bisa diibaratkan menjungkir balikan paradigma robot mahal. Dialah Joel Gibbard, seorang penemu asal Inggris yang berhasil membuat tangan robot berkocek murah.
-
Apa yang dilakukan robot ini? Selain mengemudikan robot, implan otak dapat membantunya menghindari rintangan, melacak target, dan mengatur penggunaan lengannya untuk menggenggam sesuatu.
-
Bagaimana robot ini dikendalikan? Sel induk yang ditakdirkan untuk menjadi bagian dari otak manusia digunakan untuk mengembangkan robot ini.
-
Bagaimana robot gajah itu bergerak? Meskipun hanya merupakan replika mekanis, Mechanical El mampu menampilkan gerakan yang menyerupai gerakan gajah sungguhan, mulai dari langkah-langkah lamban hingga gerakan kepala yang realistis.
-
Siapa yang mengembangkan robot ini? Para peneliti di Universitas Tianjin di Tiongkok telah menciptakan robot yang dikendalikan oleh sel otak manusia.
-
Apa yang dilakukan oleh para ilmuwan Jepang pada robot? Ilmuwan Jepang telah menemukan cara untuk menempelkan jaringan kulit hidup ke wajah robot dan membuat mereka bisa "tersenyum".
-
Bagaimana robot itu 'bunuh diri'? Penduduk setempat bahkan mengatakan robot itu melompat ke bawah. Meskipun alasan perilaku robot tidak diketahui, hal ini sedang diselidiki.
Dilansir dari Mashable, Kamis (27/8), dia terinspirasi membuat tangan robot dari ketakutannya manakala ada bagian tubuhnya yang hilang.
Dia mengklaim jika prototipe yang dia diciptakan dapat diproduksi kurang dari biaya tangan robot lainnya. Untuk membuat tangan robot tersebut, Gibbard hanya menggunakan mesin pencetak 3D.
Tidak ingin dicap pembual saja, Gibbard mengatakan bila inovasinya membutuhkan biaya EUR 2.000 (sekitar Rp 42 jutaan) dibandingkan dengan yang lain yang berharga hingga EUR 60.000.
"Bahkan waktu tunggu untuk pembuatannya pun singkat. Perangkat prostetik custom-fit bisa seminggu atau sebulan," kata Gibbard.
"Dengan menggunakan 3D scanning dan pencetakan 3D, kita secara radikal dapat mengurangi waktu tunggu," tambahnya.
Optimisme terhadap karya inovasinya itu, memutuskannya untuk berhenti dari pekerjaannya dan fokus terhadap 'mainan' itu.
Sebelumnya, proyek tangan robot ini memenangkan hadiah uang EUR 2.000 dan maju ke kompetisi internasional James Dyson Award di mana ia akan bersaing dengan pemenang dari 20 final nasional lainnya.
Baca juga:
37 Tahun menahan malu, pria ini akhirnya punya penis robot
Pantau kualitas air, Singapura pakai
Mahasiswa di China ini bisa gerakan robot pakai otak
Agar tak bunuh manusia, robot disebut wajib punya agama
Ahli sebut 50 tahun lagi manusia bisa senggama sama robot
Robot serangga ini bisa melompat dan mendeteksi polusi air