Peretasan password akun sering dialami masyarakat, ini penyebabnya
Peretasan password akun sering dialami masyarakat, ini penyebabnya. kejahatan siber yang paling marak dialami konsumen adalah peretasan password akun. Peretasan itu melebih dari jumlah peretasan akun email dan media sosial. kejahatan siber dalam bentuk peretasan akun password sebanyak 39 persen.
Seiring dengan perkembangan teknologi digital, kejahatan siber kian tak terbendung. Sudah banyak korban 'tumbang' gara-gara kejahatan siber. Norton pun mengungkap temuan-temuan baru yang menyoroti perkara kejahatan siber selama tahun ini.
Dalam hasil laporan tahunannya, mereka mencatat kejahatan siber yang paling marak dialami konsumen adalah peretasan password akun. Peretasan itu melebih dari jumlah peretasan akun email dan media sosial.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Bagaimana "red hat hacker" biasanya melancarkan aksinya? Mereka mungkin menyerang atau melacak penjahat siber, meretas perusahaan dan organisasi pemerintah untuk membocorkan data, dan bahkan menambal kelemahan keamanan.
-
Apa yang dilakukan para hacker terhadap toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
Menurut laporan itu, kejahatan siber dalam bentuk peretasan akun password sebanyak 39 persen. Kemudian peretasan akun email 28 persen dan media sosial 26 persen. Persoalan itu tentu saja berangkat dari sikap konsumen dalam memandang keamanannya.
"Temuan kami menunjukkan bahwa masyarakat kini semakin menyadari kebutuhan untuk melindungi informasi pribadi mereka saat online, namun mereka tidak termotivasi untuk mengambil langkah-langkah pencegahan agar tetap aman," papar Chee Choon Hong, Director, Asia Consumer Business, Norton by Symantec di Jakarta, Senin (21/11).
Di Indonesia, di antara konsumen yang memiliki paling tidak satu perangkat yang tidak terlindungi, hampir satu dari tiga konsumen (30 persen) mengatakan mereka tidak membutuhkan perlindungan karena mereka tidak melakukan suatu aktivitas online yang ‘berisiko’.
Hal yang menarik adalah 76 persen konsumen mengetahui bahwa mereka harus aktif melindungi informasi online mereka, namun mereka masih berbagi password dan terlibat dalam perilaku berisiko lainnya. Sebanyak 22 persen konsumen setidaknya memiliki satu perangkat yang tidak terlindungi yang menyebabkan perangkat-perangkat lainnya menjadi rentan terhadap ransomware, situs-situs berbahaya, serangan zero days dan phishing.
"Sementara konsumen terus berpuas diri, para hacker sedang mengasah kemampuan mereka dan menyesuaikan penipuan mereka agar dapat mengambil keuntungan lebih banyak dari para konsumen, sehingga kebutuhan untuk mengambil tindakan pencegahan semakin penting bagi para konsumen di Indonesia," ujarnya.
Baca juga:
Makin canggih, kini hacker bisa retas data pakai lampu bohlam!
Terbukti retas foto bugil Jennifer Lawrence, pria ini akhirnya dibui
5 Tips amankan akun Facebook agar tak jadi incaran hacker nakal
Ini senjata baru kepolisian 13 negara untuk perangi ransomware
Awas, jangan buka 10 jenis email ini!