Pernah Melihat Hewan atau Tumbuhan Mengeluarkan Cahaya? Ini Penjelasannya
Enzim dalam reaksi bioluminesensi adalah luciferase. Luciferase membantu mengkatalisis, atau mempercepat, reaksi kimia antara luciferin dan oksigen.
Cahaya yang dihasilkan oleh sejumlah hewan dan tumbuhan, seperti udang, jamur, dan kunang-kunang, merupakan fenomena menarik yang dikenal sebagai bioluminesensi.
Bioluminesensi, atau bioluminescence, merujuk pada kemampuan makhluk hidup untuk memancarkan cahaya dari tubuh mereka sendiri. Fenomena ini melibatkan organisme yang mampu menghasilkan cahaya melalui serangkaian reaksi kimia.
-
Bagaimana proses bintang menghasilkan cahaya? Bintang berasal dari reaksi fusi nuklir yang menyimpan keindahan dan rahasia di langit malam.
-
Dimana fenomena awan berlubang terjadi? Telah muncul fenomena awan yang berlubang pada langit di atas Teluk Meksiko dekat pantai barat Florida pada tanggal 30 Januari 2024.
-
Mengapa fenomena cahaya misterius ini terjadi? Salah satu dugaan penyebab peristiwa ini menyebut fenomena itu adalah respons terhadap tekanan tektonik, aktivitas seismik atau letusan gunung berapi.
-
Dimana pantun berbalas lucu sering kali muncul? Berikut beberapa pantun berbalas lucu yang menghibur dan bikin ngakak: Ciri-ciri Pantun Lucu Adapun ciri-ciri pantun lucu seperti yang dilansir dari laman Liputan 6 adalah sebagai berikut:
-
Di mana spanduk lucu sering terlihat? Uniknya, piknik yang biasanya dilakukan oleh rombongan bus pariwisata, sering disertai dengan spanduk berkata-kata lucu.
-
Bagaimana cara laut dalam mendapatkan cahaya? Sebagian besar cahaya yang ada di zona ini berasal dari organisme hidup yang berkembang biak di sana, seperti ikan, cephalopoda, dan hewan laut lainnya. Mereka memiliki sumber cahaya sendiri, yang dikenal sebagai bioluminesensi, yang digunakan untuk komunikasi, konservasi, dan pemangsa atau pertahanan diri dalam lingkungan yang gelap ini.
Menurut laman National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) pada Kamis (17/10), bioluminesensi adalah cahaya yang dipancarkan oleh organisme hidup melalui reaksi kimia (kemiluminesensi) yang terjadi di dalam tubuh mereka.
Biasanya, bioluminesensi berwarna biru atau biru-hijau, ungu terang, hijau-kekuningan, dan yang paling jarang, merah. Proses yang menghasilkan bioluminesensi ini tidak menghasilkan suhu panas. Oleh karena itu, bioluminesensi sering disebut sebagai "cahaya dingin," yang berarti kurang dari 20 persen energi yang diubah menjadi radiasi termal atau panas.
Sebagian besar energi dalam bioluminesensi diubah langsung dari energi kimia menjadi energi cahaya yang terlihat. Bioluminesensi merupakan hasil dari reaksi enzimatik, di mana enzim mempercepat reaksi kimia dengan membantu substrat bereaksi.
Enzim tersebut digunakan kembali dalam reaksi ini, bukan diubah menjadi molekul lain. Enzim yang terlibat dalam reaksi bioluminesensi adalah luciferase, yang membantu mengkatalisis, atau mempercepat, reaksi kimia antara luciferin dan oksigen.
Mengalami Proses Oksidasi
Selama proses reaksi kimia ini, molekul luciferin mengalami oksidasi yang menghasilkan cahaya dan senyawa baru bernama oxyluciferin. Setelah reaksi berlangsung, luciferase dapat didaur ulang, yang memungkinkan enzim ini terus memproduksi cahaya dalam bentuk bioluminesensi selama luciferin dan oksigen tersedia.
Reaksi ini dapat berlangsung baik di dalam organisme maupun di air. Pada udang bioluminesensi yang mengeluarkan cahaya, reaksi terjadi di luar tubuhnya, sementara pada beberapa hewan lainnya, reaksi berlangsung di dalam sel. Ada juga hewan yang bergantung pada bakteri yang hidup di dalam tubuh mereka untuk menghasilkan reaksi tersebut. Meskipun terdapat variasi, reaksi dasar antara enzim luciferase dan substrat luciferin tetap menghasilkan cahaya.
Berbagai spesies organisme menggunakan jenis molekul luciferin yang berbeda, menunjukkan bahwa kemampuan untuk memproduksi cahaya telah berevolusi di berbagai makhluk pada waktu yang berbeda. Beberapa hewan menggunakan cahaya sebagai mekanisme untuk memperingatkan predator; misalnya, udang yang memancarkan cahaya saat terancam dapat mengejutkan atau mengalihkan perhatian pemangsa.
Di sisi lain, kunang-kunang memanfaatkan cahaya sebagai sinyal untuk menarik pasangan. Pola dan warna cahaya yang dipancarkan dapat memberikan informasi tentang jenis dan kualitas individu.