Spesies hewan telah menjalin hubungan perkawinan lintas batas, menciptakan hibrida yang mengejutkan para peneliti dan memperkaya catatan ilmiah. Simak kesembilan hewan hasil kawin silang yang alami!
Aturan perkawinan di dunia hewan tidak selalu terikat pada batasan yang ketat, memungkinkan terjadinya kawin silang alami yang menciptakan hibrida unik.
Dilansir dari live science, hibridisasi sering kali menghasilkan ketidakseimbangan kesehatan pada hewan-hewan tersebut dan mungkin tidak selalu relevan dalam konteks konservasi, namun keberadaannya memberikan wawasan menarik tentang keragaman alam.
Di Kalimantan terdapat sebuah penemuan mengejutkan mengungkap keberadaan 'monyet misterius' yang ternyata merupakan hasil perkawinan antara bekantan (Nasalis larvatus) dan lutung keperakan (Trachypithecus cristatus).
Bekantan yang terkenal dengan hidung panjangnya dan lutung keperakan yang memiliki warna bulu khas. Keberadaan hibrida seperti ini sangat langka dan menarik perhatian para peneliti, terutama karena perkawinan antar-spesies yang berkerabat jauh seringkali sulit terjadi.
Para ilmuwan menduga bahwa persaingan untuk mendapatkan ruang di habitat hutan mungkin menjadi pemicu terjadinya fenomena ini.
Perubahan iklim di Kutub Utara telah memberikan dampak pada ekosistem, termasuk fenomena perkawinan antara beruang kutub (Ursus maritimus) dan beruang grizzly (Ursus arctos horribilis), yang menghasilkan hibrida dikenal sebagai beruang ‘pizzly’ atau ‘grolar’.
Fenomena hibridisasi kucing, melibatkan persilangan spesies yang berbeda, telah menjadi fokus penelitian dan kontroversi. Contoh paling menonjol adalah Liger yang merupakan hasil perkawinan antara singa jantan dan harimau betina, yang hanya memiliki 0,1% kemungkinan kelahiran.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Genome Research pada tahun 2016 mengungkapkan bukti hibridisasi pada kucing purba, memberikan wawasan tentang kemungkinan peran hibridisasi dalam evolusi kucing modern.
Perkawinan silang kucing dalam sejarah tersebut dapat menjelaskan mengapa sekarang ini kita melihat berbagai kombinasi kucing hibrida di penangkaran.
Menjadi sorotan di hutan hujan Amazon sebagai spesies hibrida yang unik. Mereka berasal dari persilangan manakin yang tertutup salju (Lepidothrix nattereri) dan manakin mahkota opal (Lepidothrix iris).
Melaporkan bahwa dogxim adalah anjing hibrida rubah-anjing pertama yang diketahui, mewakili pertemuan antara dua spesies yang tidak biasa di dunia satwa liar. Meskipun rubah pampas memiliki hubungan yang lebih dekat dengan anjing daripada beberapa rubah lainnya, para peneliti menekankan bahwa ini adalah pertama kalinya anjing bercampur dengan spesies di luar genus Canis di Amerika Selatan.
Pada tahun 1980-an, seorang pemburu Inuit membuat penemuan mengejutkan ketika menembak tiga ekor paus dengan karakteristik yang sangat tidak biasa.
Pemburu ini menyelamatkan tengkorak salah satu makhluk tersebut, dan setelah dilakukan penelitian lebih lanjut, para ilmuwan mengkonfirmasi bahwa ini adalah narluga, hibrida beluga-narwhal yang pertama tercatat dalam sejarah.
Meskipun narwhal dan beluga biasanya menjalani kehidupan yang terpisah, peneliti mencatat adanya narwhal jantan yang tinggal di antara kawanan paus beluga, Hal ini memberikan potensi interaksi antarspesies di Kutub Utara.
Kemampuan hibridisasi antara serigala, anjing, dan anjing hutan membuka lembaran baru dalam pemahaman kita tentang dinamika perkawinan antar spesies di dunia canid.
Dalam percobaan yang tidak terduga, para peneliti memutuskan untuk mengawinkan dua spesies ikan yang sangat berbeda, yaitu sturgeon Rusia bersirip runcing (Acipenser gueldenstaedtii) dan paddlefish Amerika berhidung panjang (Polyodon spathula).
Pada awalnya, para peneliti tidak mengharapkan adanya keturunan hibrida ketika mereka menggunakan sperma ikan paddlefish Amerika untuk memicu reproduksi aseksual pada ikan sturgeon Rusia.
Namun, hasil yang sangat mengejutkan terjadi ketika sperma ikan paddlefish berhasil menyatu dengan ratusan telur ikan sturgeon, melahirkan ikan yang kemudian dikenal sebagai sturddlefish’.
Serigala dalam konteks keluarga lumba-lumba, menawarkan pandangan menarik tentang keanekaragaman dan fleksibilitas reproduksi di antara makhluk laut.
Meskipun namanya dapat menyesatkan, hibrida pertama yang dikenal sebagai serigala lahir dari persilangan antara paus pembunuh palsu (Pseudorca crassidens) dan lumba-lumba hidung botol Atlantik (Tursiops truncatus) di Sea Life Park Hawaii.
Sebagai contoh, para peneliti mencatat keturunan hibrida antara paus berkepala melon (Peponocephala electra) dan lumba-lumba bergigi kasar (Steno bredanensis) di lepas pantai Hawaii pada tahun 2017.
Hybrid adalah binatang yang dihasilkan dari perkawinan campuran antara dua hewan dari spesies berbeda yang masih dalam satu gen. Dalam setiap eksperimen Hybrid yang dilakukan kerap kali menemui kegagalan.
Dalam ilmu biologi, khususnya genetika, persilangan adalah perkawinan antar individu ataupun populasi yang berbeda secara genetik untuk menghasilkan gabungan sifat atau rekombinasi gen dari kedua individu pada keturunan-keturunannya
Aturan perkawinan di dunia hewan tidak selalu terikat pada batasan yang ketat, memungkinkan terjadinya kawin silang alami.
Partenogenesis merupakan fenomena reproduksi tanpa keterlibatan pejantan, merupakan keajaiban alam yang dialami oleh sejumlah hewan. Simak disini!
Baca Selengkapnya
Setiap spesies hewan memiliki peran uniknya dalam ekosistemnya masing-masing.
Baca Selengkapnya
Manusia memiliki batasan waktu yang ketat untuk bertahan hidup tanpa oksigen dan air. Namun, di dunia hewan, ada yang memiliki kemampuan adaptasi luar biasa.
Baca Selengkapnya
Terumbu karang: keindahan bawah laut yang menakjubkan dan krusial bagi ekosistem.
Baca Selengkapnya
Dari hewan berkantung yang lucu hingga mamalia nokturnal yang sulit ditangkap, temukan keindahan makhluk menawan ini.
Baca Selengkapnya
Meski hidup di kedalaman 384 kaki, keunikan dan ketangguhan hiu laut dalam menjadi inti ekosistem laut yang kompleks.
Baca Selengkapnya
Berikut penampakan Ikan Pari Jawa yang telah secara resmi dinyatakan punah.
Baca Selengkapnya
Tidak diperlukan pejantan. Hewan ini berkembang biak melalui proses partenogenesis yang menakjubkan.
Baca Selengkapnya
Ular sawah menjadi penyeimbang ekosistem sawah karena bisa memangsa tikus karena tergolong hama yang merusak tanaman.
Baca Selengkapnya
Follow
Rekomendasi