Planet Mars Jadi Surga Bagi “Makhluk” Tak Kasat Mata ini
Ini berdasarkan hasil riset ilmuwan tentang "makhluk" yang dapat hidup bahkan berkembang biak di Planet Mars.
Ini berdasarkan hasil riset ilmuwan tentang "makhluk" yang dapat hidup bahkan berkembang biak di Planet Mars.
Planet Mars Jadi Surga Bagi “Makhluk” Tak Kasat Mata ini
Di antara atmosfernya yang bebas oksigen, paparan radiasi, dan kekurangan nutrisi, Mars adalah tempat yang tidak bersahabat bagi kehidupan manusia.
Namun, hal ini mungkin tidak terlalu berbahaya bagi bakteri ataupun mikroba. Makhluk yang tak kasat mata.
-
Apa saja jenis sampah yang ada di Planet Mars? Sampah yang memenuhi planet mars terdiri dari benda buatan manusia yang dikirim ke planet tersebut selama lima dekade terakhir. Dalam laman Earth, Rabu, (6/9), menurut Cagri Kilic, peneliti pasca doktoral Robotika, West Virginia University, jenis sampah yang menumpuk pada planet Mars berisikan puing-puing keras, pesawat ruang angkasa yang tidak aktif, dan pesawat ruang angkasa yang jatuh.
-
Bagaimana sampah-sampah tersebut sampai di Planet Mars? Dalam setiap misi pengiriman ke Mars, pesawat ruang angkasa selalu menyiapkan pelindung panas yang menahan atmosfer panas, parasut serta perangkat keras lainnya yang melindungi astronot. Namun, ketika sudah mendarat seluruh barang-barang tersebut dibuang begitu saja oleh pesawat dan tersebar ke lokasi lainnya dalam bentuk pecahan. Hal tersebut kerap dilakukan hingga barang tersebut jatuh ke daratan Mars dan pecah menjadi potongan-potongan kecil yang berserakan.
-
Bagaimana 'laba-laba hitam' terbentuk di Mars? Gas tersebut meledak bebas di musim semi di Mars, menyeret material gelap ke permukaan dan menghancurkan lapisan es setebal satu meter. Gas yang muncul, sarat dengan debu berwarna gelap, menyembur melalui celah-celah es dalam bentuk air mancur atau geyser yang tinggi, sebelum jatuh kembali dan menetap di permukaan. Hal ini menciptakan bintik-bintik gelap dengan lebar antara 45 m dan 1 km.
-
Apa yang ditemukan di permukaan Mars? NASA mengklaim telah memecahkan misteri salah satu fenomena paling aneh di Mars. Mengutip BBC, Selasa (17/9), para ilmuwan dari badan antariksa AS tersebut berhasil merekonstruksi bentuk seperti laba-laba yang terlihat di permukaan Mars.
-
Di mana 'laba-laba hitam' di Mars ditemukan? Laba-laba yang ditangkap oleh TGO terletak dekat, namun di luar wilayah yang ditunjukkan dalam gambar Mars Express baru ini. Tampilan Mars Express menunjukkan bintik-bintik gelap di permukaan yang terbentuk akibat keluarnya gas dan material, sedangkan perspektif TGO juga menangkap saluran seperti jaring laba-laba yang terukir pada es di bawahnya.
-
Bagaimana bentuk batuan yang ditemukan di Planet Mars itu? Perseverance rover atau wahana penjelajah Planet Mars, kembali memperlihatkan gambar formasi batuan yang menjadi perbincangan semua kalangan, terutama ilmuwan. Pada Juni lalu, penjelajah NASA mengambil foto objek berbatu gelap yang anehnya menyerupai donat.
Mengutip IFLScience, Rabu (7/2), tiga tahun lalu, ahli astrobiologi mencatat keberadaan gula dalam meteorit dan mengungkapkan beberapa bakteri akan tumbuh.
Hal ini mungkin tidak menjadi masalah, karena kondisi lain mungkin akan mencegah mikroorganisme menetap di pangkalan asteroid di masa depan.
Namun kondisi tersebut tidak berlaku untuk Mars, sehingga tim yang dipimpin oleh mahasiswa PhD German Aerospace Venter, Tommaso Zaccaria memutuskan untuk melihat bagaimana beberapa mikroba akan masuk ke dalam lingkungan simulasi Mars.
Lalu, bagaimana hasilnya? Ternyata, cukup “nyaman” dengan situasi di Mars, sehingga ia dapat berkembang biak dengan baik.
Respons spesies bakteri bervariasi. Misalnya, B. cepacian tampaknya tidak dapat tumbuh dengan adanya natrium perklorat yang umum ditemukan di air asin Mars – kecuali jika diberi glukosa.
Di sisi lain, natrium perklorat tampaknya tidak mengganggu K. pneumoniae. Pengeringan berulang kali untuk mensimulasikan kekurangan air di Mars mengurangi jumlah spesies secara signifikan.
Namun demikian, keempat spesies tersebut bertahan (setidaknya sampai batas tertentu) selama berhari-hari atau berminggu-minggu, dan tumbuh lebih baik jika diberi makan dengan regolith (tanah) tiruan Mars daripada hanya diberi gula.
“Pada awalnya, kami mengira regolit akan menimbulkan efek toksik pada sel sehingga membatasi pertumbuhannya. Tetapi sebaliknya, kami melihat yang terjadi justru sebaliknya,” ujar peneliti.
Tanpa ekosistem yang sehat untuk mengendalikannya, risiko patogen ini menginfeksi astronot lain akan sangat tinggi. Temuan ini tidak sepenuhnya mengejutkan. Sebuah studi pada tahun 2022 menemukan sejenis ragi dapat bertahan hidup di air asin Mars karena mikroba meskipun jarang terjadi.