Polusi Cahaya di Perkotaan Makin Parah, Bisakah 'Dibersihkan?'
Polusi Cahaya di Perkotaan Makin Parah, Bisakah 'Dibersihkan?'
Kala kita beranjak dari hiruk-pikuknya perkotaan ke pantai, gunung, atau pedesaan, hal yang paling mencolok adalah betapa cerahnya langit dengan bertaburnya bintang yang terlihat jelas.
Tak bisa dimungkiri kalau di kota, berbagai cahaya yang muncul dari gedung tinggi, lampu jalan, dan berbagai cahaya buatan manusia membuat langit yang seharusnya gelap, jadi terlihat buram.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Berikut penjelasan ilmiahnya.
Penyebab Polusi Cahaya
Hal ini terjadi karena foton dari penerangan buatan yakni lampu, muncul dari segala arah, serta tertuju ke langit. Hal inilah yang membuat setiap malam kita seperti berada di bawah kabut pendaran cahaya.
Hal ini juga merusak pemandangan cahaya bintang, mengganggu observasi luar angkasa di Bumi, serta menyimpan resiko merusak habitat alami dan ekosistem binatang.
Hal Negatif Dari Polusi Cahaya
Para aktivis lingkungan terkenal berang terhadap polusi cahaya.
Hal ini dikarenakan sumber daya listrik yang cepat atau lambat bakal menghabiskan sumber daya alami, dan menggerogoti keseimbangan alam pada akhirnya.
Contoh mudah, banyak sekali gedung tinggi, restoran, atau tempat lain yang justru menyalakan lampu neon box mereka di malam hari, padahal mereka tak buka dan tak ada aktivitas di dalam gedung tersebut.
Dalam hal ekosistem biologis, polusi cahaya juga membawa hal negatif. Sebuah organisasi non-profit bernama The International Dark Sky Association, menyatakan bahwa polusi cahaya telah membunuh puluhan ribu penyu yang masih tukik setiap tahunnya.
Penyu lahir di pantai, dan mereka hanya tahu arah untuk mencapai laut dengan menggunakan pendaran cahaya alami dari garis horison. Ketika banyak sekali polusi cahaya, bintang yang masih bayi tersebut kehilangan arah dan mati.
Hal ini juga berlaku pada burung yang bermigrasi. Arah navigasi mereka terbang hanya bergantung pada cahaya bulan dan bintang. Karena polusi cahaya, arah mereka jadi kacau dan berakhir di tempat yang sebenarnya bukan habitat asli mereka.
Cara Atasi Polusi Cahaya
Dengan berbagai dampak negatif ini tentu kita berpikir, bagaimana caranya mengatasi polusi cahaya. Tentu kita juga tak ingin kembali ke zaman di mana lampu tidak digunakan dan berada pada era kegelapan. Namun jika polusi udara saja bisa sedikit demi sedikit diatasi, mengapa polusi cahaya tidak?
Ternyata, cara atasi polusi cahaya hanya satu saja. Secara sadar diri mengurangi polusi cahaya dari diri sendiri.
Tentu hal ini kembali pada kesadaran diri sendiri, di mana setiap orang harus mengurangi penerangan yang ada di eksterior bangunannya.
Tingkat kebutuhan dan tingkat tinggi rendahnya pendaran cahaya harus diperhatikan dan dikurangi jika tak perlu.
Yang paling penting adalah memperhatikan pendaran cahayanya, atau dengan kata lain, kita hanya menggunakan cahaya untuk sesuatu yang perlu diterangi. Hal ini agar cahaya tidak mengarah ke atas atau mengarah ke langit.
(mdk/idc)