Printerous raih investasi Rp 18 miliar
Printerous raih investasi Rp 18 miliar. Investasi tersebut dipimpin oleh Golden Gate Ventures dari Singapura, yang diikuti oleh Sovereign’s Capital asal Amerika Serikat dan grup bisnis Gunung Sewu Kencana dari Indonesia.
Perusahaan percetakan online berbasis Indonesia, Printerous, mengumumkan bahwa mereka telah memperoleh investasi sebesar Rp 18 miliar pra-seri A. Investasi tersebut dipimpin oleh Golden Gate Ventures dari Singapura, yang diikuti oleh Sovereign’s Capital asal Amerika Serikat dan grup bisnis Gunung Sewu Kencana dari Indonesia. Perusahaan-perusahaan tersebut dapat mencetak (print) berbagai desain pada produk-produk di Printerous.
Perusahaan akan menggunakan investasi baru ini untuk akusisi dan retensi pengguna. Hal ini dilakukan dengan cara meningkatkan keseluruhan aspek bisnis, agar bisa menjadi pemimpin pasar percetakan di Indonesia.
-
Mengapa pelaku usaha di Indonesia menganggap transformasi digital penting? Para pelaku bisnis di Indonesia menyadari pentingnya melakukan transformasi digital. Demi memenuhi kebutuhan mereka sebagai pengusaha sekaligus menyajikan solusi bagi masyarakat, pengembangan teknologi dan pengembangan inovasi dinilai sebagai sebuah kebutuhan yang harus dipenuhi.
-
Apa saja ide bisnis startup yang ditawarkan peserta Jagoan Digital? Dalam presentasi (pitching) Jagoan Digital sejumlah ide bisnis start up diangkat oleh peserta. Seperti layanan jasa servis elektronik, jasa pendidikan, kesehatan hingga pariwisata. Juga ada marketplace untuk UMKM, fashion batik lokal, pertanian hingga produk digital. Selain itu ada juga ide pengembangan usaha dan investasi yang semuanya dikembangkan lewat platform teknologi digital.
-
Siapa saja yang terlibat dalam pendanaan startup nasional ini? PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) melalui entitas Corporate Venture Capital (CVC) MDI Ventures, dan juga Telkomsel Mitra Inovasi (TMI), berpartisipasi dalam penandatanganan Perjanjian Partisipasi Merah Putih Fund di Jakarta, Senin (4/9).
-
Bagaimana Hadinata Batik menggunakan platform digital untuk mengembangkan bisnisnya? Banyak bermunculan brand batik baru di tengah disrupsi digital menjadi tantangan sekaligus motivasi bagi Hadinata Batik untuk terus berkembang. Hadinata Batik pun terus beradaptasi dengan berinovasi membuat model batik yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan serta bergabung di platform digital seperti Tokopedia dan ShopTokopedia guna mempercepat laju bisnis lewat pemanfaatan platform digital.
-
Siapa yang menerbitkan Rupiah Digital? Rupiah Digital hanya diterbitkan oleh Bank Indonesia selaku Bank Sentral Negara Republik Indonesia.
-
Mengapa Ganjar berpendapat hilirisasi industri digital penting? Maka dari itu hilirisasi industri digital penting dilakukan supaya aturan tersebut semakin kuat dipegang para seniman hingga musisi.
"Kami sangat berterima kasih atas kepercayaan dan dukungan dari berbagai investor lokal dan internasional," ujar Kevin Osmond, co-founder dan CEO Printerous dalam keterangan resminya, Kamis (23/2).
"Bukan hanya investasi, kami juga diperkaya dengan penasehat-penasehat, values, serta jaringan usaha yang luas," tambah dia.
Keikutsertaan Gunung Sewu Kencana adalah pertama kalinya menyentuh ranah usaha teknologi tanah air. Dengan pengalaman usaha lebih dari 60 tahun, sinergi dengan tim Gunung Sewu Kencana menjadi aset yang sangat berharga bagi Printerous.
"Salah satu keunggulan utama kami dari dulu adalah jaringan yang kami miliki di Indonesia, dengan mitra, korporasi, dan penanam modal yang strategis," jelas Justin Hall, Principal di Golden Gate Ventures.
"Kami tidak hanya akan memanfaatkan jaringan ini untuk membantu Printerous, mengembangkan pipeline penjualan mereka yang luas, dan meningkatkan omzetnya. Namun kami juga akan melibatkan mitra kami untuk mendukung finansial Printerous hingga mencapai tahap bisnis mandiri dan berkelanjutan," ungkap dia.
Sebelumnya, Printerous sudah mendapatkan investasi dari RMKB Ventures dan anggota keluarga Tahir. Semenjak itu, Printerous mulai menjalankan model usaha business-to-business (B2B) dengan tujuan menjadi penyedia layanan percetakan utama bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Investasi ini hadir tepat di saat perusahaan kecil menengah di Indonesia mulai terbuka terhadap teknologi untuk mengefisiensikan operasi usaha. Banyak usaha lokal yang telah menggunakan platform SaaS (SoftwareasaService) untuk menerima penjualan, mengatur tenaga kerja, sampai keuangan.
Printerous menyediakan berbagai macam layanan percetakan bagi perusahaan, mulai dari kartu nama, alat tulis kantor, materi pemasaran, baju, pengemasan, dan pernak-pernik. Untuk layanan individual, Printerous menawarkan sejumlah servis percetakan, seperti foto album, dekorasi dinding, casing ponsel, dan bantal guling.
Justin setuju dengan Kevin soal sektor percetakan B2B. "Kami sangat percaya ide ini: Bisnis memiliki kebutuhan percetakan yang konsisten dan berharga untuk banyak hal, seperti kartu nama, brosur, flyer, hingga spanduk. Terlebih lagi, industri UKM (Usaha Kecil Menengah) sedang bertumbuh pesat. UKM mewakili 95 persen bisnis di Indonesia, dan kami yakin Printerous berada dalam posisi yang tepat untuk melayani semuanya," Ujar Justin.
Menurut Hewlett Packard Asia Pacific, keseluruhan industri percetakan di Indonesia bernilai Rp 73 triliun di tahun 2014. Studi lebih lanjut oleh Economist Intelligence Unit, memprediksisektor percetakan di Indonesia akan menembus angka Rp 121 triliun di tahun 2017. Menjadikan Indonesia negara terdepan dalam bisnis percetakan di Asia Tenggara.
Baca juga:
Printerous, wadah kreativitas untuk seniman lokal di Indonesia
Ubah foto jadi barang unik dan cantik di Printerous
Kreasikan kado ultah unik untuk pasangan bersama Printerous
Dekorasi rumah cantik tak selalu mahal, buktikan di Printerous