Profesi Keramat yang sampai Kapanpun Tak Bakal Digantikan AI, Ini Konsekuensinya
Artificial Intelligence (AI) mulai merangsek ke segala profesi. Namun ada satu aktivitas yang tak bisa tergantikan.
Artificial Intelligence (AI) mulai merangsek ke segala profesi. Namun ada satu aktivitas yang tak bisa tergantikan.
Profesi Keramat yang sampai Kapanpun Tak Bakal Digantikan AI, Ini Konsekuensinya
Artificial Intelligence (AI) masih menimbulkan kecemasan bagi umat manusia. Terutama soal pekerjaan atau profesi. Organization for Economic Co-operation and Development mengatakan bahwa 27 persen dari semua pekerjaan yang bergantung pada keterampilan dapat diotomatisasi menggunakan AI. AI juga akan melakukan sesuatu yang mirip dengan pekerjaan kerah putih seperti pengacara, ekonom hingga penulis. Profesi-profesi itu terancam.
-
Apa yang dialami kuil Buddha Kodai-Ji setelah menggunakan robot Mindar untuk menyampaikan khotbah? Sayangnya, niat baiknya itu berujung Jemaah mulai meninggalkan kuil. Menurut riset yang dilakukan Joshua Concrad, Asisten Profesor dari Universitas Chicaga bersama tim melakukan riset pada 398 jemaah yang meninggalkan kuil setelah mendengar khotbah yang disampaikan oleh Mindar atau seorang pendeta Buddha. Jemaah memandang robot Mindar kurang kredibel.
-
Robot humanoid apa yang dibuat oleh Figure AI? Didirikan pada tahun 2022, Figure AI telah merancang robot serbaguna bernama Figure 01 yang memiliki kemampuan untuk bergerak dan berperilaku seperti manusia.
-
Mengapa kuil Buddha Kodai-Ji memilih menggunakan robot Mindar untuk menyampaikan khotbah? Kuil Buddha Kodai-Ji ini menerapkan robot sebagai pembaca khotbah lantaran ingin mengajak remaja untuk kembali memeluk agama.
-
Apa yang dibayangkan oleh AI? Hasilnya sungguh memesona. Coldplay memainkan musik mereka di tengah latar belakang Gunung Bromo yang diselimuti kabut, menambah pesona dan kemegahan dari acara tersebut. Ribuan penonton terlihat memadati area tersebut.
-
Bagaimana robot itu 'bunuh diri'? Penduduk setempat bahkan mengatakan robot itu melompat ke bawah. Meskipun alasan perilaku robot tidak diketahui, hal ini sedang diselidiki.
-
Bagaimana robot ini dikendalikan? Sel induk yang ditakdirkan untuk menjadi bagian dari otak manusia digunakan untuk mengembangkan robot ini.
Dari sekian banyak profesi yang bakal ‘dihantam’ AI ada satu profesi yang tak akan tergantikan. Apa itu?
Dikutip dari IndianExpress, Kamis (3/8), profesi itu adalah Rohaniawan. Tak dimungkiri, robot dan program AI mulai merangsek ke wilayah keramat bagi orang beragama.
Meski AI mulai masuk pada ranah ritual, setiap kelompok agama masih membutuhkan manusia untuk tetap memandu keyakinannya kepada Tuhan.
Menariknya, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Experimental Psychology menemukan kecenderungan keberadaan AI justru dapat mengikis kredibilitas dan mengurangi donasi yang diberikan kepada kelompok agama.
Kasus Kuil Ditinggalkan Jemaah
Ada sebuah robot humanoid bernama Mindar di kuil Budha Kodai-Ji di Kyoto, Jepang, memiliki wajah silikon mirip manusia, bibir bergerak dan mata berkedip. Ini digunakan untuk menyampaikan khotbah Sutra Hati sepanjang 25 menit tentang filosofi Buddha disertai dengan pertunjukan lampu dan suara. Robot ini dibuat pada 2019 oleh tim robotika Jepang yang bermitra dengan kuil tersebut.
Sayangnya, berdasarkan survei yang dilakukan pada 398 jemaah memutuskan meninggalkan kuil setelah mendengar doa yang disampaikan robot. Para jemaah kuil mengganggap robot Mindar kurang kredibel. Hal ini berujung sumbangan yang diberikan kepada kuil menurun.
Robot Humanoid ini juga ada di Kuil Tao, Singapura. Hasilnya juga serupa.
Dari 239 jemaah, setengahnya mendengar khotbah. Namun setengahnya lagi memilih mendengarkan pendeta manusia. Mereka merasa doa yang dipanjatkan robot takkan makbul.
Terlepas dari itu, salah satu tujuan memperkenalkan Mindar ke kuil Kodai-ji adalah untuk menarik orang-orang muda kembali memeluk agama.
Sebuah survei Pew Research Center yang diterbitkan pada 2018 menemukan fakta mengejutkan. Para remaja cenderung tidak mengidentifikasi diri dengan kelompok agama apa pun daripada orang-orang dewasa yang usianya di atas mereka. Survei ini mereka lakukan di 41 negara. Kesimpulannya adalah rohaniawan telah menjadi model budaya. Mereka tidak hanya mengulangi ajaran iman semata tetapi juga mewujudkan prinsip-prinsip beragam dan melegitimasinya. Jadi rasanya profesi ini akan sulit digantikan AI.