Ratusan akun media sosial teridentifikasi penyebar paham terorisme
Sejauh ini masing-masing layanan OTT sudah melakukan langkah yang terbaik untuk mencegah tersebar luasnya konten-konten radikalisme
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara baru saja selesai bertemu dengan penyelenggara over the top (OTT) seperti Facebook, Telegram, Twitter, dan YouTube. Pertemuan itu terkait dengan pembersihan konten-konten yang berunsur radikalisme.
"Dari hari Sabtu kemarin, sejak ada bom Surabaya, kami sudah bekerja. Kemarin pun Kemkominfo dan OTT sudah melakukan rapat teknis bersama. Hari ini, kami lakukan kembali, karena saya minta semua perwakilan OTT hadir untuk menyampaikan ke publik terkait apa yang sudah dilakukan dan apa yang akan dilakukan," kata Menteri Rudiantara di Gedung Kemkominfo, Jakarta, Selasa (15/5).
-
Kapan Pertempuran Surabaya terjadi? Tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan, terutama orang-orang yang terlibat dalam peristiwa Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.
-
Kapan pertempuran hebat di Surabaya terjadi? Pada hari ini tepat 78 tahun yang lalu terjadi pertempuran besar di Surabaya yang menewaskan sekitar 20.000 rakyat setempat.
-
Dimana Pertempuran Surabaya terjadi? Pertempuran ini adalah perang pertama pasukan Indonesia dengan tentara asing setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan menjadi pertempuran terbesar dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan kolonialisme.
-
Kapan Kirab Kebo Bule di Surakarta diadakan? Surakarta memiliki tradisi pada perayaan malam 1 Suro atau bisa disebut malam tahun baru Hijriah.
-
Kenapa prajurit TNI di Semarang ikut lomba 17-an? Melalui acara tersebut, mereka ingin menunjukkan bahwa mereka bisa diandalkan untuk membantu kesulitan masyarakat.
-
Kenapa Soetomo berpesan untuk dimakamkan di Surabaya? Ia ingin dimakamkan di Surabaya agar senantiasa dekat dengan masyarakat kota itu.
Menurutnya, sejauh ini masing-masing layanan OTT sudah melakukan langkah yang terbaik untuk mencegah tersebar luasnya konten-konten radikalisme, terutama pasca kejadian bom bunuh diri di Surabaya.
Berdasarkan identifikasi bersama, ditemukan sebanyak ratusan akun dari total OTT asing yang dinyatakan penyebar konten radikalisme.
“Ada yang sudah di-take down, atau sudah di-remove. Tapi ada juga yang belum. Kenapa belum? Karena ini untuk bahan penyelidikan pihak Kepolisian,” katanya.
Lebih lanjut dirinya menyampaikan, komposisi jumlah akun yang telah terblokir berdasarkan masing-masing platform OTT bervariasi. Seperti Telegram, sebanyak 280 lebih akun pengunanya telah diblokir. Facebook dan Instagram, diidentifikasi sebanyak 450 akun yang menyebarkan paham radikalisme.
“300 dari 450 akun itu, sudah di-take down,” ungkapnya.
Sementara, untuk akun di Youtube teridentifikasi 250 lebih, namun sekitar 40-70 persen selesai ditake down. Juga Twitter ada 60-70 akun yang telah teridentifikasi, setengah dari jumlah tersebut, sudah dilakukan pemblokiran.
“Sisanya masih dalam proses pemantauan Kepolisian,” terangnya.
(mdk/ara)