Saran Alex Rusli, CEO DigiAsia Bios, buat Milenial yang Mau Bikin Startup
Alexander Rusli (47) sempat identik dengan operator seluler PT Indosat Ooredoo. Maklum saja, Alex Rusli ini lumayan lama menjadir (CEO) dan presiden direktur Indosat. Kini, dia memimpin perusahaan fintech baru yang investasi di banyak startup. Apa sarannya buat anak muda yang mau membangun startup?
Alexander Rusli (47) sempat identik dengan operator seluler PT Indosat Ooredoo. Maklum saja, profesional yang biasa disapa Alex Rusli ini lumayan lama menjadi chief executive officer (CEO) dan presiden direktur Indosat, lima tahun sejak 2012.
Selama jadi orang nomor satu, Alex Rusli berhasil membuat Indosat melesat di industri telekomunikasi Indonesia, termasuk membuat branding baru "Indosat Ooredoo".
-
Siapa yang menerbitkan Rupiah Digital? Rupiah Digital hanya diterbitkan oleh Bank Indonesia selaku Bank Sentral Negara Republik Indonesia.
-
Bagaimana Pasar Imogiri menerapkan sistem pembayaran digital? “Pembayaran menggunakan QRIS lebih aman dan langsung masuk ke rekening. Pedagang dan pembeli jadi lebih praktis dan efektif saat transaksi,” Hal itu juga diperjelas oleh Suryanto selaku Admin Pasar Imogiri Bantul. Ia mengatakan bahwa transaksi pembayaran secara digital sudah ada sejak lama. Sistem jual beli hingga pembayaran digital yang ada di Pasar Imogiri Bantul seperti Pasar.id dan QRIS.
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Apa itu Rupiah Digital? Rupiah Digital merupakan uang Rupiah yang memiliki format digital.
-
Bagaimana Finnet mendukung transformasi digital di Indonesia? Kami didukung dengan IT Infrastructure yang handal dan memiliki lisensi terlengkap di Perusahaan sejenis. Kami yakin Finnet dapat menjadi One Stop Solution yang tumbuh bersama mitra untuk bersama-sama mendigitalkan sistem pembayaran di Indoensia.
-
Mengapa Finnet yakin bisa menjadi solusi pembayaran digital? Kami didukung dengan IT Infrastructure yang handal dan memiliki lisensi terlengkap di Perusahaan sejenis. Kami yakin Finnet dapat menjadi One Stop Solution yang tumbuh bersama mitra untuk bersama-sama mendigitalkan sistem pembayaran di Indoensia.
Kini, hampir dua tahun berselang, Alex menekuni bisnis digital, sebagai founder sekaligus CEO PT DigiAsia Bios. Perusahaan ini dikenal penyedia solusi teknologi finansial. Selain itu, pria yang mengaku lebih ramping 7 kilogram ini, kini juga menjabat sebagai komisaris di beberapa perusahaan. Antara lain untuk layanan video streaming iflix, PT Unilever Indonesia Tbk, dan RS Hermina Group.
DigiAsia Bios memiliki beberapa produk atau layanan yang sedang dikembangkan. Antara lain, PayPro yang bernaung di PT Solusi Pasti Indonesia, KreditPro di PT Tri Digi Fin, dan penyedia solusi remitansi (pengiriman uang) RemitPro di bawah PT Reyhan Putra Mandiri.
Tak hanya itu, DigiAsia Bios juga menanamkan investasi di startup tahap awal di Tanah Air. Sebut saja startup Doogether, yakni startup untuk booking kelas olahraga atau gym. Ada juga startup Provestree yang bergerak di bidang properti, hingga sebuah startup barber shop on demand.
"Mirip dengan Go-Jek, tapi ini barber shop. Jadi saat sibuk, orang bisa memanggil barber ke rumah atau kantor," ujar Alex saat mengisi program CEO Talk KLY di kantor KapanLagi Youniverse, Jakarta, Senin (3/12).
Alex mengungkapkan, dia menikmati kiprahnya di bisnis digital bersama dengan DigiAsia Bios. Pasalnya, setiap hari selalu ada strategi baru yang harus dipikirkan guna menghadirkan produk atau layanan baru yang bakal dinikmati oleh pengguna.
"Kalau dulu bangun pagi ke kantor untuk pekerjaan yang sama, sekarang bangun pagi harus memikirkan apa lagi yang harus dilakukan," katanya.
Dia menjelaskan, "Tantangan industri tradisional saat ini adalah mereka dihajar oleh industri digital selama 7 hari, 24 jam. Nah, industri digital ini kerjanya merecoki industri tradisional, tapi banyak yang mau mendanai."
Menurutnya, perubahan bisnis yang sangat cepat dari tradisional ke digital ini membangun budaya baru. Oleh karena itu, pelaku bisnis digital harus kreatif dan penuh inovasi saat membangun model bisnisnya. Sikap dan pandangan pebisnis harus langsung diubah untuk tidak terlalu banyak berpikir.
"Karena kita tidak tahu norma yang standar seperti apa. Sekarang kita lihat, cara kita melakukan pembayaran berubah, cara kita beli barang berubah, tak lagi ke toko, cara menonton berubah. Nah, itu perubahan kultur," tutur pria yang gemar olahraga mixed martial art ini.
alex rusli, ceo digiasia bios ©2018 Merdeka.comSaran buat Milenial
Dia pun menyarankan, agar milenial yang ingin masuk ke bisnis digital untuk lebih proaktif merealisasikan ide-idenya.
"Coba langsung saat itu juga, cari teman yang punya visi sama, kemudian cari pendanaan. Untuk mencoba, dalam satu skala, misalnya di lingkungan sekitar. Pokoknya (kalau punya ide bisnis) jangan berpikir terlalu lama, nanti malah enggak relevan lagi," ujar pria yang hobi masak ini.
Kepada para milenial, Alex juga berpesan agar selalu mencoba dan merealisasikan ide-ide mereka.
"Just try, try, jangan selalu main smartphone, tapi juga harus bertemu dengan orang-orang (yang bisa memberikan ide dan merealisasikan bisnis)," pungkasnya.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Agustin Setyo Wardani
(mdk/sya)