Setiap Tahun, Ada Segini Bintang yang Mati di Galaksi Bima Sakti
Bintang pun bisa hancur setiap tahunnya dan melakukan "regenerasi".

Bintang pun bisa hancur setiap tahunnya dan melakukan "regenerasi".

Setiap Tahun, Ada Segini Bintang yang Mati di Galaksi Bima Sakti
Komposisi bintang di langit terus berganti seiring dengan perkembangan waktu. Secara terus menerus, bintang-bintang baru akan lahir dan bintang-bintang lama akan mati, termasuk Matahari, bintang yang ada di tata surya.
Mengutip Live Science, Selasa (11/6), di Galaksi Bimasakti, yaitu galaksi tempat Bumi berada, terdapat hampir 53 bintang yang mati setiap abadnya. Dengan kata lain, terdapat sekitar 1,9 bintang yang mati setiap tahunnya.
Bintang merupakan bola gas panas yang ditopang oleh fusi nuklir yang mengubah hidrogen menjadi helium di dalam inti bintang. Ketika fusi nuklir berhenti, bintang akan mati.
Bintang-bintang dapat mati dengan dua cara utama, tergantung dari massanya.
Bagi bintang bermassa rendah, fusi nuklir berakhir ketika semua hidrogen di dalam inti bintang telah diubah menjadi helium. Tanpa panas dan tekanan fusi dari luar, bintang akan runtuh ke dirinya sendiri.
Selama keruntuhan tadi, tekanan pada inti akan menjadi sangat kuat sehingga helium yang tersisa mulai melakukan fusi menjadi karbon dan melepaskan energi.
Atmosfer luar bintang akan mengembang dan berubah menjadi merah dan menciptakan sesuatu yang disebut sebagai “raksasa merah”.
Pada akhirnya, bintang akan melepaskan atmosfer yang mengembang tadi sehingga meninggalkan objek padat, yang dikenal sebagai “katai putih”. Objek ini memancarkan cahaya yang unik sehingga bisa dilihat oleh astronom.
Menurut James de Buizer, ilmuwan dari Institut Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI), sekitar 97% bintang di Bimasakti akan menjadi katai putih, termasuk Matahari.
Dari informasi mengenai katai putih, laju pembentukan bintang, dan jumlah bintang, para astronom dapat mengetahui berapa banyak bintang yang mati setiap tahunnya. Menurut perkiraan, satu katai putih akan terbentuk setiap dua tahun.
Untuk bintang yang massanya delapan kali massa Matahari atau lebih, terdapat fusi elemen-elemen yang lebih besar dan semakin besar di intinya.
Pada akhirnya, elemen-elemen tersebut menjadi begitu besar sehingga ia tidak bisa menahan dirinya melawan gravitasi.
Sebagai hasilnya, tercipta ledakan besar yang disebut sebagai “supernova”. Inti bintang tersebut akan terus hidup sebagai bintang neutron atau lubang hitam.
Dengan demikian, jumlah kematian bintang setiap tahunnya bisa ditentukan melalui pengetahuan bahwa sebuah katai putih terbentuk setiap dua tahun atau lebih serta supernova-supernova yang terjadi setiap 100 tahun.