Siapa Sebenarnya Lebih Kuat, Goku atau Vegeta? Ini Penjelasan secara Sains dari Profesor Jepang
Riset ilmuwan Jepang ini dilakukan pada 2022 dan dipublikasikan oleh situs resmi Dragon Ball.
Riset ilmuwan Jepang ini dilakukan pada 2022 dan dipublikasikan oleh situs resmi Dragon Ball.
Siapa Sebenarnya Lebih Kuat, Goku atau Vegeta? Ini Penjelasan secara Sains dari Profesor Jepang
Jika ada persaingan ikonik di dunia manga dan anime, itu adalah persaingan antara Goku dan Vegeta di Dragon Ball sejak kedatangan Pangeran Saiyan di Bumi.
Sejak itu, dan setelah bertukar sisi selama alur cerita Freezer, kedua karakter tersebut mempertahankan persaingan yang lebih besar dari sebelumnya dalam cerita Dragon Ball Super saat ini, dalam peningkatan kekuatan dan transformasi yang tampaknya tidak mengenal batas.
-
Apa yang diuji oleh ketiga ilmuwan tersebut? Mereka adalah trio ilmuwan yang berhasil memenangkan penghargaan Nobel Prize 2022 dengan jumlah hadiah sebesar 10 juta krona Swedia (USD915.000) atau Rp 14 miliar. Penghargaan tersebut diraih atas keberhasilannya dalam melakukan eksperimen mekanika kuantum dan menjelaskan titik lemah dari Teori Kuantum temuan Einstein.
-
Kenapa para ilmuwan yakin Planet Kesembilan itu ada? Hasilnya menunjukkan bahwa penjelasan paling logis untuk pergerakan tidak teratur dari objek-objek tersebut adalah adanya sebuah planet besar yang belum teridentifikasi.
-
Bagaimana para ilmuwan meneliti lukisan gua tersebut? Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh arkeolog Indonesia Adhi Augus Oktaviana menggunakan teknik yang disebut pencitraan seri U ablasi laser, yang menurut mereka dalam penelitian tersebut adalah “aplikasi baru dari pendekatan ini”.
-
Apa yang dimaksud dengan kata-kata diam dalam konteks ini? Kata-kata diam adalah salah satu cara yang efektif untuk menggambarkan bagaimana kita diam apa makna di balik diamnya kita.
-
Bagaimana para ilmuwan melacak garis keturunan keturunan Genghis Khan? Sebuah studi genetika tahun 2003 mengungkapkan bahwa hampir 8 persen pria yang tinggal di bekas Kekaisaran Mongol membawa kromosom Y yang identik. Sebanyak 8 persen itu adalah 0,5 persen dari populasi laki-laki di seluruh dunia, yang berarti 16 juta keturunan Genghis Khan masih hidup hari ini.
-
Kenapa pertemuan itu digelar? Pertemuan tersebut berlangsung, di tengah isu teka-teki penentuan calon wakil presiden (Cawapres) yang diusung Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Meskipun Vegeta berhasil melampaui kekuatan Goku pada satu titik, protagonis Dragon Ball yang legendaris selalu berhasil mendorong batas kemampuannya sedikit lebih jauh, yang menurut Vegeta sangat mengganggu.
Diskursus ini pun ternyata masuk ke dalam ranah penelitian oleh salah seorang professor di Universitas Chubu, Jepang. Dia adalah Professor Nobuyuki Ota. Mengutip MovieWeb dan MesiStation, Rabu (28/2), risetnya ini dilakukan pada 2022.
Ota melihat masalah tersebut dari sisi psikologi dan cara kedua pejuang tersebut memandang satu sama lain. Ia menyimpulkan bahwa cara Vegeta menghargai Goku adalah beban terbesarnya dalam mencoba melampaui dia dalam kekuasaan.
Menurut Profesor Ota, Vegeta selalu melakukan kesalahan yang sama dengan memfokuskan evolusinya sebagai seorang Saiyan pada Goku, sedangkan Goku melakukannya melalui visi global.
Lebih lanjut, penelitian tersebut menyimpulkan bahwa Goku tidak melihat karakter lain sebagai saingan langsung, sementara Vegeta selalu yakin bahwa Goku adalah saingan terbesarnya dan satu-satunya yang harus dikalahkan.
Semua ini hanya memperkuat sifat bangga dan kompetitif Vegeta, dengan Goku sebagai target utamanya, membuang semua peluang lain di sekitarnya untuk lebih meningkatkan kekuasaannya atas Goku.
Pada bulan Juni 2022, situs resmi Dragon Ball memuat esai yang ditulis oleh profesor Jepang Nobuyuki Ota dari Universitas Chuba. Esai ini membahas perbedaan antara kekuatan dan kepribadian komparatif Goku dan Vegeta dari sudut pandang psikologis.
Menurut Ota, Vegeta masih terlalu terganggu dengan keinginannya untuk berevolusi menjadi kekuatan Super Saiyan Goku, sedangkan visi universal Goku membebaskannya untuk mencapai potensi tak terbatas.
Selain itu, Ota mengklaim bahwa Vegeta terus-menerus memandang Goku sebagai musuh utama dan saingan utamanya, yang merupakan bentuk kelemahan kompetitif.