Startup diharapkan juga harus untung
Penggiat startup jangan hanya mengandalkan dukungan investor saja
Ketua Dewan Pakar Asosiasi Digital Entrepreneur Indonesia (ADEI), Handito Joewono, mengatakan jika para penggiat startup saat ini seharusnya juga memikirkan profit bagi perusahaan, tidak hanya memikirkan valuasinya saja. Tidak semua startup juga sukses dengan hanya memikirkan valuasinya saja.
"Ada satu dua perusahaan yang lari cepat dengan cara seperti itu, tapi gak semua seperti itu. Kalau kita berpikir seperti itu terus, dunia digital kita gak maju-maju. Kalau bisa seperti itu syukur alhamdulillah," ujarnya saat ditemui saat deklarasi Asosiasi Digital Entrepreneur Indonesia (ADEI) di Gedung Cyber 2, Jakarta, Senin (1/2).
-
Siapa yang memulai usaha peternakan di Jakarta Selatan? Hidup di perkotaan padat seperti Jakarta, hampir mustahil rasanya merintis usaha peternakan. Namun, hal yang tidak mungkin itu justru bisa dimentahkan oleh Abdul Latif.Dilansir dari akun youtube Naik Kelas, pria Betawi ini memilih usaha penggemukan atau peternakan sapi di Jalan Palem 2, Petukangan Utara, Jakarta Selatan.
-
Bagaimana ojek pertama kali berkembang di Jakarta? Munculnya ojek di Jakarta merupakan imbas dari dilarangnya becak dan bemo masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok sehingga orang-orang memakai sepeda untuk menawarkan jasanya.
-
Kapan Kota Tua Jakarta didirikan? Sejarah Kota Tua Jakarta berawal pada 1526, ketika Fatahillah, seorang komandan dari Kesultanan Demak, menyerang Pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan milik dari Kerajaan Pajajaran.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Siapa yang menemukan pendatang yang menjadi pemulung di Jakarta? "Ada juga yang beberapa waktu lalu ketemu ya kita pemulung segala macam. Kita kembalikan,"
-
Siapa saja yang diarak di Jakarta? Pawai Emas Timnas Indonesia Diarak Keliling Jakarta Lautan suporter mulai dari Kemenpora hingga Bundaran Hotel Indonesia. Mereka antusias mengikuti arak-arakan pemain Timnas
Kendati begitu, ia mengakui tak masalah dengan tren seperti itu. Hanya saja ia mengkhawatirkan jika tak memikirkan profit maka sebuah usaha sulit untuk berkembang dan hanya mengandalkan funding dari investor.
"Kalau menurut saya bisnis itu harus untung. Kalau mengandalkan valuasi menurut saya sih gak masalah tapi jangan menggantungkan seperti itu," kata dia.
Sementara itu, terpisah, Pendiri Kaskus Andrew Darwis juga pernah mengatakan hal serupa. Tren semacam ini, kata dia, juga menciptakan kekhawatiran tersendiri. Tidak keliru rasanya jika diibaratkan seperti dua sisi mata pisau yang bisa berdampak positif dan negatif bagi para pelaku bisnisnya.
"Tapi kalau ini gak jalan, terus mati akhirnya imbasnya orang jadi takut ya. Kalau sekarang nih, Traveloka ya bisa dibilang udah Unicorn nih, tapi kan sebenernya value itu gede tapi gak tahu bakalan profit apa gak. Ini yang sebenernya agak takut nih. Go-Jek juga iya. Valuasinya gede banget, tapi mereka kan masih subsidi. Tapi terlepas dari kekhawatiran saya itu, kalau startup memang harus seperti itu sih. Menjual mimpi," jelas Andrew saat wawancara khusus dengan Merdeka.com belum lama ini.
Meski begitu, Andrew berpendapat tak bisa dimungkiri dengan menerima investasi bisa mempercepat pertumbuhan perusahaan karena sokongan dana yang cukup besar. Traveloka dan Go-Jek misalnya, disebutkan jadi contoh startup sukses dalam memanfaatkan investasi yang diterimanya.
Baca juga:
200 Technopreneur juga harus didukung lulusan teknik
GrabTaxi kini berganti wajah jadi Grab
iDEA akui masih banyak orang takut belanja online
Glints klaim bisa atasi tantangan pengangguran kalangan muda
Mediacorp undang start-up gabung program inkubator 'Mediapreneur'
Startup Indonesia 'Bizzy' tambah bos baru jebolan Microsoft
8commerce, pemain baru di e-commerce yang fokus cari keuntungan