Sudah seminggu situs Kepolisian Federal Australia lumpuh
Penyerangan terhadap situs Polisi Federal Australia ini dilakukan oleh Hacker Anonymous Indonesia.
Situs Federal Police Australia yang beralamat di www.afp.gov.au masih lumpuh setelah seminggu yang lalu, yaitu 20 November 2013 rontok jadi sasaran serangan hacker Indonesia.
Selain itu, situs www.status.ws yang digunakan untuk mengecek apakah situs tersebut down hanya untuk pengguna tertentu saja atau semua pengakses, namun ternyata memang semua pengakses akan mendapatkan bahwa status dari situs ini adalah -1 alias server error.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Siapa saja yang melakukan serangan hacker ke negara-negara tersebut? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
-
Dimana serangan hacker paling sering terjadi? Laporan Microsoft menyatakan ada empat negara yang paling sering menghadapi serangan siber. Dilansir dari The Record, Minggu (3/12), Microsoft melaporkan bahwa dalam periode Juli 2022 hingga Juli 2023, lebih dari 120 negara mengalami lebih dari seratus serangan siber.
Sebagaimana diketahui, penyerangan terhadap situs Polisi Federal Australia ini dilakukan oleh Hacker Anonymous Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Security Down Team. belum dapat dipastikan apakah rontoknya situs ini akan berkelanjutan atau Australia akan memindahkan IP address situs ini, sehingga akan kembali normal.
Serangan para peretas muda Indonesia ke situs Polisi Federal Australia ternyata menjadi berita di beberapa media Australia. Seperti ditulis di The Age, menurut Juru Bicara dari Polisi Federal, situs www.apf.gov.au masih berfungsi ketika mereka meninggalkan kantor. "Namun ketika kamis pagi, situs sudah down. Situs kemudian diperbaiki pada pukul 8.15 waktu setempat."
Menurut Juru Bicara tersebut, AFP akan menangani serangan kepada situs-situs pemerintah secara serius. "Individu yang terlibat dalam serangan cyber ini harus tahu bahwa mereka akan terkena kasus kriminal," katanya. Meski begitu, Polisi Federal menegaskan down nya situs tidak berdampak terhadap sistem teknologi informasi dan tidak ada informasi sensitif yang ditaruh dalam website tersebut.
Setelah dalam tiga minggu terakhir peretas Indonesia terus membombardir situs-situs pemerintahan Australia seperti ASIS, ASIO, Federal Police dan terakhir National Security Australia, ancaman giliran ancaman merusak situs Indonesia datang pihak 'lawan'.
Anonymous Australia dikabarkan akan menyerang laman resmi pemerintah Indonesia seperti www.indonesia.go.id, www.kpk.go.id, www.polri.go.id, www.garuda-indonesia.com dan sejumlah situs lainnya, terutama adalah situs berita online seperti detik.com, viva.co.id maupun jejaring sosial KasKus.com.
Serangan tersebut, menurut video yang disebar dengan akun Anon Au itu, akan dilakukan kalau sekelompok peretas yang mengatasnamakan dirinya sebagai "Anonymous Indonesia" terus menyerang situs-situ Australia, baik situs pemerintahan maupun badan intelijen Australia.
Dalam video berdurasi 1:04 menit tersebut, ancaman disampaikan dalam Bahasa Inggris. Walaupun video ini disebut sudah lama beredar, namun dari situs-situs yang telah dibuat down, ada kebenaran ancaman ini dengan situs-situs Indonesia yang jatuh seperti situs maskapai Garuda Indonesia, situs Kepolisian RI, dan meski tidak down, situs KPK juga kerap diserang dan untung saja tetap kuat menahan serangan. Situs-situs lainnya memang belum disentuh, namun bukan tidak mungkin akan menjadi target berikutnya.
(mdk/nvl)