Temukan bug di Facebook, hacker ini diganjar Rp 100 juta
Bug ini sangat berbahaya bila berhasil dimanfaatkan hacker tak bertanggung jawab
Facebook adalah jejaring sosial dengan jumlah pengguna terbesar di dunia, mencapai 1,59 miliar lebih. Tak mengherankan bila Facebook menaruh keamanan data pengguna mereka sebagai prioritas nomor satu. Bug atau kesalahan di jejaring sosial itu adalah sesuatu yang 'haram'.
Oleh karena itu, baru-baru ini Facebook sampai memberikan uang hingga USD 7500 atau Rp 100 juta lebih pada seorang hacker yang telah menemukan bug berbahaya di Facebook. Hacker itu adalah Jack Whitton, dia juga bekerja sebagai konsultan keamanan cyber di Inggris.
-
Siapa saja yang menjadi korban serangan hacker? Distributor kimia asal Jerman, Brenntag SE, dilaporkan membayar uang tebusan sebesar USD4,4 juta atau Rp71,9 miliar dalam bentuk Bitcoin kepada kelompok ransomware DarkSide untuk mendapatkan dekripsi file yang dienkripsi oleh para peretas selama serangan ransomware terhadap perusahaan tersebut.
-
Apa saja jenis serangan yang dilakukan hacker? Serangan-serangan ini meliputi serangan siber yang merusak hingga yang melibatkan pemata-mataan (spionase), pencurian informasi, dan penyebaran misinformasi atau disinformasi.
-
Bagaimana cara hacker sampingan menawarkan jasanya? Salah satu contoh iklan yang ditemukan adalah seorang pengembang Python yang menawarkan layanan pembuatan chatbot VoIP, chatbot grup, chatbot AI, peretasan, dan kerangka kerja phishing dengan harga sekitar USD 30 per jam.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa yang dilakukan para hacker terhadap toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
-
Apa yang dilakukan hacker setelah berhasil meretas perusahaan? Perusahaan yang berbasis di Chicago membayar para peretas sekitar dua minggu setelah sejumlah data perusahaan dicuri, dan pejabat CNA dikunci dari jaringan mereka.
Whitton mengaku berhasil menemukan sebuah bug yang memungkinkan seorang hacker untuk mengambil alih akun pengguna. Berbahaya bukan? Untungnya Whitton langsung melaporkan bug itu pada Facebook. Tim Facebook pun sukses memperbaiki bug itu 6 jam setelahnya.
Menurut Whitton, dengan memanfaatkan bug tadi, hacker dapat menjebak pengguna Facebook untuk mengklik tautan yang sengaja dipasang di status Facebook-nya. Saat ada pengguna lain yang mengklik tautan tadi, langsung si hacker bisa mengirimkan kode untuk mengambil alih akun. Bahkan, si hacker juga bisa memasang status berisu link yang sama di akun korban agar semakin banyak korban lain terambil alih akunnya.
(mdk/bbo)