Tidak selamanya hacker bermaksud jelek
Aksi peretasan kembali terjadi. Kali ini, sang 'aktor' terkesan memiliki itikad baik dengan melakukan aksinya tersebut.
Kembali ulah usil para 'hantu dunia maya' memakan korban. Kali ini situs Polres Jakarta Selatan yang dijahili oleh peretas yang menamakan diri mereka Penjaga Mushola.
Tepatnya hari ini (01/04), situs Polres Metro Jaksel berubah tampilannya. Perubahan tersebut bukan karena pihak pengelola situs sengaja mengubahnya melainkan karena ulah jahil para peretas.
Namun, sedikit berbeda dengan apa yang pernah dilakukan oleh Wildan atau juga yang terjadi pada situs sepakbola komersil Malang, kali ini para peretas menuliskan pesan kepada pemilik situs agar lebih meningkatkan keamanan website mereka.
Bagi orang awam, mungkin akan banyak yang memukul rata bahwa aksi jahil tersebut adalah tindakan para hacker. Namun, apabila mau sedikit membuka kamus atau mencari informasi mengenai seluk beluk dunia hacker, tentunya akan mengerti bahwa ada beberapa golongan dalam dunia peretas tersebut dan yang biasa melakukan tindakan seperti itu adalah salah satu dari golongan di dunia peretas.
Mengambil contoh kasus diretasnya situs Polres Metro Jaksel ini, diperkirakan pelaku memang tidak ada niatan untuk mengambil atau merusak database website dan hanya mengubah tampilannya saja (deface).
Dengan tampilan berubah dan pesan yang disampaikan, ada itikad baik dari pelaku agar pemilik website segera meningkatkan keamanan situs mereka karena ternyata masih ada celah yang mungkin dapat disalahgunakan oleh pihak lain, tentunya dengan cara mereka sendiri.
Memang ada kala pelaku tidak membubuhkan 'kata mutiara' dan hanya mengubah tampilan saja, namun dari semua aksi defacing yang pernah ada, memunculkan satu pemikiran bahwa tidak ada yang aman di lintas internet. Selalu perbaiki celah dan perketat keamanan.