TikTok Dituduh Kirim Data Pengguna ke China
TikTok Dituduh Kirim Data Pengguna ke China
Seorang mahasiswa California menuduh dan menggugat aplikasi berbagi video TikTok karena membagikan data pribadi pengguna ke server di China, meskipun ada jaminan perusahaan bahwa mereka tidak menyimpan data pribadi di sana.
Tuduhan tersebut membuat masalah hukum TikTok di Amerika Serikat menjadi semakin rumit. Meski begitu, aplikasi tersebut tetap bisa beroperasi sepenuhnya di luar China dan telah mengembangkan basis penggemar khusus di kalangan remaja A.S.
-
Di mana TikTok tersedia? TikTok tersedia di lebih dari 150 negara dan dalam 75 bahasa, menjadikannya platform global yang dapat diakses oleh hampir semua orang di dunia.
-
Kata-kata lucu apa yang dibagikan di media sosial? Kata-Kata lucu yang dibagikan di medsos bisa menjadi hiburan bagi orang lain.
-
Siapa saja yang lebih tertarik dengan berita di TikTok dibandingkan dengan media sosial lain? Studi Pew juga menemukan bahwa konsumen berita reguler di Nextdoor, Facebook, Instagram, dan TikTok lebih cenderung adalah perempuan. Sedangkan konsumen berita reguler di Reddit, X, LinkedIn, dan YouTube milik Alphabet (GOOGL.O) lebih cenderung adalah laki-laki.
-
Kapan Instagram mengungguli TikTok? Instagram telah mengambil alih TikTok sebagai aplikasi dengan unduhan terbanyak di 2023, mengungguli popularitas aplikasi video dari Tiongkok tersebut.
-
Siapa yang kerap mengunggah kesehariannya di media sosial? Setelah menikah dengan Harvey Moeis dan memiliki 2 anak, Sandra kerap mengunggah kesehariannya di media sosial.
-
Siapa yang membuat TikTok? TikTok berasal dari Cina dan dikembangkan oleh perusahaan teknologi bernama ByteDance. Aplikasi ini awalnya diluncurkan di pasar Cina dengan nama Douyin pada September 2016, dan kemudian diluncurkan secara global sebagai TikTok pada tahun 2017.
Perusahaan sudah menghadapi penyelidikan dari keamanan nasional pemerintah A.S. atas kekhawatiran tentang penyimpanan data dan terhadap konten sensitif politik.
Gugatan itu, diajukan di Pengadilan Distrik California Utara, Rabu (4/12) lalu dan awalnya dilaporkan oleh The Daily Beast, menuduh TikTok secara diam-diam, "seperti menyedot debu dan memindahkannya ke server di China dalam jumlah besar data pribadi dan data pengguna yang dapat diidentifikasi secara pribadi."
TikTok tidak segera menanggapi komentar atas tuduhan tersebut, tetapi menyatakan bahwa ia menyimpan semua data pengguna AS tetap di Negeri Paman Sam dengan cadangan di Singapura.
Dokumen-dokumen mengidentifikasi penggugat sebagai Misty Hong, seorang mahasiswa dan warga Palo Alto, California, menyatakan telah mengunduh aplikasi TikTok pada bulan Maret atau April 2019 tetapi tidak pernah membuat akun.
Beberapa bulan kemudian, dia menuduh, bahwa TikTok telah membuat akun untuknya tanpa sepengetahuannya dan menghasilkan berkas informasi pribadi tentang dirinya, termasuk informasi biometrik yang diperoleh dari video yang dia buat tetapi tidak pernah diposting.
Menurut arsip, TikTok mentransfer data pengguna ke dua server di China - bugly.qq.com dan umeng.com - baru-baru ini pada April 2019, termasuk informasi tentang perangkat pengguna dan situs web apa pun yang dikunjungi oleh pengguna.
Bugly dimiliki oleh Tencent, perusahaan perangkat lunak seluler terbesar di China, yang juga memiliki jejaring sosial WeChat, sementara Umeng adalah bagian dari raksasa e-commerce Cina, Alibaba Group.
Dalam gugatan tersebut menyatakan bahwa kode sumber dari raksasa teknologi Cina Baidu tertanam di dalam aplikasi TikTok, seperti kode dari Igexin, sebuah layanan periklanan Cina, yang ditemukan peneliti keamanan pada tahun 2017 sehingga memungkinkan pengembang untuk menginstal spyware pada ponsel pengguna.
Dokumen hukum tidak memberikan bukti transfer data atau keberadaan kode sumber Baidu atau Igexin dalam aplikasi. Hong dan perwakilan hukumnya tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.
Reporter Magang : Roy Ridho
(mdk/idc)