Waspadalah, 5 tren kejahatan internet ini mengancam tahun 2015!
Minta tebusan via internet segera menjadi hal yang marak terjadi di 2015!
Umat manusia telah menjadi saksi kelahiran jutaan virus baru dan berbagai tindakan ilegal di internet tahun 2014. Sayangnya, ancaman tersebut tidak akan berhenti begitu saja di tahun 2015 ini.
ESET Indonesia sebagai salah satu penyedia jasa keamanan internet, mengingatkan bahwa potensi kejahatan di dunia maya masih akan terus tumbuh seiring dengan perkembangan teknologi dan gadget dunia.
-
Apa yang menjadi sasaran utama hacker dalam serangan siber terkait pemilu? Laporan dari Pusat Keamanan Siber Kanada ungkapkan bahwa serangan siber yang menargetkan pemilihan umum (pemilu) telah meningkat di seluruh dunia.
-
Apa yang dilakukan para hacker terhadap toko penjara? Para peretas memanipulasi daftar harga di toko penjara, menurunkan harga barang menjadi jauh di bawah nilai normalnya.
-
Bagaimana cara hacker melakukan serangan? Tahun ini, fokus serangan beralih dari penghancuran atau keuntungan finansial melalui ransomware ke upaya pencurian informasi, pemantauan komunikasi, dan manipulasi informasi.
-
Apa itu yang dimaksud dengan penetrasi internet? Penetrasi internet yang tinggi di negara-negara tersebut menunjukkan perkembangan teknologi dan aksesibilitas yang semakin meningkat, meskipun ada variasi dalam jumlah pengguna berdasarkan populasi total.
-
Siapa hacker yang pernah meretas komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat? Jonathan James (c0mrade)Jonathan James merupakan hacker remaja pertama yang pernah ditangkap karena kejahatan siber di Amerika Serikat. Saat ia berusia 15 tahun, di tahun 1999, James pernah melakukan peretasan ke dalam komputer Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Dengan aksinya itu, James berhasil mendapat akses ke lebih dari 3.000 pesan dari pegawai pemerintah, kata sandi, dan berbagai data sensitif lainnya.
-
Bagaimana cara hacker bisa meretas satelit? Diungkapkannya, celah ini memungkinkan hacker jahat bisa dengan begitu mudah meretas satelit dengan menggunakan peralatan yang tersedia di pasaran.
Celakanya, dampak dari perkembangan kejahatan dunia maya di tahun 2015 dapat memberikan dampak fatal bagi netizen. Sebut saja kerugian waktu, hilangnya peluang bisnis, dan tercemarnya reputasi seperti yang terjadi pada Sony Pictures saat diserang oleh hacker 'Guardian of Peace'.
Berikut adalah lima tren kejahatan internet yang diprediksi oleh ESET akan booming di tahun 2015.
Serangan APT
APT atau Advanced Persistent Threats adalah serangan internet yang dijalankan secara spesifik atau fokus pada target tertentu. Bahayanya, serangan APT cenderung bertahan di sistem dalam waktu yang lama dan tidak disadari kehadirannya.
Metode APT biasanya menggunakan teknik social engineering (pengumpulan infomasi sebelum hacking) atau Zero Days eksploit. Situs APTnotes melaporkan bila serangan APT meningkat beberapa tahun belakangan, dari tiga serangan tahun 2010 menjadi 53 serangan di tahun 2014.
Sistem pembayaran online
Dengan semakin berkembangnya iklim eCommerce Indonesia, serangan terhadap sistem pembayaran online via internet masih sangat menggiurkan bagi penjahat.
Jumlah transaksi dan peningkatan pelaku di bidang eCommerce turut memicu lahirnya kejahatan baru di sektor pembayaran online. Terlebih saat ini, metode online payment telah terintegrasi dengan online banking dan gadget mobile, yang menyebabkan kegiatan hacking untuk mendapat uang 'haram' lebih menarik.
Point of sales (PoS) system
ESET mendeteksi kehadiran dari worm Win32/BrutPOS pada PoS System yang mampu melakukan overused password untuk bisa masuk ke Remote Desktop Protocol pengguna. Serangan PoS diprediksi akan terus meningkat di tahun 2015.
Salah satu serangan PoS yang cukup menggemparkan adalah serangan pada retailer online Home Depot yang mengakibatkan 56 juta data pengguna terekspos di dunia maya.
Bitcoin, ransomeware, dan malware
Bitcoin telah dinyatakan sebagai mata uang dengan penurunan nilai paling ekstrim di tahun 2014 akibat banyaknya serangan yang dilancarkan untuk mencurinya. Nah, Bitcoin akan tetap menjadi sasaran utama hacker di tahun 2015.
Bahkan, hacker kemungkinan besar akan memakainya untuk mendapatkan tebusan berkedok serangan ransomware. Hacker dipercaya juga akan terus mengembangkan tipe malware yang semakin sulit dideteksi dan dibunuh agar rencana mereka dapat berjalan mulus.
Pada July 2014, para peneliti ESET menerbitkan analisis tentang ransomware di Android, sekaligus merupakan Ransomware yang mengenkripsi file pertama di Android. Di sebuah forum diskusi âCybercrime 2020â di Goeorgetown University dinyatakan Ransomware akan menjadi consumer cybercrime masa depan.
Perangkat digital
Internet of Things yang menjadi tonggak penggunaan internet di berbagai lemen kehidupan manusia mulai dilirik penjahat dunia maya untuk melancarkan aksi-aksi ilegal mereka. Tidak hanya gadget, berbagai perangkat rumah tangga yang sudah terkoneksi internet dapat dimanfaatkan sebagai jalur belakang untuk menyerang target.
Untungnya, ESET memprediksi bila serangan terhadap perangkat rumah tangga berteknologi digital belum akan sampai di frekuansi yang masif dan belum bertujuan untuk motif ekonomi. Tetapi, tetap waspada terhadap pola serangan ini adalah langkah paling tepat agar kita tidak mengalami penjarahan data bisnis atau bahkan uang via dunia maya.
(mdk/bbo)