Wow, baterai nuklir ini mampu buat smartphone hidup selamanya
Baterai nuklir ini diklaim tidak mengeluarkan radiasi gamma sama sekali
Sebelumnya, pemanfaatan tenaga nuklir lebih sering terjadi di reaktor-reaktor raksasa, tapi kini dua orang peneliti asal Universitas Missouri, Amerika, akan membawa nuklir ke dalam smartphone Anda.
Baek Kim dan Jae Kwon telah berhasil mengembangkan sebuah baterai super yang mampu bertahan hidup tanpa kehabisan daya hingga puluhan tahun bahkan lebih. Rahasia dari tenaga tidak terbatas tersebut adalah pemakaian proses reaksi kimia yang disebut 'betavoltaic'.
-
Apa yang dimaksud dengan perkembangan teknologi? Perkembangan teknologi adalah fenomena yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia. Teknologi telah mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi satu sama lain.
-
Apa saja jenis-jenis teknologi yang dibahas dalam konteks? Teknologi dapat didefinisikan sebagai penerapan pengetahuan dan keterampilan untuk menciptakan produk atau proses yang bermanfaat bagi manusia.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Apa yang diluncurkan oleh Fakultas Teknik UGM? "Tentunya pesawat tanpa awak ini bisa diaplikasikan ke banyak hal. BPBD salah satunya yang akan memanfaatkannya karena pesawat ini bisa memantau bila telah terjadi bencana, misalnya gempa bumi," kata Dekat Fakultas Teknik UGM Prof. Selo pada Rabu (3/9).
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
Tidak seperti yang dibayangkan, baterai ini tidak membawa sebuah reaktor nuklir mini di dalamnya. Baterai nuklir tersebut tetap terlihat ramping dengan ketebalan beberapa milimeter saja karena masih mengusung konsep baterai sel surya biasa yang menggunakan proses elektik 'photovoltaic', Extreme Tech (19/09).
Bedanya, baterai sel surya menghasilkan energi listrik yang dihasilkan oleh partikel cahaya, di sisi lain baterai nuklir memanfaatkan radiasi beta (elektron dengan energi besar) untuk menghasilkan muatan listrik yang berasal dari zat 'nuklir' strontium-90. Zat radioaktif tersebut memiliki keunggulan tersendiri seperti tidak menghasilkan radiasi gamma yang terkenal sangat berbahaya. Alhasil, radiasi dari strontium-90 lebih mudah dikendalikan.
Keuntungan lain dari baterai betavoltaic adalah desainnya yang mirip dengan baterai sel surya sehingga di masa depan dapat lebih disesuaikan untuk dibenamkan pada perangkat mobile, seperti smartphone atau tablet. Inovasi peneliti dengan menambahkan air pada baterai nuklir tersebut diklaim dapat meningkatkan masa pakai karena air mampu menyerap sebagian besar radiasi beta.
Untuk beberapa waktu ke depan, baterai nuklir tersebut masih akan dipakai oleh pihak militer serta badan antariksa dunia. Sedangkan untuk pemakaian di smartphone sepertinya memerlukan penelitian lebih lanjut. Sebab, meski dapat membuat smartphone hidup hingga 30 tahun lebih, baterai jenis ini tetap lah mengeluarkan radiasi yang dapat menimbulkan kanker.