Keindahan Kota Maba, Daerah Perlintasan Gerhana Terlama
Kota Maba yang terletak di Halmahera Timur akan menjadi daerah yang paling lama mengalami gerhana matahari total.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) telah merilis 12 provinsi yang bakal dilintasi Gerhana Matahari Total (GMT) pada 9 maret mendatang.
-
Bagaimana proses terjadinya Gerhana Matahari Total? Gerhana matahari total terjadi saat matahari, bulan, dan bumi terletak dalam satu garis lurus. Posisi ini didapatkan tidak lain karena bumi dan bulan sama-sama berputar melakukan revolusi mengelilingi matahari. Kemudian pada waktu tertentu, baik bumi maupun bulan akan menempati posisi orbit yang sejajar hingga membentuk garis lurus. Setelah menempati posisi garis lurus, bagian belakang bulan yang tidak terkena sinar matahari akan membentuk bayangan sendiri, yaitu bayangan inti (umbra) dan bayangan samar-samar (penumbra).
-
Apa yang terjadi saat gerhana matahari total? Gerhana matahari total merupakan fenomena alam yang memukau, di mana bulan sepenuhnya menutupi matahari, menciptakan momen singkat ketika siang menjadi malam.
-
Apa penyebab Gerhana Matahari Total? Gerhana matahari total merupakan fenomena yang terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi berada dalam satu garis lurus. Di sini seluruh bagian matahari akan tertutup dengan bayangan bulan. Sehingga cahaya matahari akan menghilang secara total selama beberapa waktu. Dalam kondisi ini, bumi akan mengalami suasana yang gelap seperti malam hari.
-
Kapan Gerhana Matahari Total akan terjadi? Bumi akan mengalami kembali fenomena gerhana matahari total pada tanggal 8 April 2024 mendatang.
-
Dimana gerhana matahari total 2024 akan melewati? Jalur gerhana ini akan melintasi Amerika Utara, melewati Meksiko, Amerika Serikat, dan Kanada.
-
Di mana bayangan bulan saat Gerhana Matahari Total jatuh di permukaan bumi? Kemudian, bayangan umbra dan penumbra akan mengenai permukaan bumi. Di sini, bagian permukaan bumi yang terkena bayangan umbra maka akan mendapatkan fenomena gerhana matahari total. Sedangkan pada permukaan bumi yang terkena penumbra hanya mengalami gerhana matahari sebagian.
Dimulai dari Bengkulu, Bangka Belitung, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.
Dijelaskan kepala LAPAN, Thomas Djamaludin, Maba yang terletak di Halmahera Timur akan menjadi daerah yang paling lama mengalami gerhana matahari total. Sehingga banyak ilmuwan dunia yang tertarik untuk mengunjungi daerah di Maluku Utara tersebut pada saat GMT berlangsung.
"Gerhana terjadi paling lama di Maba selama 3 menit 17 detik," ungkap Thomas di kawasan Thamrin, Jakarta, kemarin.
Ditambahkan Gubernur Maluku Utara, Abdul Ghani Kasuba, perjalanan menuju Maba dapat ditempuh dengan perjalanan udara selama 28 menit. Maskapai Wings Air telah memiliki jadwal penerbangan setiap hari dari Ternate ke Buli.
"Kalau perjalanan darat menggunakan mobil itu sekitar dua-tiga jam," imbuhnya.
Sebagai salah satu daerah yang akan menerima banyak kunjungan wisatawan, Maba memiliki banyak potensi alam yang luar biasa. Secara geografis, kota ini terletak di hadapan garis pantai yang menghadap langsung ke lautan Pasifik.
Selain itu, kota ini juga dilewati oleh garis tengah jalur totalitas gerhana sehingga ditetapkan sebagai tempat paling ideal dan strategis untuk melakukan penelitian.
Bercocok tanam menjadi mata pencaharian utama penduduk setempat. Kondisi alam yang masih alami, membuat sepanjang perjalanan menuju Maba menjadi sangat indah. Akan terlihat pemandangan bunga anggrek ungu yang berderet sepanjang jalan melewati Subaim.
Bagi wisatawan yang berkunjung ke Maba, wajib mengunjungi Pulau Plun. Pulau ini berada di antara Pulau Mia dan Pulau Lewi yang memiliki spot-spot terbaik untuk diving (menyelam). Perjalanan dari Maba ke Pulau Plun dapat ditempuh dengan menaiki speed boat sekitar 30 menit.
Setibanya di Pulau Plun, wisatawan akan disambut dengan hamparan pasir putih dan hutan yang dihuni oleh kelelawar dan burung maleo. Ditambah dengan curah hujan rendah dan cuaca cerah, menjadikan Pulau Plun sangat tepat untuk menikmati liburan.
Akomodasi di Pulau Plun pun sudah siap menyambut wisatawan yang datang berkunjung. Hingga saat ini sudah tersedia lima bungalow dengan 10 kamar.
Sementara di kota Maba sendiri, belum banyak penginapan yang sekelas dengan hotel. Listrik atau penerangan pun masih terbatas. Listrik di kota ini biasa dimatikan mulai jam 06.00 pagi hingga pukul 18.00 waktu setempat. Ditambah dengan sinyal jaringan komunikasi yang belum memadai.
Meski begitu, hal tersebut tak mengurangi keunikan kota Maba sebagai tujuan favorit wisatawan terlebih saat terjadi gerhana matahari nanti.
(mdk/dream)