Sekolah Pagesangan Gunungkidul, Belajar dan Berdaya dari Desa
Selain buku dan alat tulis, cangkul menjadi alat belajar mereka. Ya, Sekolah Pagesangan memilih tema belajar bertani sebagai muatan proses belajar. Tak diajari layaknya sekolah formal, mereka lebih banyak belajar mengenal lingkungan sekitarnya. Diajari cara bertani dan berkebun. Untuk meregenerasi para petani.
Bersentuhan dengan tanah sudah menjadi kegiatan yang biasa di Sekolah Pagesangan. Berlari ke kebun menanam ubi, jagung. Mengeruk tanah kemudian menutup kembali dan menunggu tumbuh. Sekolah Pagesangan yang berada di Dusun Wintaos, Desa Girimulya, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta ini memang berbeda dengan sekolah formal pada umumnya.
Selain buku dan alat tulis, cangkul menjadi alat belajar mereka. Ya, Sekolah Pagesangan memilih tema belajar bertani sebagai muatan proses belajar. Membangun proses pendidikan kontekstual dengan situasi budaya setempat. Mengingat bertani merupakan bagian yang mengakar kuat dari kebudayaan di Girimulya, Panggang
-
Apa yang dimaksud dengan pantun edukasi? Pantun edukasi dapat menjadi sebuah nasihat berharga baik anak yang masih menempuh pendidikan sekolah.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Kapan kata penutup pidato penting? Seperti diketahui, bahwa ragam acara seperti seminar, perpisahan, pernikahan hingga acara formal lain membutuhkan sebuah penutup pidato yang penuh kesan yang membuat seluruh rangkaian acara berkesan.
-
Kapan sidang perdana PHPU untuk Anies-Cak Imin? Pasangan calon nomor urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, Timnas AMIN, serta Tim Hukum hadir dalam sidang perdana perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2024 Mahkamah Konstitusi hari ini, Rabu (27/3).
-
Apa itu petir? Secara proses, petir merupakan peristiwa pelepasan listrik yang ditimbulkan lantaran ketidakseimbangan badai awan dan permukaan Bumi.
Tak diajari layaknya sekolah formal, mereka lebih banyak belajar mengenal lingkungan sekitarnya. Mereka diajari cara bertani dan berkebun, wirausaha, permainan tradisional dan lain-lain.
©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas Prakoso
Tak hanya belajar menanam, Sekolah Pagesangan atau yang biasa disebut SP ini juga belajar memproduksi dan menjual makanan siap santap olahan dari kebun.
Suara anak-anak terdengar riang di gubug kecil bambu ini. Kali ini, anak-anak belajar mengolah makanan dari singkong. Tangannya sibuk memarut bahan baku utama, sesekali bercanda bersama kawannya.
Nantinya, hasil olahan tanaman di Sekolah Pagesangan akan dijual. Dari nasi tiwul, tepung gaplek, kripik singkong dan sederat makanan lainnya. Anak-anak di SP ini memang diajak untuk wirausaha. Karena kewirausahaan menjadi salah satu cara dan strategi keluar dari kemiskinan.
©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas Prakoso
"Jiwaligung Totoli Totoli Gung, Jebreeet" bunyi anak-anak serentak. Lirik lagu ini mengalun pelan dari bilik dinding yang terbuat dari bambu. Suasana kebersamaan memang terasa kental di Sekolah Pagesangan ini.
Selain belajar bertani, berwirausaha sekolah ini juga mengenalkan kembali permainan tradisional yang perlahan mulai punah tergeser zaman. Seperti permainan yang satu ini bernama Jiwaligung / Jiwalugong. Bermain lompatan tanpa menyentuh kaki pemain lawan, mereka yang mampu menjadi pemenang.
Tanpa gawai, keceriaan mereka terpancar jelas. Sekolah Pagesangan ini turut melestarikan permainan tradisional dan menanamkan kembali makna kebersamaan.
©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas Prakoso
Komunitas yang ada sejak 2009 ini berdiri dari kekhawatiran Diah Widuretno. Banyak pemuda desa yang meninggalkan desa dan menyambung hidup di kota. Sekolah Pagesangan pun mencoba menahan laju urbanisasi agar ada regenerasi petani di Gunungkidul.
Wanita alumni Institut Pertanian Bogor ini tak sendiri bersama relawan ia mengajar di Sekolah Pagesangan. Dedikasinya penuh, tak ada honor dalam kegiatan ini. Tetapi cita-citanya tetap utuh, menginginkan masyarakat Wintaos bisa berdaya dari desanya.
©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas Prakoso
Tak hanya anak-anak, proses belajar di Sekolah Pagesangan juga diikuti oleh remaja, ibu-ibu sampai bapak-bapak. Kelompok remaja kegiatan belajar kebanggaan menjadi anak desa, serta belajar mandiri dan bertanggung jawab. Kelompok ibu-ibu mengolah hasil panen dan kelompok bapak-bapak belajar budidaya pertanian organik.
Tidak ada batasan usia, gender, status sosial dan tempat tinggal. Siapapun boleh dan bisa bergabung menjadi anggota dan belajar di sana. Sekolah Pagesangan membuka pintu lebar-lebar untuk orang yang mau belajar.
Sesuai dengan namanya 'Gesang' yang berati hidup. Sekolah Pagesangan bak sekolah kehidupan. Menyadarkan warga dusun Wintaos bisa berdaya tanpa harus meninggalkan desa.